Negeri dan Penyamun
sastrapuna.com - Muklis Puna
Dari
Sabang
sampai Meuroke
Penyamun berdiri di jalan negeri
Menatap tajam mengintai di kelengahan
Tangan menyambar isi dompet di pinggang ibu pertiwi
Fatwa-Fatwa haram mengotori langit
Menatap tajam mengintai di kelengahan
Tangan menyambar isi dompet di pinggang ibu pertiwi
Fatwa-Fatwa haram mengotori langit
Mengangkang di atas kursi melingkar
Mencabut lembaran dalam tabungan negara
Laporan bermantera setan tinggi menjulang
Studi banding ke pejuru jagad,
Entah apa yang dibandingkan,
Entah untuk apa disandingkan
Mencabut lembaran dalam tabungan negara
Laporan bermantera setan tinggi menjulang
Entah untuk apa disandingkan
Dari Sabang sampai Meuroke berderet
gubug para jelata
Matanya silau disorot lampu Mercedezs
Jagunnya naik turun menelan ludah
Aroma wangi membongkar pelepah gubug
Jagunnya naik turun menelan ludah
Maling- maling berkonspirasi dengan maling
Ketika salah berfatwa, lalu mengadu pada iblis
Ketika banjir menggotong gubug
Maling-maling menyisihkan secuil duit
Ketika hukum mengaum pasal,
Hartanya ditutup jubah munafik
Maling-maling menyisihkan secuil duit
Ketika hukum mengaum pasal,
Hartanya ditutup jubah munafik
Dari Sabang sampai Meuroke
Penyamun berdesak- sesak mengembosi negeri
Merampok di balik blangkon
Aspal, semen, pasir, besi dan rel kereta disantap bagai sagu
Mereka juga minum pertamak,
Rasa haus diusir dengan premium dan pertalite
Penyamun berdesak- sesak mengembosi negeri
Merampok di balik blangkon
Aspal, semen, pasir, besi dan rel kereta disantap bagai sagu
Rasa haus diusir dengan premium dan pertalite
Dari Sabang sampai Meuroke berjajar maling- maling
Sambung -menyambung berketurunan,
hingga korupsi menjadi langgeng
Lhokseumawe, 23 Februari 2022
0 Komentar