Di Pinggang Sepi

Di Pinggang Sepi

 

Di Pinggang Sepi

sastrapuna.com - Mukhlis Puna

Malam ini di pinggang sepi
Aku menghitung debu yang pulas di jendela
Warna putih tersamar dalam kabut
Roda terus menggulir waktu
Berjalan bagai kilat menjilat malam

Nafsu semakin agresif menebar angin
Suara langit telah lama menjauh
Aku lelap dibelai cerita semu
Noda - noda hitam mulai bersekutu
Bulan menutup diri
Cahaya bungkam

Aku terdiam di ruang tunggu
Bulan terlelap dalam pangkuan
Senja merambat menjemput malam
Dadaku telanjang
Jiwaku meradang
Tenggorokan kerontang
Harapan meronta-ronta
Aku diam dalam tatapan
Keringat mengurat cerita
Cermin memantul kisah

Di sini...
Di tengah riuh-resah antara debu dan air mata
Dunia diumbar telanjangkan syahwat
Bulir -bulir bening mengupas bola mata
Aku terjebak antara dua kutub

Malam ini di pinggang sepi aku diadili
Oleh rasa yang menabuh iri
Oleh cinta yang kekal tak bertepi
Oleh jiwa mengaduh pilu
Oleh nafsu mengangkang dunia
Oleh tangan berkacak pinggang
Menopang langit, menantang matahari

Malam semakin mengerucut
Debu- debu menumpuk di jendela
Tadi pagi kulihat angin kembali ke lembah
Dadaku sesak, perseteruan berkecamuk
Rongga dada berdegup dihantam kekalutan
Lhokseumawe, 26 Juli 2022


Tag : Puisi


Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar