Kepada Serdadu Lusuh

Kepada Serdadu Lusuh

Kepada Serdadu Lusuh

sastrapuna.com - Muklis Puna

Kutulis sajak ini 
ketika  seragam kusammu menguap mesiu
Barisan kisah berjejer di khatulistiwa, 
alur cerita penuh terjal dan bercadas
Matahari menyalak di sanubarimu, 
berjibaku dengan waktu demi idealisme yang terpasung dalam dada
Kau usung angan dalam pangkuan menuju masa dalam pusara jiwa

Deretan bukit barisan saksi bisu  kepiluanmu
Pada pinggang -pinggang malam 
kau merebah dalam duka
Potongan jiwa kau sandarkan pada bulan  di kubangan malam


Kutulis sajak ini
ketika angin gunung berganti haluan
 Mengusir kabut, doyong berderak derak
Engkau berjingrak -jingkrak pada pagi  bulan Mei
Ransel kumuh, perisai hidup, peluru  rindu mengirim pesan pada belahan jiwa

Kutulis sajak ini 
ketika.kota makin gempita di malam buta
Orang- orang mulai mengusir takut, 
mengupas kekalutan
Siang tak lagi bergantung  matahari
Malam.tak jua berpedoman bulan
Hari-hari semakin garang,
para serdadu pulang ke.kandang, Kau tak.lagi meradang

Kutulis sajak ini,
ketika derita menukar cerita
Burung -burung kondor datang dari pelosok jagad,
Rembulan menggantikan matahari,
bintang - bintang redup dikulum mendung
Engkau masih bersimpuh di hamparan duka  

Kudekati kau dalam harap penuh tanya
Kenapa jalanmu masih berliku ?
"Pada sepuluh kaki bulan mengeja matahari, Aku tetap menanti potongan cahaya lewat lorong lorang kabut "

Kutulis sajak ini 
ketika seragam lusuhmu.masih menguap mesiu


Lhokseumawe, 1 September 2019

Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar