Kisah Kampung Thaif

Kisah Kampung Thaif

 

Kampung Taif 

Kisah Kampung Thaif

Muklis Puna


Perjalanan menuju Thaif 
ditempuh  empat kali putaran bumi
Bersama  sahabat  menyusur  kawah berdebu
Busuran api mengupas peluh 
dari tubuhi -tubuh suci
Perjuangan menuju Thaif menebar  perintah  Ilahi disambut  batu dan kerikil


Ya Rasulullah  kekasih Allah...!
Satu purnama Kau  dikupas duka  di  negeri Thaif
Wajah- wajah bebal Kau sapa dalam  kasih
Senyum merekah menyulam kasih 
Tak peduli Yahudi , Nasrani dan Majusi
Sepasang bulan sabit menebar keikhlasan

Baca Juga: Udara Terbakar

Perjalanan menuju Thaif  
menegakkan  janji Ilahi
Setiap bersua  Kau  tawarkan nikmat  iman menuju surga
Perjuangan menegakkan La Ilahaillallah tak semulus harapan
Cacian berbalut murka menampar telinga


Suatu pagi....
Ketika ujung kaki mencium tanah Thaif
Seperti  kilat disambut petir, 
kaum kafir  melingkar barisan
Pagar betis melintang  langkah, 
Dendam diasah tajam merejam 


Laksana serdadu beradu mata di Medan laga 
Jiwa - jiwa  kemarau iman menerjang batas
Tangan menggenggam batu  dan kerikil 
Sorot mata mencari sasaran murka
Rasulullah kekasih Allah dikurung 
dalam amarah
Batu -batu  terbang menghujam 
wajah suci kekasih Allah


Di tengah amukan bara membakar  dendam
Penghulu alam  menyulam kata
" Jika kalian menolak, biarkan aku pergi,” 
Gayung tak pernah bersambut. 
Batu-batu terus melumat tubuh sang Nabi 
Mendung  meludah batu di langit Thaif


Hari pun gelap, malam  matahari pulang ke sarang
Bulan bermuram durja, langit seakan runtuh
Rasulullah lolos dari amukan Thaif
Lapar mendera,
Dahaga menguras tenggorokan
Tubuh suci  penuh luka
Kepala lebam bersimbah duka
Sedih mengurat cerita

Harapan terpancar di wajah
Hatinya seputih kapas 
Dendam digiring ke lembah- lembah


Tiba- tiba Jibril membisikkan penawar duka
"Wahai Rasulullah kekasih Allah! 
 Seandainya Engkau mau?
Gunung Uhud ini Ku campakkan
 di wajah para durjana. 

Mendengar bisikan Jibril
Tubuh sang Nabi gemetar, 
kesedihan mendera 
Semangat menebarkan Lailahaillallah membara.

Dengan wajah penuh duka,
Jasad melemah
"Wahai Jibril ...!
Mereka belum tau
Akulah Rasulullah utusan Allah "

Perjalanan menuju Taif penuh lara 
Jalan terjal penuh duri telah kau tapaki 
Hari ini Kami mengenang kisah -Mu wahai Rasulullah

Lhokseumawe, 29 Oktober 2022

Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar