Udara Terbakar

Udara Terbakar



Udara Terbakar 

Muklis Puna

Udara panas beringas menguap 
Temperatur mematri kulit wajah
Suara berpolusi mengumbar perang
Ghibah memburu mangsa
Kotak- kotak bergumam dalam genggam

Hmm....
Aku keluar kotak 
Kubiarkan suara berselingkuh
Niatku sangkut di tenggorokan
Jalanan penuh panji dan janji
Pelangi hinggap di pohon dan menara
Para tengkulak menjual kertas bergambar


Hmm.....
Semakin ke ujung meluah jurang 
Suara- suara diraut halus dan mengkilap
Aku berdiri di ruang waktu 
Berlindung di balik topi hitam
Merunduk sambil menghitung resah

Hmm...
Udara panas menghadang 
Mengasah otak dalam teka- teki negeri
Badai merebut haluan di tengah pergantian musim
Gelombang pasang menghantam daratan
Nelayan bimbang  dibawa arus
Tersesat di tengah himpitan badai


Hmm....
Pasang tak lagi bergantung bulan
Gelombang tak lagi mengusap pantai
Semakin ke tepi malah menjulang
Burung camar mematuk buih di atas gelombang
Air semakin keruh, sungai -sungai  memikul resah

Hmm...
Udara semakin panas
Dendam menikung di simpang jalam
Pasar pasar sepi, penjual obat beraksi
Nasi bungkus jadi idola
Kaos-kaos bergambar menyasar desa


Hmm..... 


Lhokseumawe, 29 Oktober 2022

Berita Terkait

Posting Komentar

2 Komentar