Muklis Puna
Bulan perlahan mengambang
Seperti sabit meyabit malam
Merangkak menapaki purnama
Seribu bulan membenam dalam dada
Seperti sabit meyabit malam
Merangkak menapaki purnama
Seribu bulan membenam dalam dada
Di ujung lorong pengab Aku berbenah
Malam berpeluh mendendang lantunan langit
Bidang dada kerontang tenggelam dalam zikir
Lubang hitam menghadang telapak mungil
Malam berpeluh mendendang lantunan langit
Bidang dada kerontang tenggelam dalam zikir
Lubang hitam menghadang telapak mungil
Lalu- lalang, melintang malaikat memikul amal
Berlipat -lipat digantung di kandil aras
Matahari terlalu cepat mengulum -malam
Aku tertatih melepas kerinduan
Berlipat -lipat digantung di kandil aras
Matahari terlalu cepat mengulum -malam
Aku tertatih melepas kerinduan
Baca Juga:Kau
Wahai bulan sejuta Rahmat
Peluk Aku dalam lembaran cahaya-Mu
Sinari Aku dalam kasih tak bermalam
Kupas segala noda merasuk jiwa,
Satukan kembali wajah yang'terbelah
Peluk Aku dalam lembaran cahaya-Mu
Sinari Aku dalam kasih tak bermalam
Kupas segala noda merasuk jiwa,
Satukan kembali wajah yang'terbelah
Wahai bulan idola umat
Dua belas purnama kau merambat
Aku belum sempat berbenah
Dua belas purnama kau merambat
Aku belum sempat berbenah
Lhokseumawe,24 Maret 2023
0 Komentar