Muklis Puna
Kemarin .....
Kujejali terompah ini
Pada lorong - lorong sunyi
Di antara pohon-pohon besi menyapa
Di sela -sela pengangguran berdasi
Dengan kopiah dan peci penuh harap
Pada lorong - lorong sunyi
Di antara pohon-pohon besi menyapa
Di sela -sela pengangguran berdasi
Dengan kopiah dan peci penuh harap
Kusapa satu dua di antara gerombolan suara
Mantera- mantera dibalut sesajen kepentingan
Penari politik dari ragam sosial berkelakar
Menjual kata bebas sebebas menebas
Bebas antrean minyak subsidi
Bebas berjejer menunggu tabung tiga kilo
Bebas bermalam mengarungi selat
Bebas beras asli karena ada yang plastik
Bebas diretas sosial media
Berjuta bebas diecer di depan suara parau
Mantera- mantera dibalut sesajen kepentingan
Penari politik dari ragam sosial berkelakar
Menjual kata bebas sebebas menebas
Bebas antrean minyak subsidi
Bebas berjejer menunggu tabung tiga kilo
Bebas bermalam mengarungi selat
Bebas beras asli karena ada yang plastik
Bebas diretas sosial media
Berjuta bebas diecer di depan suara parau
Kemarin...
Ada nyanyian mewah tentang
tentang kesehatan, dan pendidikan
tentang Kesejahteraan berbaju palsu
tentang kesehatan tak menyehatkan
tentang pendidikan tak mendidik
Baca Juga:Jua Indonesia, Resahmu Resahku Jua
Hembusan merdeka membelai raga
merdeka tak sekolah
merdeka tak belajar
merdeka tak berseragam
merdeka tak berpendidikan
merdeka tak sekolah
merdeka tak belajar
merdeka tak berseragam
merdeka tak berpendidikan
Kemarin...
Kudengar ocehan ibu muda berseragam kumal
Di bawah spanduk konstentan melagukan kehidupan
Tentang rumah dalam kantong kresek
Tentang hujan menjahit malam
Tentang matahari mengumbar panas
Tentang bulan menginap di balik jembatan
Kemarin...
Penari politik menebar jaring
Menjerat suara di ujung lidah
Menebar aroma semu
Dalam peluk dan penuh harap
Penari politik menebar jaring
Menjerat suara di ujung lidah
Menebar aroma semu
Dalam peluk dan penuh harap
Lhokseumawe, 28 Februari 2023
0 Komentar