Muklis Puna
Kemarin kita berjalan di paruh waktu,
Mencari wajah yang hilang seketika,
Kulihat ada mendung bergantung di mata mu
Kepercayaan ku sematkan pada hitam diantara putih
Suaraku serak, Ketika Kau ku papah dalam penantian
Mencari wajah yang hilang seketika,
Kulihat ada mendung bergantung di mata mu
Kepercayaan ku sematkan pada hitam diantara putih
Suaraku serak, Ketika Kau ku papah dalam penantian
Wajahmu bagai bulan dikulum kabut
Kudekap erat dalam kepiluan
Tapi titian aksara mencurangi hidup
Tangga nada bertaburan kisah merindu
Angin gunung merambat dalam nasib
Kudekap erat dalam kepiluan
Tapi titian aksara mencurangi hidup
Tangga nada bertaburan kisah merindu
Angin gunung merambat dalam nasib
Purnamaku...!
Kenapa kabut belum bertandang di langit kita
Kenapa pasang menguap di laut tenang
Kenapa camar terbang menukik ,
Menghujam hulu jantung kenangan
Kenapa pasang menguap di laut tenang
Kenapa camar terbang menukik ,
Menghujam hulu jantung kenangan
Purnamaku ....!
Suaramu parau mendesah kisah
Panggilan manja tlah merisaukan jiwa
Bibirmu menyulam duka mengupas keringat
Kau mendayu dalam duka berbalut rindu
Panggilan manja tlah merisaukan jiwa
Bibirmu menyulam duka mengupas keringat
Kau mendayu dalam duka berbalut rindu
Purnamaku...!
Semangat baja menunggang hidup Bersenyawa dalam dada
Jiwamu tenang melangkah di atas kanvas berduri
Jiwamu tenang melangkah di atas kanvas berduri
Purnamaku..!
Apakah lintasan langit masih mengizinkan kita mengorbit
Sidik jari sudah tampak kabur pada buku abu -abu
Dentingan bumi mengusik rotasi waktu
Sidik jari sudah tampak kabur pada buku abu -abu
Dentingan bumi mengusik rotasi waktu
Lhokseumawe, Juni 2023
0 Komentar