Oleh: Yulianti Idris
Semilir angin berhembus manja
Ada titik air menyertainya
Hujan turun lagi
Membasahi bumi
Rahmat dari yang Kuasa
Begitu indah irama titik hujan
Semerdu nyanyian biduan malam
Ada titik air menyertainya
Hujan turun lagi
Membasahi bumi
Rahmat dari yang Kuasa
Begitu indah irama titik hujan
Semerdu nyanyian biduan malam
Tapi tak lagi kini
Nyanyian hujan bersenandung pilu
Karena ulah mu
Ya..!
Karena ulah kita
Bumi menangis...
Tak tau harus mengadu kepada siapa
Kepada sesama?
Percuma!
Nyanyian hujan bersenandung pilu
Karena ulah mu
Ya..!
Karena ulah kita
Bumi menangis...
Tak tau harus mengadu kepada siapa
Kepada sesama?
Percuma!
Baca Juga:Munajadku di Tanggal Cantik
Kini tak kudengar lagi senandung hujan, selain tangis kepiluan
Nyanyian hujan kini hilang
Berganti kemarau
Pernahkah kau bertanya kenapa?
Karena ulah kita
Nyanyian hujan kini hilang
Berganti kemarau
Pernahkah kau bertanya kenapa?
Karena ulah kita
Senandung hujan tak semerdu dulu
Kini bersahutan dengan tangis kepiluan
Karena bencana melanda
Kini bersahutan dengan tangis kepiluan
Karena bencana melanda
Ini salah siapa?
Tak bisakah Kau menjawabnya?
Kau hanya bisa diam seribu bahasa
Tak bisakah Kau menjawabnya?
Kau hanya bisa diam seribu bahasa
Tak mampu berkata-kata
Tak ada lagi suara hujan.
Berganti rintihan burung
yang kehilangan tempat bersenandung.
Tak ada lagi suara hujan.
Berganti rintihan burung
yang kehilangan tempat bersenandung.
Kini hanya gersang yang kutemukan.
Kemarau melanda
Kemanakah senandung hujan
Aku rindu..!
Kemarau melanda
Kemanakah senandung hujan
Aku rindu..!
Lhokseumawe, 9 September 2023
0 Komentar