Yulianti Idris
Siang itu...
Matahari mulai menunjukkan gerahamnya
Panasnya menusuk kulit
Tapi tak sesakit diksi yang kau tamparkan hari itu
Begitu dalam,tajam dan menghujam
Matahari mulai menunjukkan gerahamnya
Panasnya menusuk kulit
Tapi tak sesakit diksi yang kau tamparkan hari itu
Begitu dalam,tajam dan menghujam
Aku tahu..
sepenuhnya aku yang salah
Aku mulai belajar arti sebuah pembalasan
Jangan mencubit kalau tak ingin sakit!
Rasa sakit itu terus menusuk
sepenuhnya aku yang salah
Aku mulai belajar arti sebuah pembalasan
Jangan mencubit kalau tak ingin sakit!
Rasa sakit itu terus menusuk
Perih....
hingga mampu meneteskan embun dimataku
Kini aku belajar arti menghargai
Jangan melukai kalau tak ingin luka
Jangan menyakiti kalau tak ingin sakit
hingga mampu meneteskan embun dimataku
Kini aku belajar arti menghargai
Jangan melukai kalau tak ingin luka
Jangan menyakiti kalau tak ingin sakit
Baca Juga:Anakku! Bertapalah dalam Gubug Imajinasi
Tapi...
semua sudah terlambat
Seolah -olah luka itu sangat dalam
Seperti hujaman belati yang tajam
Sakit....dalam.... dan perih....
semua sudah terlambat
Seolah -olah luka itu sangat dalam
Seperti hujaman belati yang tajam
Sakit....dalam.... dan perih....
Kini aku belajar arti menghargai
Sekecil apapun itu sangat berarti
Tuhan telah menunjukkan kuasa-Nya
Sekecil apapun itu sangat berarti
Tuhan telah menunjukkan kuasa-Nya
Terima kasih Tuhan....
Kini aku mengerti dan belajar dari kesalahan
Takkan ku ulangi
Luka ini akan kubawa pergi bersama waktu
Tuhan begitu sayang padaku
hingga mampu membuat aku tersadar
Kini aku mengerti dan belajar dari kesalahan
Takkan ku ulangi
Luka ini akan kubawa pergi bersama waktu
Tuhan begitu sayang padaku
hingga mampu membuat aku tersadar
Luka ini akan tetap ada dan menjadi kenangan bisu
Walau waktu terus berlalu
Terima kasih Tuhan
Ajari Aku belajar dari kesalahan
Walau waktu terus berlalu
Terima kasih Tuhan
Ajari Aku belajar dari kesalahan
Lhokseumawe 2 September 2023
0 Komentar