Pergaulan Bebas pada Generasi Z

 

Oleh : Nazwa Safrina 

Pada abad ke-21 saat ini, mudah sekali mengakses informasi apapun dan di manapun secara bebas. Bahkan, anak-anak yang masih di bawah umur pun dapat mengakses semua informasi tanpa memilah apakah informasi itu positif atau negatif. Gadget yang sudah banyak digunakan menjadi media dari banyaknya anak-anak yang mendapatkan informasi tersebut.  Informasi yang negatif ini bisa membuat anak yang tak tahu menahu tentang isi dari apa yang dilihat dapat membuat ia terjerat   dalam pergaulan bebas. 

Maraknya sekarang anak remaja yang terjerat ke dalam pergaulan bebas tanpa mengetahui konsekuensi apa yang akan ia dapatkan, remaja tersebut hanya tahu bahwa hal tersebut dapat menjadi kesenangan baginya. Ibaratkan, anak remaja di zaman sekarang sangat awam terhadap isi media sosial yang mereka jelajahi.  Sebaiknya, orang tua harus berperan penting dalam mengontrol anak mereka dalam mengakses informasi yang di dapatkan dari media sosial. 

Karena isi dari media sosial tidak lah di saring apakah hanya informasi yang positif atau negatif, semua nya tersebar dan dapat di cari dengan bebas oleh siapapun. Oleh karena itu, peran orang tua adalah memberi tahu apa saja yang boleh di akses oleh anak mereka di media sosial sesuai dengan umur mereka. Bagi sebagian anak bisa saja berbohong kepada orang tuanya, mungkin akan semakin larut dalam buruk nya pergaulan mereka. Namun, anak remaja yang sudah mengerti bagaimana cara menggunakan media sosial dengan baik dan benar akan mengedukasi mereka agar tidak ikut terjerumus. 

Banyak nya kini anak remaja yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas susah untuk di beri edukasi karena pikiran mereka yang sudah tercuci dan mereka pun ada pada tahap masa pubertas yang ingin mengikut-ngikuti pergaulan masa kini. Terlarutnya mereka ini sangat buruk bagi diri mereka baik di masa sekarang atau masa depan mereka. Anak remaja pada generasi z ini memang harus dalam pantauan orang tua. 

Lingkungan anak yang tidak di pantau orang tua juga menjadi acuan untuk semakin mengikuti arus pergaulan. Orang tua yang berperan dalam mengontrol anak mereka dengan terlalu ketat juga bisa membuat anak memberontak dan melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan umurnya secara diam-diam. Edukasi yang di berikan orang tua kepada anak di didik dengan perlahan tidak terburu-buru dan menuntut. Anak yang memiliki pegangan sampai batas mana ia bisa menggunakan media sosial tidak akan melakukan hal yang di luar batas karena mereka sudah memahami konsep baik buruk nya media sosial yang tersaji secara bebas di depan mereka. Pembelajaran bijaknya menggunakan gadget dapat membuat anak tetap pada alur pergaulan yang baik dan lebih bertanggung jawab atas dirinya. 

Pengaruh Lingkungan Remaja 

Lingkungan saat ini sangat berpengaruh terhadap pergaulan remaja. Banyak sekali model-model pergaulan yang di dekati oleh kalangan remaja yang membuat mereka cepat terpengaruh kedalam pergaulan itu. Sekarang ini sangat susah mendapatkan teman yang membawa kita ke lingkup pergaulan yang baik, malah kini sangat banyak teman-teman yang membawa kita untuk melakukan hal yang tidak wajar. Sangat jarang remaja di generasi ini tidak memiliki pola pikir sehat, mereka hanya beranggapan bahwa hal itu keren dan terus-menerus mengikuti alur kenakalan di sekitar mereka. Memilih teman yang bermutu akan sangat berpengaruh pada diri sendiri dan akan membuat diri dikelilingi oleh hal-hal yang positif. 

Baca Juga:Manggrove

Pengaruh lingkungan menjadi faktor terbesar bagaimana anak remaja terjerumus ke pergaulan bebas, mulai dari merokok, mengonsumsi obat-obatan terlarang, bahkan seks bebas pun marak terjadi sekarang. Hal itu biasanya berawal karena pengaruh lingkungan di sekitar yang membawa remaja-remaja ini masuk ke dalam ruang lingkup yang tak ada aturan tersebut. Terpengaruh nya mereka ke dalam pergaulan yang di jalin itu bisa menimbulkan dampak yang buruk, seperti kehilangan akal sehat akibat mengonsumsi obat-obatan terlarang, hamil di luar nikah, dan sebagainya. Lingkungan yang tidak sehat ini sangat susah untuk di lenyapkan karena pasti ada oknum-oknum yang mempengaruhi remaja yang biasanya tidak tahu arah hidupnya di bawa kemana untuk ikut masuk ke dalam kenakalan mereka. 

Hal-hal yang tidak bermanfaat itu akan menjadi candu apabila selalu di lakukan. Bagaikan mereka sudah terperangkap di dalam pergaulan bebas dan merasa tak akan bisa melakukan hal-hal lain jika tidak menekuni apa yang biasa mereka lakukan. Selanjutnya, lingkungan adalah kondisi terpenting, jika berhubungan dengan pengaruh lingkungan dalam perkembangan remaja. Semakin berpendidikan seseorang, maka semakin baik pula lingkungan yang dapat ia berikan kepada keluarganya, termasuk kepada anak dan masa depan mereka. Sangat penting untuk membangun hubungan yang kuat dan saling percaya dengan anak – anak Anda. Dengan demikian, selain melengkapi diri dengan ilmu dan dukungan kepada anak yang beranjak remaja, Anda juga dapat mengurangi kesempatan anak remaja terjerumus ke dalam perilaku beresiko dan membuat perbedaan dalam pengasuhan remaja pada masa kini. https://www.google.com/amp/s/dosenpsikologi.com/pengaruh-lingkungan-dalam-perkembangan-remaja/amp di akses 07 September 2023. 

Kurangnya Edukasi Seks pada Remaja 

Karena pendidikan yang membahas tentang edukasi seksual masih dianggap tabu dan kontroversial oleh sebagian besar penduduk di Indonesia. Banyak dari mereka yang  berspekulasi bahwa pembicaraan mengenai hal seksualitas adalah hal yang tidak pantas di bicarakan di kalangan anak-anak. Singkatnya, sebagian masyarakat masih mengaitkan pendidikan seks dengan hal berbau pornografi atau topik vulgar. Padahal jika pendidikan tentang seksualitas diajarkan sejak dini, anak akan lebih bertanggung jawab terhadap tubuhnya dan menjauhi perbuatan yang berbau dengan seksualitas. Penyampaian materi tentang seks ini juga harus di sampaikan dengan teliti agar tidak disalah artikan oleh anak itu sendiri. 

Karena masuknya alur budaya barat juga menjadi kurangnya edukasi seks pada remaja masa kini. Istilah open minded yang banyak dianut oleh orang tua masa kini dengan arus era modern dapat juga membuat edukasi tentang seksualitas menurun. Acuhnya peranan orang tua tentang edukasi seks ini dapat membuat anak masuk ke dalam pergaulan bebas akibat merasa hal itu tidak ada yang salah untuk di gunakan. Genting nya permasalahan ini dapat membawa dampak buruk yang berkepanjangan bagi anak yang tak memiliki aturan dalam bergaul, seperti sekarang sangat banyak kasus pernikahan dini, hamil di luar nikah, dan aborsi yang dilakukan oleh remaja-remaja di bawah umur. 

Selanjutnya,  pembahasan di atas, dapat kita ketahui bahwa masih minimnya pendidikan seks di Indonesia dengan beberapa faktor seperti kurangnya edukasi seks dari orang tua dan orang dewasa, hingga kesalahpahaman pengertian seks dari anak. Begitu pentingnya pendidikan seks bagi anak sedini mungkin dan peran serta orang tua dalam membantu pemahaman anak tentang seks. https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/kristianagoblog/5ff53d44d541df66e1585782/minimnya-pendidikan-seks-di-indonesia di akses 07 September 2023.

Efek Samping pada Remaja yang Terjerat Pergaulan Bebas 

Gangguan kesehatan mental adalah efek samping  remaja yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas, mereka merasa depresi, rasa cemas, dan stres. Psikis mereka terganggu karena otak hanya berpikir tentang perbuatan-perbuatan yang dilarang, sehingga mereka kurang memiliki koneksi emosional pada diri sendiri ataupun orang lain. Perubahan mood yang sering berubah-ubah sehingga remaja yang terjerumus ini susah mengontrol diri. 

Pergeseran pandangan terhadap seks juga dapat berubah. Seks bebas yang sudah menjadi hal lumrah apabila di pergaulan bebas. Namun, hal ini akan menjadi sesuatu yang buruk bagi psikologis saat orang tersebut menyesal. Mereka akan merasa malu, tidak berharga, merasa benci dengan diri sendiri, dan meninggalkan trauma yang besar bahkan sampai melakukan self harm ataupun bunuh diri. 

Tidak hanya gangguan mental. Mengindap penyakit kelamin menular juga adalah efek samping pergaulan bebas yang muncul lewat seks bebas. Penyakit kelamin ini adalah efek samping yang paling banyak di derita oleh mereka-mereka yang terjerumus ke pergaulan bebas. Jenis penyakit yang di derita adalah Sifilis, Klamidia, Gonore, dan HIV/AIDS yang menjadi penyakit paling banyak di derita oleh mereka yang mencandui seks bebas. Masalah yang paling berbahaya dari efek ini adalah belum di temukan nya obat untuk mengatasi masalah tersebut. Bahkan presentase penyakit HIV/AIDS mengalami kenaikan yang pesat di Indonesia pada 2023, hal ini disebabkan semakin maraknya seks bebas sehingga menularkan penyakit itu melalui hubungan heteroseksual. 

Banyaknya penyakit kelamin akan membuat penderita kehilangan masa depannya dan akan berdampak buruk juga untuk keturunan-keturunan mereka nanti, seperti kecacatan pada bayi yang lahir dari rahim penderita penyakit kelamin dan menularnya penyakit kelamin tersebut kepada anak yang dilahirkan.

Selanjutnya, perilaku seks bebas adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari pergaulan bebas. Remaja yang belum banyak ilmu tentang seks akan melakukannya tanpa proteksi dan kehati-hatian. Pergaulan bebas ini jika terus dilakukan akan menimbulkan perubahan sudut pandang terhadap fenomena hidup yang dijalani sekarang ini. Pergaulan bebas memunculkan akibat untuk kondisi psikologis dan risiko kejiwaan yang sulit untuk diobati. https://www.gramedia.com/best-seller/dampak-pergaulan-bebas/ di akses 07 September 2023.


Simpulan 

Pergaulan bebas di generasi z ini adalah sesuatu yang sulit untuk di berantas apabila tidak ada keinginan dari mereka sendiri untuk memulihkan kembali cara bergaul mereka. Pola pikir yang sudah beranggapan hal itu tidak menjadi masalah dan berlarut menjadi kebiasaan. Peranan orang tua menjadi acuan paling utama untuk anak remaja agar tak termasuk kedalam pergaulan bebas. Butuhnya lingkungan sehat disekitar remaja zaman sekarang agar tidak salah memilih teman yang dapat membuat kita melakukan hal-hal di luar batas, dan juga remaja yang harus memahami konsep untuk bertanggung jawab atas diri sendiri agar tidak menyesal seumur hidup. Masalah krusial ini harus di sebar luaskan bagaimana efek yang sangat bahaya merangkup mereka yang terjerat, agar menjadi patokan bagi remaja yang lain supaya tidak terbelenggu ke dalam pergaulan bebas. 

 

Penulis adalah Siswi Kelas XII IPA 8 SMA Negeri 1 Kota Lhokseumawe.

Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar