Kruenggekuh Berseri ( Bersih, Serasi dan Indah)

Oleh : Tgk. Abdullah H Ahmad 

Dewantara adalah salah satu Kecamatan yang berada dalam Kabupaten Aceh Utara dengan jumlah penduduk 49.149 jiwa dan angka terpadat di Aceh Utara.

Memiliki 2 Kemukiman yaitu Kemukiman Krueng Geukueh yang membawahi 9 gampong dan Kemukiman Cot Murong membawahi 6 Gampong.

Krueng Geukueh yang mempunyai slogan Kota Berseri yaitu kepanjangan dari Bersih, Serasi dan Indah, merupakan Ibu Kota kecamatan Dewantara.

Sekarang terlihat Kota Krueng Geukueh sangat semberawut dan terkesan kumuh. Sungguh suatu pemandangan yang seharusnya tidak terlihat. Tak ubahnya kota tua yang tak terurus.

Untuk terwujudnya Krueng Geukueh Berseri, maka perlu diwujudkan kebersihan kota yang beriring dengan Tatanan Pembangunan.

Sekarang nampaknya kebersihan terutama bidang Persampahan masih banyak kita jumpai dimana-mana, bahkan pernah terjadi penumpukan sampah yang menggunung di gerbang masuk Kecamatan Dewantara berbatasan dengan Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe. Selain disitu banyak pula kita jumpai di pinggir jalan dan bahkan terjadi penumpukan di trotoar pusat kota.

Sejalan dengan waktu, angka pertumbuhan penduduk semakin meningkat dan secara otomatis akan menambah produksi sampah. Jika penanganannya tidak berimbang tentu akan beresiko kepada kesehatan dan pencemaran lingkungan sehingga merusak tatanan kehidupan dan tidak akan terwujud Kota yang Bersih. Disini sangat dituntut kepada warga untuk tidak membuang sampah sembarangan dan keseriusan pemerintah dalam pengelolaan sampah.

Realitas

Berdasarkan pengamatan langsung ke lapangan oleh Penulis ada beberapa hal yang perlu dibenahi 

Uang kontribusi sampah selama ini hanya dipungut pada pedagang yang ada legalitas, sehingga banyak juga tidak tersentuh kepada pedagang yang ilegal belum lagi Rumah tangga dan lain-lain.

Padahal mereka menghasilkan sampah juga. Dengan minusnya pendapatan kontribusi Sampah tentu saja mempengaruhi kinerja.

Uang Operasional Tidak Teratur, sehingga Menghambat Jam Kerja

Jalan menuju TPA kurang memadai, sehingga terkendala sa'at musim penghujan.

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) agak jauh dari sumber sampah, sehingga mengurangi trayek pengangkutan.

Fakta tersebut Penulis tidak menvonis akibat dari kelalaian atau kurang tepat kinerja Dinas terkait. Mau berbuat banyak tidak mungkin, karena ketersediaan anggaran melalui APBK mungkin tidak memadai, apalagi APBK yang setiap tahun merosot semenjak musim pandemi melanda.

Namun setuju tidak setuju ini merupakan PR bagi Pemerintah untuk mencari solusi yang bersifat segera.

Dalam  hal  ini penulis mencoba memberikan solusi bagaimana Kota Krueng Geukueh harus bebas atau setidaknya mengurangi tumpukan sampah sembarangan?

Kesadaran Masyarakat.

Pemerintah melalui Dinas terkait bekerjasama dengan pihak lainnya, melakukan Penyuluhan kepada masyarakat tentang sampah.

* Apa itu sampah.

* Darimana asalnya sampah, dan

* Resiko yang ditimbulkan sampah

Keseriusan Pemerintah.

Langkah yang perlu diambil dalam penanganan sampah oleh pemerintah harus betul-betul serius, harus berimbang antara produksi sampah dengan Penanganannya. Satu angka tertinggal akan membuat angka tersebut menjadi kuadrat, dikhawatirkan akan menjadi Darurat Sampah. Maka untuk mengejar ketinggalannya tersebut, perlu kerjasama yang baik dengan semua pihak.

Sebagai langkah awal penulis mencoba menulis tentang Fenomena Sampah di ibukota Dewantara yaitu Kota Krueng Geukueh.

Tingkat kesadaran masyarakat dalam membuang sampah sembarangan ternyata salah satu faktor diantara faktor lain yang seiring.

Faktor ini menjadi PR besar bagi pemerintah untuk menindaklanjuti segera dengan jurus-jurus jitu serta pengawalan jurus tersebut.

Memberikan pemahaman tentang Apa itu sebenarnya Sampah, sampai dimengerti bahwa Sampah itu bukan musuh bagi kita. Jika terkordinir dengan baik, sampah bisa menghasilkan uang.

Sampah adalah bagian daripada rantai yang dihasilkan oleh kehidupan dengan rumusan Dari Kita Untuk Kita.

Resiko yang ditimbulkan oleh orang yang membuang sampah sembarangan cukup tinggi, tidak hanya berdampak kepada tubuh manusia tapi berimbas pula kepada pencernaan udara dan lingkungan dimana sampah itu bertumpuk.

Dan hal tersebut dilakukan oleh pemerintah dengan serius serta sejalan beriring dengan Program Pembebasan dan Penanganan Sampah

Alhamdulillah upaya tersebut melalui Program "Bank Sampah Induk (BSI)", setelah gagal perencanaan Pusat Daur Ulang sampah (PDU)

Dan sekarang program tersebut sudah terwujud baik Bangunan dan mesin (meskipun belum lengkap) bantuan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Simpulan.

Untuk terwujudnya Krueng Geukueh Berseri, yang merupakan slogan Pemerintahan Mukim Krueng Geukueh tersebut, diperlukan Kolaborasi semua pihak. Indahnya lingkungan bila Bersih, serasi dan indah. Lingkungan bersih, rakyat sehat dan negara maju


Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar