Nilai sastra tersebut merupakan sesuatu yang istimewa. Artinya, istimewa dari segi makna yang dimunculkan, dan istimewa dari segi susunan kalimat. Hampir tidak ada dan mampu satu kalimat pun ditulis oleh manusia seperti yang ada dalam Alquran. Apabila itu dilakukan maka hal tersebut pasti akan berbeda seperti langit dengan bumi.
Selanjutnya tidak ada yang sanggup dilakukan melakukan pengubahan terhadap surat surat yang ada dalam Alquran, bak dari segi bentuk, makna, fungsi serta nilai sastra yang dikandung oleh kalam tersebut.
Baca Juga:Penyebab Kegagalan Santri Mondok Enam Tahun di Pesantren Bustanul Ulum
Bahkan dalam Alquran sendiri Allah sudah memberikan jaminan permanen sampai akhir zaman tentang pedoman manusia ini. Hal ini seperti tercantum dalam Alquran itu sendiri " Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya”. (QS. al-Hijr, 15:9)
Sudah cukup banyak peristiwa yang terjadi sebagai jaminan Allah terhadap keselamatan Alquran dari tangan- tangan jahil untuk mengacaukan kitab Allah.
Selanjutnya, mengapa bahasa Alquran di penuhi dengan unsur estetika tinggi? Sebagaimana diketahui bahwa Alquran adalah sebuah mukjizat hebat dan agung yang diberikan kepada Nabi Muhammad Saw atau Rasulullah penutup segala nabi.
Rasullullah dilahirkan dari bangsa Arab yang senang bersyair dan berkuda. Dahulu sebelum Nabi Muhammad Saw. dilahirkan ke bumi. Bangsa arab dikenal paling suka bersyair.
Setiap tahun mereka melaksanakan lomba menulis dan membaca syair. Syair -syair yang menang dalam lomba tersebut selalu ditempelkan pada dinding Kakbah sebagai wujud kebanggaan bangsa Arab.
Selanjutnya, mengapa bahasa Alquran bernilai sastra diturunkan di Arab. Hal ini bertujuan mengalahkan nilai estetika yang dimiliki oleh syair -syair yang dituliskan dalam bahasa Arab . Syair - syair tersebut merupakan suatu kebanggaan yang sudah menjadi tradisi pada masyarakat Arab.
Kentalnya nuansa sastra dalam Alquran telah menarik simpati dan perhatian para peneliti sastra di dunia ini. Setiap kisah atau cerita berkaitan dengan sejarah disampaikan dengan bahasa yang indah.
Intinya bahasa sastra yang dikandung oleh Al-Qur'an tidak bisa dipahami secara sembarangan. Artinya, ada Ilmu khusus yang berusaha membongkar semua tanda dan bahasa yang indah dibalik bahasa Alquran.
Untuk memahami hal tersebut dapat dilihat pada salah satu ayat Alquran yang bercerita tentang bagaimana cara seorang laki-laki memperlakukan istrinya.
Seperti pada Alquran surat Al-Baqarah ayat 223 artinya: Istri - istrimu adalah sawah ladang bagimu, maka datanglah ladangmu itu kapan saja dan dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakan lah ( yang baik) untuk dirimu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah ( kelak) Kamu akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman.
Indah sekali nilai sastra yang ada dalam ayat tersebut, bagaimana sebuah perumpamaan yang mudah dipahami tidak terjadi multitafsir atau bersifat sublimitas.
Betapa lembutnya sebuah perintah untuk memperlakukan seorang istri oleh seorang suami. Ketika seorang isteri dibandingkan dengan sawah ladang adalah sebuah asosiasi yang luar biasa.
Artinya, ada pertautan uniik dan mudah dipahami antara seorang perempuan dengan sawah ladang. Konsep ini berlaku ketika berbicara ladang, maka seorang laki-laki harus memperhatikan secara matang tingkat kesuburan. Hal ini untuk memberikan gambaran bahwa tanaman apasaja yang ditanam dapat tumbuh subur sebagai keturunan selanjutnya yang diridhai Allah Swt.
Di ujung ayat tersebut Allah menambahkan " Bertakwalah kepada Allah ( Kelak) engkau akan menemuinya dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang - orang beriman."
Maksud ujung dari ayat tersebut adalah perlakukan isteri mu sesuai dengan ketentuan Allah. Kemudian kelak engkau akan menemuinya inilah sebuah janji yang telah teruji dan dipercaya oleh seluruh umat Islam, bahwa setiap manusia kelak pasti akan menemui Rabb- nya.
Pesan- pesan yang dikandung dalam bahasa yang indah dan bernuansa sastra memberikan gambaran bahwa begitu hebatnya sang pencipta menyampaikan kalamnya dibalik manuskrip yang berusia selama 14 abad lebih.
Berbicara tentang nilai sastra yang dikandung dalam bahasa Al-Qur'an rasanya tidak pernah habis dan terputus. Sebanyak 6666 ayat yang ditabulasikan dalam 114 surat semua itu mempunyai keunikan tersendiri.
Hal ini mengundang sejuta pertanyaan untuk membongkar segala makna dan perintah, cerita manusia terdahulu hingga segala aturan dan ilmu pengetahuan yang dihimpun dalam kitab mulia tersebut.
Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe
0 Komentar