The Gayo Institute Terbitkan Buku Introspeksi Karya Penyair Aceh

 

Komunitas The Gayo Institute (TGI) kembali menerbitkan buku karya penyair nasional asal Aceh. Buku tersebut bertajuk antologi puisi "Introspeksi Memandang Aceh dari Satu Kacamata". 

Kehadiran buku ini merupakan inisiatif dari penggagas sekaligus editor Salman Yoga S seorang sastrawan asal dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah. Buku ini merupakan antologi puisi ditulis bersama sastrawan, budayawan, ahli bahasa, dan akademisi seperti Dr. Fuad Mardhatillah penulis senior dosen Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Syarif Aliza penyair Meulaboh, Zab Bransah penulis Langsa, Thayeb Loh Angen penyair Lhokseumawe, Hamdani Mulya penyair Aceh Utara, dan Pilo Poly penyair Aceh berdomisili di Jakarta. 

Turut hadir dalam buku ini karya Mustafa Ismail jurnalis dan sastrawan nasional asal Aceh yang bermukim di Jakarta. Puisi dalam buku juga ditulis oleh sastrawan ternama seperti Ayi Jufridar,  Arafat Nur, Musmarwan Abdullah, Putra Gara, Sulaiman Juned, dan penulis hebat lainnya. 


Kehadiran buku ini di tengah-tengan masyarakat menambah ragam khazanah buku sastra di tanah air dan memperkaya literatur tamadun kearifan lokal Aceh.  

"Bahagia berkesempatan menulis bersama penulis senior, karena Menulis adalah bekerja mengabadikan pengetahuan," ungkap Hamdani Mulya penyair asal Aceh Utara kepada awak media pada Minggu (21/7/2024). 

Hamdani Mulya juga mengatakan bahwa dengan terbitnya buku antologi puisi bertajuk Instrospeksi Memandang Aceh dari Satu Kacamata karya para penyair Aceh dan sastrawan nasional telah menambah ragam khazanah buku karya sastra di tanah air. 

"Sebuah buku yang diangkat dari berbagai tema berlatar Aceh menambah ragam koleksi katalog perpustakaan nasional. Sebuah buku yang harus diapresiasikan oleh semua kalangan. Buku yang lezat dibaca untuk memperkaya tamadun karya sastra dan memperdalam ilmu sejarah Aceh," sambung Hamdani. 

Sebagai pengamat buku sastra dan penulis buku kearifan lokal Aceh Hamdani mengatakan bahwa buku ini buku yang bagus sangat cocok dibaca sebagai panduan bagi siswa dan guru, serta juga layak menjadi referensi bagi intelektual kampus yang dapat memperkaya khazanah keilmuan dunia sastra bagi para mahasiswa dan dosen. 

"Dengan adanya karya para penyair menulis buku bertema Aceh telah membuka jalan untuk berkembangnya kemajuan literasi intelektual muslim seperti masa Sultan Malikussaleh dan pada masa Sultan Iskandar Muda yang masa itu kegemaran menulis bagi ilmuan muslim berkembang pesat. 

Salut saya kepada para penulis yang ikut andil dalam menulis buku ini," pungkas Hamdani Mulya turut serta menulis dalam buku ini.

Dalam catatan kurator dan penyunting Salman Yoga S mengatakan bahwa buku Instrospeksi  bukan sekedar autokritik terhadap value kemanusiaan dan ingatkan kolektif, tetapi juga membaca kembali peradaban kita yang tidak produktif memproduksi kearifan-kearifan lokal,  karena sudah pasti peradaban hari ini adalah fase klasik terakhir dari peradaban mega modern masa depan.

"Karya penyair dalam buku ini benar-benar menjadi sebuah instrospeksi bagi semua sekaligus menjadi autokritik bagi warga dan bumi manusia," ungkap Salman. 

Semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca dan penikmat karya sastra.

Konstributor: Hamdani  Mulya

Editor  : Muklis Puna 



Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar