Dream, Fireworks and "I Love You"

 


Oleh: Muhammad Fajar Rizky

"Aku mencintai mu" dia tersenyum setelah mengatakan 3 kata itu. Ah, rasanya seperti berada di dalam air. Pada tanggal 27 Juli di Sungai Otami, saat kembang api terakhir meledak, kau mengungkapkan perasaan mu padaku. Dan pada saat itu aku tersadar

Aku membuka mataku, menatap langit langit kamarku. Apa tadi, mimpi masa depan? Aku yakin, orang yang dimimpiku adalah teman masa kecilku, Ryou Ichimiya. Wajahku memerah. gak mungkin, apa aku baru saja bermimpi, orang yang ku suka menyatakan perasaannya padaku? Hari ini tanggal 13 Juli, pertunjukan di sungai Otami tanggal 27 Juli. 

Aku bangun dari tempat tidur ku, bersiap untuk sekolah.saat di cermin aku melihat pantulan dari diriku. "Dua minggu lagi" gumam ku. Sejak kecil, aku Kaede Futami bisa melihat mimpi masa depan. Dalam keluarga Futami, anak perempuan bisa melihat masa depan dengan berbagai cara. Yah, bukan berarti meramal hal besar seperti krisis global, hanya hal kecil di sekitar seperti apa makan malam besok atau lusa. Tapi mimpi kali ini, mimpi tentang cowok yang menyatakan perasaannya padaku. Bagi perempuan berumur 17 tahun seperti ku, ini melebih penting dari krisis global

Tapi, aku tidak bisa jujur dihadapannya, jadi aku bersikap agak keras padanya tanpa bermaksud apapun. Meskipun begitu, apa dia tetap memiliki perasaan kepadaku? Aku heran. Tidak, mungkin dalam dua minggu menjelang pertunjukan kembang api, dia akan menyukai ku juga.

Langkah ku sampai kekelas, aku menatap Ichimiya  yang sedang berbicara dengan temannya. dia terlihat sangat keren bahkan saat pagi. Aku biasanya akan ketempat (Watanabe) dan mengobrol tapi dia duduk bersebelahan dengan Ichimiya. Kalo di ingat ingat mimpi semalam... Wajahku memerah Enggak enggak enggak, aku ngak mau memikirkan hal itu lagi. Aku duduk dan meletakkan tas ku. Namun saat aku melihat kearah Ichimiya, mata kami bertatap dan dia mulai berjalan ke meja ku. T-tunggu, hah? Apa? Kenapa dia berjalan kearahku? 

"Futami, ada apa?"

"A-ada apa?"

"Biasanya kau selalu mengobrol dengan Watanabe ketika sampai di kelas, apa kalian bertengkar atau semacamnya? "

"E-enggak ko"

"Kalau begitu, apa kau tidak enak badan?" tangan nya menyentuh dahiku. Aku dengan reflek menepis tangannya. 

"Ahhh" desahku setelah menyadari apa yang ku lakukan, Aku dengan jelas bisa memelihat wajah Ichimiya yang kaget 

"A-aku tidak sakit." 

"Begitu ya." Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan meninggalkan ku

Dasar bodoh. Aku sangat payah, aku menjadi sangat malu karena mimpi itu. Apa yang harus aku lakukan? Kalau ini dapat merubah masa depan maka.... 

Dengan kemampuan meramal bisa melihat masa depan, tapi hal itu harus sesuai dengan apa yang diramalkan, kalau tidak kau akan kehilangan kemampuanmu itu. Nenek pernah bercerita saat aku kecil, Sekitar 20 tahun yang lalu, nenek ku meramal kalau kakek akan meninggal dalam kecelakaan mobil. Seketika itu, nenekku mengatakan pada kakekku. Hasilnya, dengan ramalan itu kakekku selamat dari kecelakaan mobil. Namun sebagai gantinya, nenekku kehilangan kemampuan meramal masa depan. 

"Kau bisa merubah masa depan yang kau ramalkan, namun itu hanya sekali. Karena itu, gunakan kesempatan itu untuk menyelamatkan orang yang kau sayangi"

Nenekku kehilangan kemampuan melihat masa depan, tapi dia tidak menyesalinya. Kalau aku harus kehilangan kemampuan ku, maka aku tidak ingin menyesalinya. Lagipula, aku tidak harus mengubah masa depan yang aku lihat di mimpi. Karena bagiku, masa depan itu, terlihat sangat indah

"Aku berharap bisa lebih dekat dengan Ichimiya, dan melihat pertunjukan kembang api bersama dengannya."

Aku harus berhati-hati untuk tidak bersikap kasar padanya mulai hari ini. Meskipun aku sudah memutuskan hal itu... Liburan musim panas, dimulai besok. Ini sudah hari ke 6 semenjak mimpi itu muncul, namun tidak ada perkembangan apapun. 

Ahhh, apa yang harus akan lakukan? Saat libur musim panas aku tidak bisa bertemu dengan Ichimiya. Aku bersikap kasar padanya beberapa hari yang lalu. Dia pasti tidak akan mengajakku pergi dengan nya sekarang. Kita harus melihat kembang api bersama kalau tidak,  kenyataan nya tidak akan terjadi. Jika Aku mengajaknya ke pertunjukan kembang api, maka harus sekarang. Aku harus meminta maaf karena kejadian kemarin dan mengajaknya keluar. Hanya itulah... 

Aku telalu terbenam dalam pikiran ku, sampai tidak sadar Aku sudah mencapai zebracross dan hendak menyebrang. namun sebuah truk melaju kearahku, Aku membeku. Tapi... 

"Awas!" Seseorang menarik ku kebelakang, tangannya mengenggam tanganku. Itu adalah Ichimiya. 

"Ichimiya?!" Ah ya, hal ini pernah terjadi sebelumnya. Aku mengingat peristiwa yang serupa saat hujan di samping sungai. 

"Kamu ngak apa apa?" Ucapnya dengan nafas ngos-ngosan

"Ah, ya. Maaf." Ichimiya terlihat kelelahan, dia sepertinya berlari kearahku.

"Ummm"

"Hmmm?"

"Aku minta maaf"

"Tidak apa apa, Bukannya kau sudah minta maaf tadi?"

"Ah, tapi maksud ku untuk yang terjadi sekarang dan yang terjadi kemarin."

"Hmm? Apa yang terjadi kemarin?"

"Di kelas, Aku menepis tanganmu waktu itu bukan?"

"Ah, jangan khawatir. Itu memang salah ku"

"Selain itu, kau harus memperhatikan jalanmu, hal ini sudah terjadi bukan saat kita kecil?"

"Ya ya, Aku mengerti." Aku memutar mataku

"Hey, kau benar benar mendengarkannya kan?"

"Dan juga... "

"Disaat seperti ini, ketimbang maaf, kau harus berterimakasih kan?" Ucapnya sambil tersenyum. Aku tersipu. astaga, wajahnya yang tersenyum benar benar membuat nya lebih keren

"Umm, maaf... Maksudku, terimakasih" mataku menolak menatap matanya. Namun aku yakin wajah ku memerah saat ini

Diam sesaat, dan kemudian melanjutkan

"Yah, jika kau benar-benar ingin membalasnya. Apa kau ingin pergi ke pertunjukan kembang api bersama?"

"Eh?"

"Kau harus membalasnya untuk ku, jika tidak boleh ada penolakan."

Aku menutup mulut ku dengan tangan ku. Sial, aku benar benar ingin tersenyum lebar.

"Okay.."

***************

27 Juli, hari petunjuk kembang api

"Nah sip. Kau terlihat cantik sekarang."  Ucap Ibuku setelah memasangkan pita yukataku

"Benarkah?" Aku menoleh ke belakang, melihat pita itu untuk memastikannya

Aku tidak terlalu ingat apa yang aku pakai di mimpi ku, tapi 3 hari yang lalu Ichimiya menelpon ku mengatakan kalau dia ingin melihat aku mengunakan yukata

Melihat aku yang antusias, ibuku nyebir dengan mata bersinar. "Jangan bilang kau, mengubah mimpi masa depan untuk mendapatkan pacar?"

"T-tidak, tidak seperti itu."

"Terimakasih sudah membantu memakainya, aku pergi dulu."

Aku berjalan di tengah lorong, dan aku melihat Ichimiya sedang berdiri menunggu ku dengan baju yukata. Dia sadar aku datang dan melihat ku

"Kau sudah lama menunggu?" Aku mendekati nya 

"Tidak, aku baru saja sampai"

"Ummm, yukata mu terlihat imut" dia mengosok leher belakang nya. Wajahku memerah

"Punya mu juga tidak begitu buruk" ahhhh, aku mengacaukan nya lagi. Padahal aku ingin mengatakan dia telihat keren dengan yukata itu

"Kalau begitu, ayo pergi. Aku tau tempat yang bagus. Tapi tangganya agak curam" dia mengulurkan tangannya. Aku menatap tangannya

"Oh, um.. Ini agar kau tidak terjatuh."

Semua nya akan baik baik saja, pegangan tangan bukanlah masalah besar. Aku meraih tangan nya. Dia tersenyum dan aku sadar itu, aku tersipu. Tapi, tangan Ichimiya sangat besar, dan juga berkeringat. Apa dia juga gugup? 

Kami menaiki tangga bersama. saat di puncak, Pemandangakota terlihat jelas dari sini

"Indahnya.ini pertama kali aku merasakan angin malam di atas bukit."

"Ya, aku juga. Apa kau ingin ke kedai makanan untuk membeli sesuatu?"

"Tidak, aku cukup dengan kembang apinya"

Kalau ke kedai makanan bersamanya, aku sangat gugup sampai jantung ku tidak akan bisa mengatasinya. Lagipula, jika dia mengatakan cinta nya padaku seperti di mimpi, aku pasti akan mengatakan 'iya'. dan pada saat itu aku akan jujur akan perasaan ku padanya. 

Ichimiya mengecek handphone nya. "Hampir waktunya" kata kata itu membuat ku terkejut dan tersipu. Dan kembang api pertama di tembakan dan meledak di udara. Ah, sama seperti yang terjadi di mimpi, apa dia akan mengatakannya padaku? Setiap kembang api meledak, jantung ku berdegup kencang. 

Kembang api terus meledak, namun tidak ada tanda tanda pernyataan cinta. Apa yang harus aku lakukan? Ini sudah hampir selesai, pasti waktunya akan tiba. Waktunya untuk ledakan kembang api terakhir yang paling spesial. Kalau dia tidak menyatakan cintanya, Aku akan kehilangan kemampuan ku untuk meramal masa depan dan dengan Ichimiya. 

Aku tidak ingin kehilangan dengan cara seperti ini, Aku sangat mencintainya. Aku mohon, lihat lah Aku dan katakan cinta seperti di mimpiku. Aku yakin, inilah saat untuk kembang api terakhir. Jadi kumohon, berbaliklah kearahku dan katakan 3 kata itu

"Aku mencintai mu" kata itu keluar mulutku... 

"Aku mencintai mu"

Pada tanggal 27 Juli, saat musim panas saat Aku berumur 17 tahun. Saat pertunjukan kembang api di sungai Otami. Saat hanya kita berdua di atas bukit dengan angin sepoi sepoi. Hari itu, kau menyatakan cintamu padaku. Aku Ryou Ichimiya, berumur 6 tahun. 

Kata ayah ku, keluarga Ichimiya adalah keluarga yang di karunia untuk melihat masa depan. Aku tidak tau detail nya tapi seperti itulah yang di katakan ayahku. 

"Kau akan kehilangan kemampuan mu jika merubah masa depan. Jadi berhati-hati lah, okay?"

"Tapi masa depan ku akan terjadi 10 tahun lagi."

"Sepuluh tahun? Melihat sejauh  itu jarang sekali"

Mungkin gadis yang kulihat di mimpi ku adalah gadis yang satu SD dengan ku, Kaede Futami. Kami tinggal di lingkungan yang sama dan kelompok yang sama saat pergi kesekolah. Kelas kami berbeda jadi kami jarang berbicara, ah entahlah. Ketika kelas 3 SD Aku di tempatkan di kelas yang sama dengan Kaede untuk pertama kalinya. 

"Aku Kaede Futami, senang bertemu dengan mu" ucap nya saat memperkenalkan diri di kelas

Kursinya berada di sebelah ku! Aku ingin tau apa dia orang tipe yang gugup

"Senang bertemu dengan mu"

"Aku juga" ucapnya dengan tersenyum

Sebulan berlalu, Aku mengenal Kaede dengan cukup baik. Dia anak yang pintar yang selalu mendapatkan nilai bagus di setiap mata pelajaran, namun dia kurang bisa dalam pelajaran fisik. Dia juga mengikuti kursus piano jadi dia menyukai kelas musik

Kami berteman dengan baik dan sering kali berbagi buku pelajaran kami, kadang kami juga mengolok-olok satu sama lain. Aku tidak pernah berharap untuk tidak datang sekolah sampai sekarang.

Dalam sekejap mata semester berlalu, dan kemudian di ganti dengan liburan musim panas. Saat liburan Aku tidak bisa menemui Kaede. Suatu hari, saat liburan musim panas itu akan berakhir

"Yosh, sudah selesai. Aku siap pergi sekolah besok." Aku membereskan barang baranb sekolah ku. 

Namun, Aku mendapatkan penglihatan masa depan. Arus sungai yang kuat, hujan dan Kaede yang terjatuh serta aku yang mencoba menyelamatkannya. Aku kembali ke realita. Laporan ramalan cuaca  memprediksi kalau akan ada badai yang cukup kuat sampai besok siang. 

"Hati hati di jalan."

"Ya, sampai jumpa" Aku keluar rumah dengan payung

Sudah lama semenjak aku terakhir kali bertemu Kaede. Aku melihat nya berdiri di sisi lorong dengan payung menungguku. Baju nya sama seperti yang kuliat di penglihatan ku. Hari ini hal itu akan terjadi! 

"Semuanya dengar baik baik, karena badai hari ini parah. Kelas akan di batalkan. Jadi pulanglah dengan membentuk kelompok."

"Berhati hati lah saat jalan, langsung pulang ke rumah!" Teriak salah satu guru

Tempat yang kulihat dekat dengan rumah Kaede. Tapi aku pulang lebih awal dari nya, jika Aku melewati rumahku guru akan marah. Maka tidak ada cara lain! Aku akan berpura pura pulang dan diam diam mengikuti dari belakang. Aku akan melindungi Kaede! 

Kemudian Kaede akhirnya sendirian. Mari kulihat, loh? Kok dia putar arah? Aku melihat nya mendekati tepi sungai dan menjulurkan tangannya untuk mengambil sesuatu. Apa yang dia lakukan? Dia tiba tiba kehilangan keseimbangannya dan hampir terjatuh. 

"Kaede!" Aku dengan cepat menangkap tangannya dan menarik nya. 

"Ryou!"

"Apa kau baik baik saja?"

"Ya. ah, payungku" dia melihat payung nya yang sudah terbawa arus sungai

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Mengambil itu." Dia menunjuk ke toples dengan isi bunga

"Itu, tunggu sebentar." 

Aku mengambil toples itu. "Dapat" namun Aku kehilangan keseimbangan dan jatuh "uwah!"

"Ryou!"

"Tertangkap!" Ayahku menangkapku saat hampir jatuh

"Ayah!"

"Apa kau terluka?"

"Tidak, tapi kenapa ayah ada disini?"

"Kau tau apa jawabnya kan?" 

Ah, penglihatan masa depan ya

"Ryou, apa kau baik baik saja?"

"Ya, ini" Aku memberikan toples itu

"Terimakasih"

"Kaede, Aku akan mengantarkan mu dan Ryou pulang"

Setelah mengantarkan Kaede. Aku dan ayah kembali kerumah

"Kau telah melakukan hal yang bagus dengan menyelamatkan Kaede."

"Meskipun pada akhirnya ayah yang menyelamatkanku." 

"Padahal jika ayah bisa melihat ini masa depan, ayah bisa membawa payung tambahan."

"Ayah tidak berpikir begitu, lagipula bukankah kau senang bisa berbagi payung dengan Kaede?"

"N-ngak juga."

Setelah hari itu, hari hari kami berjalan seperti biasa. Dan saat lulus SD, aku mati matian belajar untuk berasal di sekolah yang sama dengan Kaede

"Yo, kita bertemu lagi."

"Ya, kita bertemu lagi." Jawabnya dengan dingin, dan menghindari kontak mata dengan ku. 

Aku hanya bisa diam dengan respon itu. Maksudku saat sekolah menengah  kita baik baik saja, tapi sekarang dia merespon ku seperti itu. Kapan dia mulai tidak menyukai ku? Kami kadang berbicara tapi tidak sedekat dulu. Dan terkadang kami tidak pernah berbicara sama sekali. Dan bahkan dia pernah menepis tanganku. Ah, mungkin dia tidak suka di sentuh oleh orang yang tidak dia suka. Jadi aku hanya menjauhi nya selama beberapa hari. Suatu hari, aku mendapatkan penglihatan Kaede yang hampir tertabrak truk. Aku langsung bergegas mencari Kaede, dari baju yang di gunakan nya, itu akan terjadi hari ini! Aku berhasil menyelamatkannya, dan berkat itu juga Aku berhasil mengajak nya menonton pertunjukan kembang api bersama. 

*****************

Saat hari pertunjukan, ada sedikit masalah yang membuat ku harus membantu panitia yang meluncurkan kembang api. Oleh karena itu Aku sampai di tempat janji temu dengan Kaede hampir selat. Mengunakan yukata dengan Kaede, kurasa ide yang tidak buruk

Aku melihat Kaede datang, dia terlihat cantik dengan yukata itu

"Sudah lama menunggu?"

"Tidak, Aku baru saja sampai."

"Yukata mu telihat imut." Yes! Aku mengatakannya! 

"Kalau begitu, ayo pergi. Aku tau tempat yang bagus. Tapi tangganya agak curam"  Aku mengulurkan tangan ku, dia melihat tanganku

"Oh, um.. Ini agar kau tidak terjatuh." Kemudian dia menerima tanganku. Aku memegang tangan Kaede, tangannya lebih kecil dari yang kubayang

Apa kembang api nya akan berhasil di luncurkan? Tidak, apa Kaede benar benar menyukai ku? Aku mengecek handphone ku. "Hampir waktunya" meskipun dengan rasa cemas, aku berharap itu benar

Kembang api pertama meluncur dan meledak. Saat kembang api kedua sebelum terakhir meledak, aku akan mengatakan nya pada Kaede. Bola api yang terbang seperti roket dan meledak menciptakan bunga api yang indah. Ratusan hingga ribuan lampu yang menerangi langit malam. Saat itu, sebentar lagi, sebentar lagi. 

Kembang api besar di luncurkan, suaranya memekakan telinga. Seharusnya menjadi yang terakhir... Tapi ini berbeda. 

Kembang api itu meledak

"Aku mencintai mu" kata kata itu menggema lebih keras dari pada suara kembang api itu. Dia menyatakan perasaannya

Dia menghiraukan pengelihatan nya jika Aku mengatakannya. Dan hanya ingin memberitahu kalau dia menyukai ku. Tapi ramalan yang dia lihat belum terealisasikan. Apakah penglihatannya dia berubah saat dia menyatakannya, atau hal itu sudah berubah sejak lama? Sangat sulit berterus terang. Tapi hal hal itu tidak terjadi seperti yang diimpikan. 

Suara peluncuran muncul sekali lagi. Dan kemudian kembang api terakhir yang sebenarnya di luncurkan. Sesuai perjanjian ku dengan panitia peluncuran, mereka akan meluncurkan kembang api khusus untuk ku jika aku membatu mereka. Namun Kaede tampak kebingungan, yah itu wajar aku tidak mengatakan apapun padanya

"Ehh?"

"Aku mencintai mu" kata kata itu keluar dari mulut ku saat kembang api itu meledak. Wajah Kaede seperti hendak menangis. 

"Maaf membuat mu mengatakan hal itu terlebih dahulu. Aku juga mencintaimu, mau kah kau berpacaran dengan ku?"

Kaede mengelap air matanya dan tersenyum "iya... Aku mau"

******************

Satu bulan setelah hari itu. Aku dan Kaede kembali kebukit dimana kami menonton kembang api. Menurut seorang penjaga kuil, ketika dua orang yang memiliki kemampuan melihat masa depan memiliki hubungan maka mereka akan kehilangan kemampuan mereka. Tapi Aku tidak menyesali itu, karena kau punya Kaede sekarang... 

Penulis  adalah  Siswa  Kelas  XII Unggul  1 SMAN 1 Lhokseumawe 














Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar