Oleh:Mukhlis,S.Pd.,M.Pd.
Kemarin, penulis mengajar materi teks esai pada siswa kelas XII. Materi ini diajarkan awal semester genap pada tahun pembelajaran berjalan.
Penulis masuk sesuai jam yang sudah dijadwalkan pada roster pembelajaran. Hari itu suasana sangat panas. Matahari terus menyerbu bumi dengan busuran api yang menyengat. Siang itu matahari seperti tiga meter di atas kepala.
Para siswa berkeringat, panas udara menguap. Mereka berkeluh kesah sambil mengipas -ngipas dirinya dengan buku catatan Bahasa Indonesia. Sebentar -bentar nampak mereka meyeka keringat yang bergantung di kening dan kantong mata.
Mereka merengek dan mengadu untuk pindah ruang belajar ke halaman sekolah. Di sana dipenuhi pohon- pohon nan rindang membuat mereka lebih nyaman dan fresh." Pak...! Bapak yang baik' Kita belajar di luar saja ya? Di sini panas banget pak! Boleh pak ya? "
Mendengar keluh kesah anak- anak cetdas aset bangsa masa depan bangsa ini , penulis merasa kasihan. Namun untuk hari itu penulis tidak menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang berlokasi di luar kelas.
Baca Juga: Dampak Pemberian Tugas yang Berlebihan pada Siswa
Kemudian sambil membatin " Biarlah mereka belajar di luar namun paling tidak indikator pembelajaran materi teks esai.bisa dipahami tentang konsep dan contoh esai sebagai pengamatan awal"
Akhirnya, berdasarkan pertimbangan di atas penulis memutuskan untuk belajar di luar ruang. Mendengar putusan tersebut , para siswa berjingkrak - jingkrak kegirangan. Seperti ada beban di pundak yang sudah lama tidak dilepas.
Pembelajaran materi teks esai berlangsung di luar kelas. Lokasi ini tepat berada di depan kelas dan tidak jauh dari koridor sekolah tempat para siswa lalu-lang pada saat jam istirahat berlangsung.
Lokasi ini dipilih karena di depan kelas tersebut ada pohon yang lumayan besar dan rindang. Pada siang hari seperti itu daun- daun pohon tersebut melepaskan udara , sehingga membuat suasana dingin. Hal ini diperparah dengan desiran angin yang berbisik lewat celah- celah daun dan ranting yang menyegarkan.
Namun yang perlu ditanyakan terhadap permasalahan yang telah dipaparkan di atas efektifkah pembelajaran yang berlangsung di luar kelas?
Tingkat Efektifitas Belajar di Luar Kelas
Dalam pembelajaran konvensional, seluruh peserta didik baru dianggap belajar apabila berada dalam suatu ruang kelas. Pemahaman ruang kelas yang menjadi paradigma pada sistem belajar konvensional adalah suatu ruang yang dibuat secara permanen dengan ukuran tertentu dan bersekat.
Dalam setiap kelas sudah diatur kapasitas siswa dengan jumlah tertentu. Selanjutnya, setiap siswa yang masuk dan belajar pada ruang tersebut tidak boleh ribut. Semua peserta didik harus diam dengan saksama mendengarkan ocehan keilmuan yang disampaikan guru.
Padahal dalam konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) konsep kelas yang dipahami adalah satu komunitas belajar yang berkumpul untuk mempelajari dan menerima pengetahuan secara sistematis dengan program yang sudah direncanakan.
Baca Juga: Menakar Kejujuruan Siswa pada Ujian Berbasis Online
Permasalahan pemahaman tentang konsep kelas sampai hari ini , paradigma tersebut belum berubah. Bahkan ada sekolah -sekolah tertentu tidak membolehkan adanya pembelajaran berlangsung di luar kelas. Alasan utama dari pernyataan tersebut adalah belajar di luar tidak efektif.
Mereka melanjutkan dengan alasan yang klasik juga bahwa guru tidak sanggup mengontrol, dan mengawasi siswa yang berada di luar. Untuk menjawab fenomenal tersebut, guru yang menggunakan halaman atau koridor sekolah sebagai tempat belajar dapat menyusun strategi pembelajaran yang sesuai dengan lokasi yang digunakan.
Strategi pembelajaran yang digunakan adalah berfokus pada aksi -aksi yang dilakukan siswa baik begerak secara kelompok atau individu. Setiap indikator pembelajaran yang ingin dicapai khusus untuk pembelajaran luar kelas harus dipikirkan terlebih dahulu model dan strategi pembelajaran yang jitu.
Apabila hal yang sudah disebutkan di atas digunakan secara tepat, mungkin hal ini akan menghilangkan paradigma lama tentang konsep dan tidak efektif belajar di luar kelas.
Belajar di Luar Kelas dapat Menghilangkan Stres
Sebagai peserta didik sudah lumrah apabila mengalami rasa stres dalam belajar. Stres ini dipengaruhi oleh sistem dan waktu belajar yang terlalu lama di negeri ini.
Merujuk pada waktu belajar , apabila disandingkan dengan negara maju, Indonesia memiliki waktu belajar yang panjang.
Bayangkan saja siswa masuk sekolah dan berada dalam kelas belajar mulai pukul 7. 30 Wib s.d pukul 14.00 Wib. Rentang waktu tersebut hanya diselingi dengan waktu istirahat sekitar 15 s.d 20 menit. Selanjutnya dalam rentang waktu tersebut mereka berkutat dengan segala macam mata pelajaran baik eksakta maupun non eksakta.
Dengan waktu belajar yang panjang dan masa istirahat yang terlalu cepat dengan mempelajari berbagai materi, bukankah ini sesuatu penyiksaan yang luar biasa.
Bayangkan saja seandainya orang -orang dewasa diperlakukan seperti itu apa yang akan terjadi? Anehnya ketika mereka sudah tamat dan melanjutkan kuliah hal itu tidak terjadi lagi. Dengan demikian sistem dan waktu belajar bagi peserta didik yang wajib belajar 12 tahun perlu di tinjau ulang.
Jika mau sebentar saja bercermin pada negara maju bagaimana cara mereka mengelola waktu -waktu belajar bagi peserta didik khususnya bagi usia 7 tahun sampai 18 tahun. Hal ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam menata pendidikan di negeri ini.
Negara Finlandia saat ini dianggap sebagai kiblat pendidikan dunia, mereka tidak menerapkan sistem dan waktu belajar yang bar - bar seperti di negeri ini.
Dari banyak referensi yang ada, jam belajar pada negara tersebut berlangsung sangat pendek yaitu mulai dari 7.30 s.d. sekitar jam.11 00 waktu setempat..Hal itupun setiap kali ganti mata pelajaran maka siswa wajib istirahat selama 20 menit.
Hal.ini menunjukkan perbedaan dengan negeri ini yang hanya sekali istirahat dalam masa belajar yang panjang. Penulis tidak ingin menguraikan lebih detail bagaimana tugas -tugas yang harus dikerjakan siswa di negeri ini dibandingkan negara Finlandia.
Namun yang menggelitik adalah Finlandia dengan masa belajar yang singkat dan kondisi yang menyenangkan akan tetapi mampu menjadikan negara tersebut sebagai negara tingkat pendidikan terbaik di dunia, Nah.. Bagaimana dengan kondisi pendidikan Indonesia hari ini?
Mengacu pada uraian di atas , sangat wajar apabila konsep belajar di luar kelas dapat menghilangkan rasa stres siswa dari belajar yang berkepanjangan pada ruang yang sama selama setahun. Namun, ada juga sekolah yang menempatkan siswa pada ruang yang sama selama tiga tahun masa belajar.
Sebagai peserta didik yang belajar pada jenjang tertentu apabila tidak diberikan penyegaran belajar dengan cara memindahkan kelas ke lokasi lokasi yang nyaman dapat menimbulkan rasa stress yang berkepanjangan. Apabila hal ini tidak diperhatikan secara serius maka akan beralih pada perubahan karakter peserta didik.
Masukkan bagi Perancang Kurikulum Nasional
Agar tidak terjadi perbedaan persepsi antara guru dan kepala sekolah atau antara lembaga yang bertugas menjalankan roda pendidikan secara nasional.. Dalam hal ini Badan Penyusunan Kurikulum yang ada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pelu memberikan batasan tentang konsep kelas yang berlalu selama ini.
Hemat penulis, dalam kurikulum harus disebutkan secara tegas, bahwa kelas yang dimaksud dalam konteks pendidikan bukan hanya dibatasi pada ukuran dan sekat -sekat yang dipenuhi oleh tembok secara permanen.
Apabila ada ketegasan seperti itu para guru akan kreatif dalam merancang skenario pembelajaran sesuai dengan latar dan setting tempat yang sudah dipilih.
Sebagai napas dari keberlangsungan pendidikan, pihak kurikulum secara nasional harus menyediakan format baku tentang ketentuan menggunakan kelas dan luar kelas secara tegas, sehingga di lapangan tidak berbenturan antara guru dan lembaga sekolah dalam memahami konsep tersebut.
Pemaknaan konsep kelas tidak boleh dibiarkan bias di tengah para pengampu mata pelajaran di sekolah. Artinya, mereka harus diberikan pemahaman dan diarahkan, apabila perlu mereka diarahkan lengkap dengan contoh bagaimana mengajarkan materi di luar kelas sehingga bisa efektif dan efesien Efektif yang dimaksud adalah tepat guna dalam mencapai indikator pembelajaran. Sedangkan efesien adalah ketepatanengelola waktu pembelajaran walupun berada di luar kelas.
Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe
0 Komentar