Sumber: Dreamina.capcut.com
Oleh:Keisha Talula Malaika
Dia adalah Rima , sosok perempuan yang memiliki mimpi , yang menginginkan pendidikan setinggi-tingginya , ingin disetarakan dengan yang lainnya , namun nyatanya apa ? perempuan selalu dibedakan dan dibandingkan dengan laki-laki.
Pemikiran seperti ini umumnya muncul terutama pada kelompok masyarakat yang masih menganggap bahwa sudah kodratnya perempuan untuk melakukan pekerjaan di dapur. Padahal perempuan berhak mewujudkan mimpinya dan menunjang karier yang baik.
Seperti Rima yang begitu semangat dalam mencari ilmu , dan kini ia sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi yang ada di Lhokseumawe , Aceh .
Pada semester awal-awal ia kuliah , Rima tidak begitu memperhatikan akan adanya kesenjangan dan perbedaan antara perempuan dan laki-laki dalam bersaing diperkuliahan . Namun pada suatu pagi ada sebuah kejadian yang terjadi dan dirasa kurang menyenangkan bagi Rima .
Kisah ini bermula dari teman laki-laki nya yang bernama Raffi. Jadi Raffi dan Rima ini memang sering beradu pendapat dikelas , karena memang mereka sama-sama cerdas , dan Raffi ini tidak pernah mau kalah dari Rima , karena ia merasa bahwa Rima perempuan , jadi kepintaran Rima tidak boleh lebih daripadanya . “Begitulah isi hati Raffi” .
Raffi juga mengatakan bahwa perempuan posisinya tidak akan lebih tinggi dari laki-laki dalam hal apapun misalnya dalam hal kepemimpinan, intelektualitas, maupun dalam kepemilikan harta. Menurutnya perempuan tidak perlu kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang berguna bagi dirinya.
Rima yang mendengar hal tersebut tidak menerima
Dengan lantang Rima menjawab :
“ Maaf sebelumnya Raffi , aku tidak setuju dengan pola pemikiran kamu , kamu mengatakan bahwa perempuan tidak akan lebih tinggi daripada laki-laki? apa alasan Kamu bisa mengatakan seperti itu Memang benar adanya perbedaan jenis kelamin antara perempuan dan laki-laki. Namun Aku tidak bisa menerima jika kamu mengatakan bahwa perempuan harus di bawah laki-laki tidak boleh lebih .
Karena setiap yang hidup pasti mempunyai mimpi , dan dia memiliki hak untuk mewujudkan dan merasakan , bahkan lebih daripada laki-laki .
Perseteruan masih terus berlanjut, perdebatan ini semakin memanas .
Raffi : “ untuk apa sekolah atau mencari pendidikan tinggi-tinggi kan nanti akan menikah juga , lalu duduk dirumah .
Rima : “ Duduk dirumah juga perempuan bisa menghasilkan uang jika memiliki pemikiran yang cerdas .
Raffi : “ Cari uang dari rumah ? apa aku tidak salah dengar ? Haa-ha ha ketawa kecil dari Raffi .
Lalu percakapan pada hari itu berhenti di Raffi , karena Rima tidak mau melanjutkan pembahasan tersebut . Keesokan harinya .
Rima sedang berjalan saat hendak ke kampus , ia datang dengan penuh semangat pada hari itu , kemudian bertemu lagi dengan Raffi , Raffi menyapa Rima .
Raffi : “ Hallo Rima “
Rima : ”Hallo juga Raffi “
Raffi : ”Apa kamu sudah bisa menjawab tentang pertikaian kita kemarin ?”
Rima : “Aku memang bisa menjawab , hanya saja kemarin aku sedang malas beradu argumen dengan mu “
Akhirnya Rima dan Raffi duduk bersama disebuah kantin untuk menyelesaikan masalah dari perbedaan pendapat kemarin.
Rima menyampaikan segala kelebihan yang ada pada perempuan agar tidak diremehkan oleh Raffi , ia juga mengatakan seperti yang disampaikan oleh Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat bahwasanya “Tidak dapat dipungkiri perempuan memegang peranan yang signifikan dalam era yang 90% pekerjaan akan menggunakan keterampilan teknologi, informasi, dan komunikasi di masa depan,'
Dan Kamu Raffi sepatutnya menghargai para perempuan dan menghormati Hak asasi manusia.
Mendengar akan hal tersebut Raffi merasa terketuk hatinya dan berkata “ Rima , maafkan aku dalam beberapa hari ini telah berkata yang menyakiti perasaanmu , bahkan perasaan para perempuan diluar sana.
Namun kemarin-kemarin aku hanya belum bisa berpikir secara adil , aku tidak memikirkan betapa besarnya peranan para wanita di era ini dan untuk masa depan, bahkan bisa saja perempuan lebih maju pemikirannya daripada yang laki-laki .
Rima pun sudah merasa tenang karena sudah menyelesaikan perseteruan ini , dan ia merasa bangga akan dirinya karena bisa mematahkan sebuah pemikiran egois seorang laki-laki.
Menurut Rima hal seperti ini pasti kerap terjadi diantara para perempuan-perempuan yang ada diluar sana.
Aku ingin para perempuan berani untuk mengangkat suaranya jangan hanya diam dan menerima jika diremehkan oleh laki-laki.
Apalagi ini perihal hak dari seorang manusia yang seharusnya didapatkan secara adil tanpa memandang perbedaan antara laki-laki dan perempuan , lemah dan kuat dan lain sebagainya .
Penulis Siswa Kelas XI-1 , SMAN 1 Lhokseumawe .
0 Komentar