Memahami Fungsi dan Unsur Pembentuk Kalimat dalam Bahasa Indonesia

Memahami Fungsi dan Unsur Pembentuk Kalimat dalam Bahasa Indonesia

  

                                           Sumber: Dreamina.capcut.com                                     

Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd. 

Sebuah  komunikasi yang dilakukan oleh manusia baik secara lisan, maupun tulisan pasti melewati untaian-untaian kalimat yang padu. Untaian kalimat tersebut dibentuk berdasarkan satuan kata dan kelompok kata yang menyampaikan satu pokok pikiran secara utuh.  

Hal ini, karena kalimat merupakan satuan ujaran yang langsung digunakan dalam berbahasa. Dalam tataran lingusitik,  ilmu yang mengkaji tentang makna dan jenis kalimat disebut dengan sintaksis. Selanjutnya, batasan tentang kalimat,  Chaer, (2003:240)  kalimat adalah ”Susunan kata-kata yang teratur yang berisi pemikiran yang lengkap.” 

Selain itu, sudah menjadi pengertian umum bahwa konsep kalimat dapat diberikan berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki oleh kalimat tersebut, yaitu dimulai dengan huruf kapital dan ditandai  dengan adanya tanda titik(.) pada akhir kalimat. Hal  ini, sesuai dengan  Arifin dan Junaiyah (2008: 54) mereka memberi pengertian kalimat ”Satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri mempunyai intonasi final (kalimat lisan) dan secara aktual  ataupun potensial terdiri atas klausa. Dapat dikatakan, bahwa kalimat membicarakan antara satu klausa dengan klausa yang lain.”

Kedua konsep  di atas, memberikan batasan baru terhadap kalimat  bahwa satuan bahasa  yang terdiri dari susunan kata dan berdiri sendiri atau bebas dalam menyampaikan gagasan atau pokok-pokok informasi secara utuh, baik secara lisan maupun melalui tulisan. 

Susunan kata-kata dalam kalimat  tidak terbentuk dengan sendirinya, tetapi harus melalui proses sintaksis yang tepat sehingga kalimat tersebut baru dapat dipahami oleh mitra tutur apabila berbentuk lisan dan pembaca apabila berwujud tulisan.

Berbeda dengan Ramlan, (1987:27) memberikan batasan tentang kalimat adalah ” satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda   panjang yang disertai nada akhir turun atau naik.”  Satuan gramatik yang dimaksud dalam batasan di atas adalah satuan yang memiliki fungsi untuk membentuk sebuah kalimat. 

Dari batasan  ini  dalam sintaksis telah melahirkan jenis-jenis kalimat berdasarkan intonasi yang digunakan. Kalau intonasi yang digunakan menurun pada akhir kalimat, maka kalimat tersebut adalah kalimat tanya. Sedangkan kalimat perintah adalah intonasi yang digunakan pada akhir kalimat  tinggi. Jika intonasi mendatar yang digunakan dalam sebuah kalimat maka disebut kalimat berita.

Dari ketiga batasan yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan gramatikal yang dapat  berdiri sendiri dan menyampaikan satu pokok pikiran secara utuh. Oleh karena itu, kalimat dalam ragam  lisan diberikan  berbagai intonasi atau jeda. Sedangkan dalam ragam tulisan kalimat ditandai dengan  huruf  kapital pada awal dan diakhiri dengan tanda titik.

 Jenis-Jenis Kalimat

Istiah klausa dipakai untuk merujuk pada deretan kata yang paling tidak memiliki subjek dan predikat, tetapi belum memiliki intonasi atau tanda baca tertentu. Istilah kalimat juga mengandung unsur paling tidak subjek dan predikat, tetapi telah dibubuhi intonasi atau tanda baca. 

Dalam bahasa tulis, hal ini diwujudkan dengan pemakaian tanda titik. Apabila intonasinya naik, atau tanda bacaanya adalah tanda tanya, maka yang terbentuk adalah kalimat tanya. Dengan kata lain, suatu klausa bisa menjadikan kalimat yang berbeda -beda tergantung pada intonasi atau tanda baca yang dipakai.

Selanjutnya,  Chaer, (2007:20) jika ditinjau dari jumlah klausa, kalimat dapat berupa kalimat tunggal atau kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang proposisinya satu dan karena itu predikatnya, pun satu, atau dianggap satu karena merupakan predikatnya majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas lebih dari satu proposisi sehingga mempunyai paling tidak dua predikat yang tidak dapat dijadikan suatu kesatuan.  

Kalimat juga dapat dilihat dari segi bentuknya. Dari segi itu ada kalimat deklaratif atau kalimat berita, kalimat interogatif atau kalimat tanya, kalimat imperatif atau kalimat perintah, dan kalimat dapat berupa kalimat lengkap.

Dari segi kelengkapan unsurnya, kalimat berupa kalimat lengkap dan kalimat tidak lengkap. Kalimat lengkap adalah kalimat yang unsur-unsur minimal seperti subjek dan predikat semunya ada. Kalimat taklengkap adalah kalimat yang beberapa unsur intinya tidak  dinyatakan.

 Ciri- Ciri Kalimat

Kalimat  adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai intonasi (ragam lisan), dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. Ditinjau dari klausa dapat dikatakan bahwa kalimat membicarakan hubungan antara sebuah klausa dan  klausa lainnya.  Jika dikaitkan dengan hubungan klausa yang ada dalam kalimat, maka kalimat dalam tataran linguistik mempunyai ciri-ciri seperti yang dikemukakan oleh Arifin dan Junaiyah (2007:5) ” 

Hubungan sintakmatis dan hubungan paradigmatis” Hubungan sintakmatis adalah hubungan linear antara unsur bahasa yang satu dengan unsur bahasa lainnya. Hal ini dapat diuji dengan perubahan-perubahan  urutan satuan unsur bahasa. 

Misalnya pada kalimat Saya bekerja keras dengan penuh disiplin dan tanggung jawab. Kalimat ini sudah memiliki bentuk yang tetap  dan tidak boleh diubah lagi. Seandainya kalimat tersebut diubah, maknanya akan berubah  dan tidak dapat dipahami lagi sebagai kalimat yang utuh. Akan tetapi, kalimat tersebut hanya berfungsi sebagai kumpulan kata yang tidak jelas apa yang dibicarakan.   

Contoh.

(1.a) Bekerja keras dengan saya penuh tanggung jawab dan disiplin
(1.b) Saya bekerja // keras dengan// penuh disiplin dan// tanggung jawab     

Kalau dianalisis kalimat (1a) tidak memiliki makna karena urutannya tidak koheren atau kacau. Sedangkan kalimat (1b) tidak dapat dipahami karena proses pemenggalan  tidak menurut pada frasa pembentukannya.  Jadi, bentuk yang benar adalah seperti kalimat berikut ini,

(2a) Dengan penuh disiplin dan tanggung jawab, saya bekerja keras
(2b) Saya // bekerja keras // dengan penuh disiplin // dan  tanggung jawab     

Ciri kedua, yang dimiliki oleh sebuah kalimat adalah adanya hubungan paradigmatis. Hubungan ini berkaitan dengan unsur-unsur bahasa pada tingkat tertentu dengan unsur bahasa lainnya. Lebih lanjut, sehubungan dengan  ini  Arifin dan Junaiyah (2007:6) ”hubungan paradigmatis menunjukkan unsur-unsur bahasa yang dapat disubtitusikan itu berada pada katagori yang sama untuk setiap tataran, yaitu tataran fonemis, morfologis, dan sintaksis”

Unsur-unsur Kalimat

Dilihat dari strukturnya, kalimat terdiri atas unsur-unsur yang disebut fungsi-fungsi sintaktis kalimat. Unsur-unsur tersebut dapat berupa kata atau kelompok kata. Unsur-unsur tersebut disusun sesuai sistem tertentu sehingga membentuk kalimat. Kalimat (disebut klausa) terdiri atas unsur-unsur fungsional yang mencakup subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Unsur yang selalu ada dalam klausa ialah predikat. Unsur-unsur yang lain mungkin ada mungkin juga tidak (Ramlan, 2005:84).

 Subjek (S)

Subjek dalam sebuah kalimat adalah  pokok pembicaraan. Artinya, segala ide atau gagasan penting yang ingin diungkapkan dalam sebuah kalimat harus diikatkan pada subjek.  Karena pokok pembicaraan dalam kalimat, maka subjek secara umum berada di awal kalimat kecuali dalam kalimat tertentu (kalimat invers) dan kalimat yang di awali oleh anak kalimat.  Dalam sintaksis, subjek sering dilambangkan dengan huruf (S). Subjek dalam sebuah kalimat sering diisi oleh kata benda atau nomina. 
Selanjutnya, Arifin dan Junaiyah  (2008:55) mengemukakan tentang cara tepat untuk mengetahui keberadaan subjek dalam  kalimat yaitu “  untuk mengetahui keberadaan subjek dalam sebuah kalimat kita dapat mengajukan pertanyaan  dengan menggunakan unsur predikat sebagai tumpuan.” Adapun pertanyaan yang dimaksud dalam batasan tersebut adalah
Siapa yang
Atau:
Apa yang
Batasan di atas, dapat diaplikasi melalui contoh berikut ini.
    (1a) Polisi menangkap pencuri
    (1b) Pencuri membongkar lemari
     (1c) Barang –barang habis dibawa pencuri
    (1d) Kesedihan menimpa siempunya rumah

Untuk mengetahui subjek pada  keempat contoh di atas, dapat diajukan pertanyaan, untuk (1.a) Siapa yang menangkap pencuri? jawabannya  adalah polisi. (1 .b) Siapa yang membongkar lemari? jawabannya adalah pencuri. Sedangkan untuk menemukan subjek pada kalimat  (1.c) dapat diajukan pertanyaan apa yang dibawa pencuri? jawabannya adalah barang-barang, begitu juga dengan (1.d) apa yang dialami siempunya rumah? jawabannya adalah kesedihan. Berdasarkan semua jawaban yang  diberikan oleh pertanyaan yang telah diajukan dalam  contoh kalimat di atas adalah sebagai subjek.

Berdasarkan bentuknya, subjek dapat berupa kata, frase dan klausa, hal ini dapat dilihat pada contoh berikut ini

(2a)   Kakaknya sedang menulis surat  ( Subjek  berbentuk kata)
(2b) Putra, anak kesayangan kami,telah mengerjakan pekerjaa rumahnya dengan baik ( Subjek  berbentuk frase)
(2c) Kucing yang saya temukan malam tadi, mengigit anak kera. ( Subjek  berbentuk klausa.
Berkaitan dengan hal di atas,  Hasan dkk, (1998: 320) mengemukakan tentang ciri subjek adalah sebagai berikut.
a. Jawaban atas pertanyaan siapa atau apa.
b. Disertai kata itu 
c. Didahului kata bahwa
d. Mempunyai keterangan pewatas yang
e. tidak didahului preposisi
f. umumnya berupa nomina atau frasa nomina
Keenam ciri tersebut dapat dilihat pada contoh berikut ini.
Contoh.
(3a) Eva telah dilamar oleh laki-laki pilihanya
(3b) Tulisan itu bagus
(3c) Bahwa ia tidak bersalah
(3d) Mobil yang merah akan dijual
(3 e) Dari hasil percobaaan itu membuktikan bahwa panas matahari dapat dijadikan sumber energi
(3 f) Manusia merupakan makhluk terindah di dunia
Predikat (P)
Predikat adalah unsur kalimat yang berfungsi menjelaskan subjek. Dalam kalimat predikat memiliki fungsi yang sangat penting. Jika dibandingkan  fungsi-fungsi lain yang ada dalam tataran sintaksis predikat memegang peranan yang sangat penting. Ketidakhadiran  predikat dalam sebuah kalimat membuat kalimat tersebut tidak memiliki makna yang jelas. Hal ini berbeda dengan  subjek,  jika tidak hadir masih dapat ditolelir oleh makna yang ditimbulkan. Oleh karena itu, kehadiran predikat dalam sebuah kalimat mutlak diperlukan.
Contoh
Pergi!
Lari!
            
Jangan parkir di sini!  
Pada dasarnya predikat berada di belakang subjek. Fungsinya sebagian besar diisi oleh kata kerja (verba), frase kerja. Akan tetapi, ada juga kalimat yang diisi oleh kata benda atau nomina. Kalimat jenis ini disebut kalimat nomina seperti   berikut ini.
  Mereka adalah mahasiswa  teladan.    
  Pencurinya pemuda itu.
Selain dibentuk oleh kata kerja (verba) dan nomina ( kata benda) ada juga yang dibentuk oleh kata sifat dan frase depan.
Contoh.
(4a) Bunga itu indah sekali .
(4b) Ayah ke kantor.
Adapun ciri-ciri predikat secara umum adalah.
a. Jawaban atas pertanyaaan mengapa dan bagaimana.
Contoh.
Geubrina  menyusun skripsi (jawaban atas pertanyaaan mengapa)
b. Disertai kata adalah ialah dan merupakan
Contoh.
Dea adalah mahasiswa kedokteran
c. Dapat diingkarkan
Contoh.
 Dea tidak melupakan tugas rumahnya
d. Disertai kata keterangan modalitas  
Contoh.
 Semua peserta ingin memperoleh kemenangan

  Objek (O)

Unsur objek tidak selalu harus ada dalam setiap  kalimat. Kehadiran objek dalam kalimat sangat bergantung pada predikat. Kalau predikat menghedaki hadirnya objek dalam kalimat tersebut maka kalimat  disebut kalimat aktif transitif. Akan tetapi, seandainya kalimat itu bukan verba transitif, objek tidak pernah ditemukan.  Artinya, objek hanya terdapat dalam kalimat yang memilki verba aktif transitif. Dengan demikian, objek dapat diketahui  dengan memperhatikan ciri khas objek itu sendiri. Seperti ciri-ciri yang dikemukakan oleh Kosasih (2000:100) “ 1) Kategori katanya berupa nomina, 2) berada langsung di belakang verba transitif aktif  tanpa preposisi, 3) dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif, dan 4)  dapat diganti dengan nya.         

Contoh.

a) Agus membaca buku (nomina)
b)  Ronaldo menyundul bola (aktif transitif)
c)  Wasit meniup peluit (aktif)
     Peluit ditiup oleh wasit (pasif)
d) Adik menyantap makanan
    Adik menyantapnya.

Fungsi Pelengkap

Pemakaian dalam kalimat antara objek dan pelengkap sering dicampuradukkan  pengertiannya. Hal ini terjadi karena adanya kemiripan antara kedua konsep tersebut. Baik objek maupun pelengkap  sama –sama berwujud nomina dan keduanya sering menduduki tempat  yang sama, yaitu  di belakang verba.

Contoh

a. Dia mendagangkan barang-barang elektronik di pasar

b. Dia berdagang  barang-barang elektronik di pasar

Barang-barang elektronik pada kalimat a adalah objek sedangkan barang-barang elektronik di pasar pada kalimat b merupakan pelengkap.
Adapun ciri-ciri pelengkap menurut Kosasih, (2000:100)  adalah “ 1) selain nomina pelengkap bisa diisioleh verba adjektiva,2) berada di belakang verba semi transitif  atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi, 3) tidak dapat dijadikan bentuk pasif, dan 4) tidak  dapat digantikan dengan nya.”

Contoh.

1) Adik bermain bola (nomina)

Kami suka berenang (verba)

Bajunya berwarna hijau adjektiva

2) Mereka bermain tenis (semi transitif)

Saya memerintahkan kakak bersenam pagi (dwitransitif)

Ibu berkata bahwa ayah belum pulang( bahwa=preposisi)

3) Adik bermain bola basket

Bola basket bermain adik?

4) Negara ini berlandaskan hukum

Negara ini berlandaskannya?

Keterangan

Keterangan adalah unsur yang fungsinya menjelaskan sejumlah fungsi yang  ada dalam kalimat. Kehadiran fungsi keterangan  bersifat manasuka. Artinya unsur keterangan boleh ditempatkan di mana saja dalam kalimat. Dalam hal ini, keterangan tidak sama dengan fungsi lain yang harus menempati tempat tertentu dalam kalimat. Akan tetapi, jika  unsur ini tidak hadir dalam kalimat tidak akan memberi perubahan secara signifikan bagi kalimat, baik dari semantis maupun dari struktur kalimat.  

Unsur klausa yang tidak menduduki fungsi S, P, O, dan Pel dapat diperkirakan menduduki unsur keterangan. Berbeda dengan O dan PEL yang selalu berada dibelakang  P, dalam suatu klausa umumnya KET mempunyai letak yang bebas, artinya terletak di depan S dan P, dapat  terletak di antara S dan P dan dapat juga terletak di belakang sekali.

Berdasarkan maknanya keterangan  terbagi dalam  10 jenis yaitu.

1. Keterangan tempat  
2. Keterangan waktu
3. Keterangan tujuan
4. Keterangan cara
5. Keterangan  penyerta
6. Keterangan alat
7. Keterangan similatif
8. Keterangan  penyebaban
9. Keterangan  kesalingan
10. Keterangan akibat  
 

Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Berita Terkait

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Kereen ini, alangkah baiknya artikel ini dijadikan buku, sebegai panduan memahami bahasa dan membuat kalimat bagi penulis pemula...

    BalasHapus
  2. Insyaallah terimakasih sudah hadir

    BalasHapus