Bingung, Membedakan Kalimat Fakta dan Opini dalam Bahasa Indonesia, Baca Artikel Berikut!

Bingung, Membedakan Kalimat Fakta dan Opini dalam Bahasa Indonesia, Baca Artikel Berikut!

 

                                                        Sumber: https://www.otosia.com/

Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.

Secara umum isi tajuk rencana dikelompokkan menjadi dua bentuk  besar, yaitu kelompok fakta dan kelompok  opini.
Kelompok fakta adalah segala informasi yang ada dalam tajuk rencana benar-benar terjadi baik yang berhubungan dengan peristiwa maupun masalah lain yang berupa informasi penting yang bermanfaat bagi  khayalak ramai. 

Selain menyajikan  informasi, tajuk rencana juga menyajikan sejumlah informasi yang berupa data.  Data dan informasi yang disajikan  termasuk juga  dalam kelompok fakta.

Dalam kehidupan sehari-hari kata fakta sering disinonimkan dengan kenyataan atau realita. Walaupun kata tersebut bersinonim tetapi memilki arti yang berbeda apabila berada dalam kon tertentu. 

Kusumah, dkk (2007:24) Memberi pengertian tentang fakta yaitu “ faktual ( Factual) “ yakni ada faktanya (fact) benar-benar terjadi bukan fiksi (rekaan, khayalan atau karangan). Fakta muncul dari sebuah kejadian nyata.” Sebuah peristiwa, baik berupa kejadian maupun ucapan seseorang menghasilkan fakta.

Seiring dengan pendapat di atas, Keraf ( 2005: 12) memberikan beberapa cara untuk menguji fakta adalah”  Untuk menetapkan apakah data  atau informasi yang kita peroleh merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian, apakah data-data  atau informasi itu  hal atau kenyataan  sungguh-sungguh terjadi “ 

Merujuk pada pendapat tersebut dapat disimpulkan fakta adalah suatu pernyataan yang tidak dapat dibantah kebenarannya ada dan benar-benar terjadi. Dikatakan buah pernyataan karena isi dari fakta tersebut dapat berupa  imperatif atau persuasif.  

Secara umum isi dari fakta terdiri atas 3 bagian, yaitu berupa  data,  keadaan, dan peristiwa. Fakta yang berupa data adalah suatu pokok masalah yang dikupas berdasarkan data dan angka baik berupa tabel ,maupun berupa nilai-nilai yang ada pada sebuah tabulasi. 

Selain itu, fakta yang berupa data disajikan dengan memanfaatkan kurva dan grafik sebagai media penyampaian informasi. Fakta yang berupa data juga dapat di umpai dalam bentuk laporan ,seperti rapor,  kuesioner yang berupa data.
 
Fakta yang berupa keadaan adalah sejumlah kondisi atau suasana yang dirasakan oleh setiap individu. Keadaan atau kondisi tersebut berupa: cuaca alam, keadaan batiniah manusia, dan keadaan lingkungan. Keadaan cuaca merupakan keadaan yang menggambarkan tentang peristiwa alam yang bersifat fakta atau kenyataan.

Contoh dari keaadaan tersebut suasana panas, dingin, mendung dan hujan, gempa bumi. Sedangkan keaadan batiniah yang di alami manusia yang berupa fakta adalah rasa benci, cinta, sayang, dan kecewa yang dinampakkan melaui sikapnya secara nyata yang di interprestasikan melalui tingkah lakunya.

Berbeda dengan fakta yang mencakup keaadaan lingkungan yang lebih menonjolkan peristiwa-peristiwa sosial yang ada di lingkungan masyarakat. Peristiwa tersebut  berupa gotong royong, ronda malam  dan acara –acara yang lain yang melibatkan masyatrakat secara berkelompok 
 
 Ciri- Ciri Kalimat  Fakta       
Fakta  yang sering dijumpai dalam setiap kon berbentuk  pernyataan yang bersifat deklaratif, imperatif, dan persuasif. 

Fakta  yang berbentuk deklaratif adalah sebuah pernyataan tentang suatu masalah yang berhubungan dengan konsep, pengertian, dan istilah yang benar-benar ada,  baik  dalam bentuk lambang bunyi maupun dalam referensinya. Sedangkan fakta yang berupa imperatif adalah sejumlah kalimat mewadahi  peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. 

Di samping itu, ada juga fakta yang berbentuk persuasi atau ajakan yang dilakukan terhadap individu atau khayalak oleh autoritas dengan tujuan tertentu.

Untuk menandakan apakah yang dikemukakan oleh seseorang termasuk fakta atau opini? Untuk menjawab pertanyaan tersebut  harus diketahui terlebih dahulu apa sebenarnya yang menjadi ciri-ciri fakta? 

Keraf ( 2005:11) mengemukakan tentang ciri fakta secara garis besar adalah “konsistensi dan koherensi”  kedua ciri –ciri tersebut akan dibahas  satu per satu disertai dengan contoh yang akurat. 

 Konsistensi  
Sebuah argumen akan kuat dan mempunyai tenaga persuasif yang tinggi, kalau bukti-bukti yang diberikan bersifat konsisten. 

Tidak ada satu bukti pun yang melemahkan bukti yang lain. Sebagai contoh, untuk membuktikan bahwa  seseorang tidak sanggup secara ekonomis, sehingga tidak dapat membayar uang kuliah sekaligus diajukan bukti atau fakta, seperti pekerjaan orang tua sebagai buruh harian, dari golongan rendah, dan pendidikan orang tua rendah. 

Apabila bukti-bukti yang diberikan tersebut berupa benar-benar ada dan konsintensi  atau sesuai dengan yang sebenarnya,  maka  gambaran di atas tersebut merupakan hal yang bersifat fakta.

Akan tetapi, jika bukti dan alasan–alasan yang diberikan hanya sebagai alat untuk melepaskan diri dari sebuah ganjaran dan tidak sesuai dengan kenyataan maka tidak dapat dimasukan  dalam kelompok  kalimat fakta. 

Baca Juga: Sebenarnya Guru adalah Sumber Utama dalam Pencegahan Bullying?
Dengan demikian  ciri-ciri fakta yang bernbentuk konsistensi adalah berbentuk suatu  permasalahan yang dilami oleh setiap individu,  akan  tetapi hal itu didukung oleh kalimat-kalimat yang berupa fakta.Senada dengan hal di atas, Qidran http://kreasi-nurdi.blogspot.com        mengemukakan tentang   ciri- ciri kalimat fakta sebagai berikut

1) Kenyataan

2) Informasi dari kejadian yang sebenarnya.

3) Kalimat fakta adalah kalimat yang mengedepankan fakta nyata dan hasil temuan, dan sering kali menggunakan kutipan dari berbagai sumber sebagai penguat argumen,misalnya "berdasarkan tulisan Leonardo Da Vinci...", "mengutip kata Shakespeare...", "menurut hasil survey yang dilakukan oleh BSI...", dll.

4) Kalimat fakta itu kejadiannya sudah terjadi dan pasti dan biasanya disertai dengan waktu kejadian.misalnya seperti "kebakaran yang terjadi di tanah abang senin kemarin telah memakan 8 orang korban jiwa".

 Koherensi

Semua  evidensi yang digunakan untuk menentukan penilain terhadap fakta adalah masalah koherensi. Semua fakta yang digunakan haruslah koheren dengan pengalaman-pengalaman manusia atau sesuai dengan pandangan atau sikap yang berlaku. 


Bila penulis  dan pembicara menginginkan pembaca dan pendengar  agar yakin terhadap apa yang ingin disampaikan, fakta mempunyai peranan penting dalam hal tersebut.


Berdasarkan  ciri-ciri fakta yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka secara umum dapat disimpulkan  bahwa fakta mempunyai ciri –ciri sebagai berikut,


1) Fakta  berbentuk pernyataan yang bersifat  imperatif, naratif dan persuasif.  

2) Fakta  dapat diuji dengan pertnyaan yang berbentuk 5 W+ 1H (What,where. who, when, why, dan How)

3) Isi dari fakta mencakup semua peristiwa, data, keadaan dan konsep atau istilah dalam bidang pengetahuan.

4) Frekuensi  fakta terdapat dalam sebuah informasi yang berbentuk berita.

5) Fakta merupakan suatu pernyataan yang tidak dapat dibantah kebenarannya. 

Perbedaan  Kalimat Fakta dan  Kalimat Opini

Pada dasarnya kedua hal di atas, memiliki perbedaan yang signifikan. perbedaan tersebut ditentukan oleh ciri-ciri yang dimiliki oleh kalimat fakta dan opini. 


Selain tampak pada ciri- ciri perbedaan juga tampak pada isi yang dikandung oleh kedua kalimmat tersebut.  Hal ini seperti digambarkan dalam tabel berikut 

.
Selanjutnya, sebagai contoh, kalimat "Bumi bulat" merupakan fakta karena hal tersebut dapat didukung oleh bukti ilmiah dan pengamatan yang telah dilakukan. 

Namun, kalimat "Bumi adalah planet paling indah di tata surya" merupakan opini karena hal tersebut merupakan pandangan subjektif seseorang yang tidak dapat diverifikasi secara faktual.

Simpulan: 

Perbedaan antara kalimat fakta dan opini juga dapat dilihat dari strukturnya. Kalimat fakta cenderung menggunakan data, statistik, atau informasi terverifikasi sebagai dasar argumennya, sementara kalimat opini lebih berfokus pada ekspresi subjektif individu tanpa harus didasari oleh bukti konkret.

Penting untuk membedakan antara kalimat fakta dan opini dalam berbagai konteks, terutama dalam menyajikan informasi kepada orang lain. Salah penggunaan antara keduanya dapat menyebabkan salah pengertian atau pemahaman yang tidak tepat terhadap suatu topik.

 

Dalam dunia jurnalisme dan media, perbedaan antara fakta dan opini merupakan hal yang sangat penting. 


Seorang jurnalis harus dapat membedakan mana yang merupakan fakta yang perlu disampaikan secara objektif dan mana yang merupakan opini yang perlu disampaikan sebagai pendapat subjektif.


Dengan demikian, memahami perbedaan antara kalimat fakta dan opini merupakan hal yang penting dalam memastikan bahwa informasi yang disampaikan akurat dan dapat dipercaya oleh orang lain.



Penulis adalah  Pemimpin Jurna Aceh edukasi dan Guru SMA  N 1 Lhokseumawe

Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar