Sumber; Dokumen Pribadi
Oleh: Suraida Fitri, S.SI, M.S.M
Pada suatu sekolah sering
kita melihat guru piket kewalahan menangani tingkah siswa mulai di pagi hari sampai pulang. Di pagi
hari sering ditemui siswa yang terlambat.
Herannya yang terlambat itu justru siswa yang sama. Ketika
ditanyakan alasan keterlambatannya
ternyata beragam. Ada yang terlambut bangun, otomatis salat subuhnya
dipertanyakan.
Ada yang mesti mengantar adiknya ke sekolah, ada yang
membantu orang tuanya mengangkut barang
dagangan ke pasar terlebih dahulu. Lebih
miris
lagi ada yang tidak menyukai guru yang mengajar di jam pertama (walaupun
ini cuma tersirat dari bahasa siswa tapi tidak terang-terangan)
Senada dengan hal di atas tugas guru piket
tidak hanya di pagi hari, di saat
pembelajaran sedang berlangsungpun banyak ditemui siswa yang berkeliaran di luar kelas. Ketika ditanyapun alasannya kenapa di kantin? Lapar
bu! Kenapa di luar? Kamar mandi bu! lain dan banyak kenapa yang lain
yang selalu ada jawabannyadan sudah disiapkan oleh siswa secara klasik.
Dari semua pertanyaan di atas dapat dirumuskan
bahwa masalah utamanya adalah kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran.
Apabila siswa tersebut punya motivasi yang tinggi,
otomatis Dia akan berusaha menghalau segala kesulitan yang ada sejak dari bangun tidur.
Тіdak akan ditemui
drama di pagi hari, mulai dari bangun tidur sampai berangkat ke sekolah.
Apabila Dia punya motivasi yang kuat untuk belajar. Siswa akan berusaha untuk
tidak terlambat datang ke sekolah. Mereka akan mengatur waktu sebaik-baiknya. Berkaitan
dengan belajar yang merupakan rutinitas sehari-hari, sebaiknya siswa tidak
melakukan tindakan suka pilah -pilih guru.
Faktor lain yang menyebabkan siswa sering
berada di luar kelas juga karena siswa tidak menyukai guru bidang yg
sedang mengajar di dalam kelas. Hal
itu tidak berlaku untuk satu orang guru,akan tetapi ada
juga guru yang sama yang tidak disukai oleh banyak siswa.
Tindakan siswa yang suka pilah- pilih guru
tentunya tidak dapat dibenarkan. Akan tetapi, pihak gurupun juga harus menginstropeksi dirinya agar
menjadi guru yang disenangi oleh siswa, sehingga dia menjadi guru idola siswanya.
Baca Juga: Guru Mengajar dengan Hati adalah Guru yang Dirindui
Selanjutnya "Baiknya hubungan seorang
guru dengan siswa sangat berpengaruh
kepada berhasilnya sebuah kegiatan pembelajaran” Guru yang disenangi oleh siswa
akan membuat siswanya betah dan nyaman
dalam belajar. Hal ini memudahkan transfer materi dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan baik.
Sebaliknya guru yang kurang disukai siswa
tersebut tidak mampu menjalin hubungan baik dengan siswa. Siswa akan
cenderung apatis dengan pelajaran yang
disampaikan oleh guru tersebut. Siswa akan mudah merasa bosan saat jam belajar
dan ingin segera mengakhiri pelajaran sehingga mengakibatkan tujuan
pembelajaran tidak tercapai dgn baik. (https://
www.sdn7 muntok. Sch.id / read / 30 / menjadiguru yg di senangi siswa).
Maksud dari kutipan di atas adalah setiap
guru harus mampu membuat dirinya di senangi oleh siswa Bagaimana caranya agar
guru dapat membuat dirinya di
senangi oleh siswa? Dari hasil observasi penulis terhadap siswa yang
suka pilah- pilih guru ditemui ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa suka
pilah- pilih guru seperti uraian
berikut:
1. Faktor Metode Pembelajaran yang Digunakan Guru Membosankan
Seorang guru didalam kelas Saat mengajar
menggunakan metode mengajar yang membosan kan, maka siap-siap guru tersebut
akan dibandingkan oleh siswanya dengan guru lain yang menggunakan metode
mengajar yang menyenangkan.
Guru menggunakan metode mengajar yang membosankan
akan membuat siswa yang mengikuti pembelajaran di kelas menjadi jenuh dan malas
belajar. Siswa tidak tertarik untuk menyimak
apa yang di sampaikan gurunya di depan kelas. Akibatnya akan ditemui banyak siswa
yang suka izin ke kamar mandi, padahal ke kantin atau kadang malah meninggalkan lingkungan sekolah/ cabut
sekolah.
Dengan tidak memperhatikan guru yang
mengajar di depan kelas, daya serap siswa
terhadap Pelajaran menurun dan prestasinya juga akan merosot. Selanjutnya, metode pembelajaran yang
digunakan guru memegang peranan yang penting terhadap prestasi belajar siswa.
Guru yang menggunakan metode pembelajaran membosankan atau monoton dalam kelas dapat membuat motivasi dan minat
belajar siswa menurun drastis.
Dilansir dari https://www.kompasiana.com/kresensia71536/6485fd154d498a46b83c81f2/gaya-mengajar-guru-yang-monoton-dan-dampaknya-pada-motivasi-belajar-siswa
diakses tanggal 18 Oktober 2024. Dijelaskan bahwa untuk
mengidentifikasi gaya mengajar yang monoton, ada beberapa ciri yang dapat dikenali.
Pertama, guru yang mengajar dengan gaya
monoton cenderung menyampaikan materi secara satu arah. Komunikasi
guru bersifat pasif dan kurang
melibatkan interaksi aktif dengan siswa. Kedua, gaya mengajar yang monoton sering
dicirikan dengan nada suara yang datar, karena kurangnya penggunaan variasi
intonasi atau ekspresi suara yang dapat menarik perhatian siswa.
Selanjutnya, ketiga, guru dengan gaya
mengajar monoton sering kali terbatas dalam penggunaan metode pembelajaran, seperti
hanya memberikan ceramah tanpa menggunakan berbagai media atau metode. Keempat
mereka juga kurang memperhatikan variasi penyajian materi sehingga siswa
cenderung kehilangan minat dan teralihkan dalam pembelajaran.
Dari kutipan di atas terlihat bahwa guru yang
mengajar dengan cara monoton dapat membuat siswa bosan dan tidak tertarik terhadap
materi yang sedang disajikan. Guru hanya
menjalankan tugasnya mengajar tanpa melihat apakah siswanya tertarik atau tidak
terhadap materi yang sedang disampaikan.
Seharusnya suara guru saat memberikan materi harus besar dan
menggelegar, sehingga siswa memusatkan
perhatiannya ke depan kelas. Saat mengajar guru juga jangan hanya menggunakan
metode ceramah tapi harus bervariasi.
2.
Faktor Usia
Faktor selanjutnya yang membuat guru
tidak disenangi atau tidak dipilih oleh siswa adalah faktor usia. “Usia tidak
bisa bohong”, Itu adalah ungkapan yang benar adanya, karena semakin lanjut usia
seseorang selain akan semakin matang dalam segi pemikiran tapi juga semakin
lambat dalam gerakan.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa usia
seseorang berpengaruh terhadap produktifitas yang dimiliki, begitu juga di sekolah.
Siswa sangat menyenangi guru yang berusia muda, berpenampilan menarik dan
cerdas. Bagaimana dengan guru - guru yang sudah berusia lanjut? Apakah harus
mengambil pensiun dini? Tentu tidak karena seorang guru akan memasuki usia
pensiun saat berumur 60 tahun jadi sebelum berumur 60 tahun seorang guru harus
tetap mengupgrade dirinya agar bisa mengikuti perkembangan dunia Pendidikan.
Dikutip dari. https://id.quora.com/Mengapa-siswa-menyukai-guru-yang-muda-ketika-mengajar yang diakses pada tanggal 19 Oktober 2024
dijelaskan bahwa ada Faktor lain yang membuat guru muda bisa di sukai banyak
murid. Beberapa hal seperti idiologi, pola pikir dan kepribadiannya yang cukup
relevan dengan muridnya membuat mereka memiliki Ikatan batin yang lebih kuat.
Hal-hal tersebut tidak lepas dari Faktor
umur diantara mereka yang tidak terpaut
jauh Bayangkan betapa asyiknya punya guru yang disela mengajar bisa di ajak
ngomongin anime, ngomongin drama korea dan membahas debat masalah K-Pop
dan membuat analogi Pelajaran berdasarkan berita terhangat hanya
dimengerti kaula muda. Dengan begitu, guru muda tidak hanya dianggap sebatas guru, tetapi juga bisa dianggap sebagai
teman oleh siswanya.
Merujuk kutipan di atas dapat disimpulkan
bahwa guru yang berusia muda lebih disukai, karena dianggap sefrekuensi dengan
siswa. Untuk itu guru-guru yang sudah berusia lanjut harus berusaha memahami
apa yang diinginkan oleh siswanya. Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari situasi kekiniaan yang sedang digandrungi siswa. Menyelipkan
hal-hal
kekinian tersebut dalam pembelajarannya, sehingga siswa tertarik untuk belajar dan
kadang muncul istilah dari siswa bahwa “Ibu A sudah tua, tapi berjiwa muda.”
3.
Faktor Ketidaktegasan
Apabila seorang guru tidak tegas
terhadap siswanya ketika berada didalam kelas dapat menyebabkan siswa yang
diajarkan bermain-main di dalam kelas, bahkan kadang-kadang memperolok–olok guru tersebut. Ketegasanperlu
dimiliki Seorang guru agar dapat menjadi guru yang di hormati di senangi oleh Siswanya.
Dikutipdari https://smpnsatukurun.sch.id/read/127 menjadi-guru-yang-tegas-tap menyenangkan-bagi-siswanya
diakses pada tanggal 19 Oktober 2024.
S Seorang guru yang tegas memegang teguh aturan dan harapan yang
telah ditetapkan. Mereka menetapkan batasan yang jelas dan konsisten, serta
mengkomunikasikan konsekuensi dari pelanggaran aturan. Mereka memberikan
penjelasan yang tegas tentang apa yang diharapkan dari siswa dan bertindak
dengan konsisten. Ketika aturan dilanggar, namun seorang guru yang tegas tapi menyenangkan
juga mengutamakan pendekatan yang positif dalam menghadapi siswa. Mereka menggunakan penguatan positif, pujian dan penghargaan sebagai cara untuk
memotivasi Siswa dan menguatkan perilaku yang diinginkan.
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam kelas guru perlu
memberikan batasan-batasan atau rambu-rambu sebagai aturan yang mengikat siswa
agar tidak berlaku sembarangan dan bermain-main Ketika pembelajaran
berlangsung. Guru yang tegas terhadap aturan bukan berhati kejam.
Hal-hal yang harus dilakukan oleh
seorang guru agar terlihat tegas di hadapan siswanya: Membuat Aturan yang Jelas Untuk menghadapi siswa agar tidak
bermain -main ketika guru sedang mengajar, seorang guru saat pertama kali masuk dalam suatu kelas membuat kesepakatan dengan
warga kelas. Kesepakatan terhadap aturan
yang tidak boleh dilanggar oleh siswa selama pembelajaran berlangsung ,
tentunya sepakat kelas.
Aturan yang jelas ini perlu di buat
agar siswa tidak merasakan adanya perbedaan perlakuan guru antara satu siswa
dengan siswa lainnya. Contoh aturan yang dibuat guru dengan siswa adalah
mengenai:
b)
Keterlambatan Masuk Kelas.
Apabila pembelajaran telah
berlangsung selama 20 menit, maka siswa tersebut tidak dibenarkan lagi masuk pada
hari itu. Mereka diminta belajar mandiri di perpustakaan. Ketika guru
telah membuat aturan seperti itu dan ada pelanggaran dari siswa maka guru harus konsisten dengan aturan yang telah
dibuat. Dalam konteks ini, siapapun siswa yang malakukan kesalahan
diperlakukan sama, dan tidak dibeda-bedakan, walaupun yang melanggar adalah
anak kesayangan guru yang bersangkutan.
Ketika guru bisa berlaku adil terhadapa peraturan yng
di sepakati bersama maka Sisaa - siwa akan terbiasa dengan aturan yang dibuat
Serta berusaha untuk tidak melanggar aturan tersebut. Mereka akan Fokus untuk
tidak terlambat karena memiliki guru yang tegas dan adil. Tidak
menyelesaikan tugas. Apabila ada siswa yang telat menyelesaikan tugas yang di
berikan guru baik ketika pembelajaran sedang berlangsung ataupun tugas yang
harus di selesaikan dirumah, guru harus memberikan aturan yang jelas terhadap
pelanggaran tersebut.
Misalnya
mengharuskan siswa membuat makalah tambahan apabila tidak membuat tugas yang diberikan. Apabila guru konsisten
dengan aturan yang dibuat maka Siswa akan berusaha untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan.
Memberikan Nasihat
Apabila guru menemui ada siswa di
dalam kelas yang melanggar aturan yang di sepakati Bersama, hendaknya guru
memanggil siswa tersebut untuk menanyakan permasalahan yang dialami oleh siswa
sehingga siswa tersebut melanggar kesepakatan bersama.
Guru perlu mengetahui permasalahan yang sedang
dialami siswa, karena adakalanya seorang siswa bertingkah di kelas karena
mengharapkan perhatian dari guru. Banyak masalah yang dialami siswa dan siswa
tidak tau kemana mengadu. Mereka malu mengutarakan masalahnya.
Dari pengamatan di lapangan, masalah-masalah yang dialami siswa biasanya
masalah ekonomi, konflik kedua orang tuanya. Sebaiknya guru peka
dan dan peduli kepada siswanya. dengan berusaha memanggil siswa dan menanyakan
permasalahannya.
Di sini guru perlu bersikap tegas dan
tidak semata-mata langsung menerima semua alasan yang di kemukan siswanya. Guru
harus melakukan kunjungan ke rumah siswa untuk membuktikan bahwa apa yang
dikatakan tersebut benar. Guru menasehati siswa terkait masalah yang
dimilikinya, karena tidak ada orang yang tidak memiliki masalah tetapi
bagaimana menyelesaikannya.
4.
Faktor Penampilan Guru Tidak Menarik
Penampilan guru sangat mempengaruhi
suasana belajar di kelas. Penampilan seorang guru merupakan modal yang Sangat
penting untuk menunjang proses belajar
mengajar di kelas. Penampilan seorang guru dapat membuat siswa di kelas tertarik untuk mengikuti pelajaran
yaneg diampu guru tersebut.
Tidak dapat dipungkiri bahwa, seorang guru yang cantik atau tampan
lebih menarik minat siswa untuk belajar. Akan tetapi penampilan guru
tidak hanya dilihat dari wajahnya saja.
Namun ada -faktor lain yang menyangkut penampilan guru yang dapat
menarik minat siswa untuk belajar. Selain Faktor wajah adalah penampilan sehari
-hari guru di sekolah. Penampilan sehari-hari ini meliputi cara berpakaian
guru dan cara berhias guru.
Guru yang sehari-hari berpenampilan
rapi seperti baju disetrika licin, jilbab tidak miring ke kiri dan kanan serta sepatu mengkilap akan menarik
minat siswa untuk belajar. Siswa sering membandingkan dengan guru yang tidak punya
penampilan. Guru yang berpenampilan
menarik bukan berarti harus menggunakan barang-barang branded ataupun barang-barang
mahal. Akan tetapi dengan barang yang
sederhana seorang guru dapat berpenampilan menarik.
Seorang guru yang berpenampilan
menarik dapat menarik siswanya untuk berpenampilan rapi juga. Siswa akan malu
berpakaian tidak rapi atau berambut gondrong apabila berhadapan dengan guru
yang berpenampilan menarik. Apapila guru
tidak menarik penampilannya dapat mengakibatkan motivasi siswa terhadap mata
pelajaran tersebut turun drastis.
Kutipan
di atas memberi gambar bahwa penampilan
guru di kelas dapat mempengaruhi motivasi siswa dalam
proses pembelajaran. Guru yang berpenampilan menarik dapat membuat siswa betah
berada di dalam kelas, ketika siswa sudah betah berada dikelas, otomatis di
siswa akan memperhatikan pelajaran yang di sajikan oleh guru sehingga prestasi
siswa akan meningkat.
Dilansir dari https://sumsel.kemenag.go.id/berita/view/287681/guru-harus-mampu-jaga-penampilan-diri
di akses pada 19 Oktober 2024. Seorang guru harus
berpenampilan menarik dan harus Jadi contoh siswa, jika guru sudah mampu
menjaga penampilan dirinya siswa akan
termotivasi dan mengikuti apa yang diajarkannya, Sebaliknya jika gurunya Saja
tidak mampu menjaga penampilan, siswa juga malas untuk belajar dan patuh kepada
guru. Tunjukkan bahwa adalah Seorang guru yang baik mulailah dari menjaga
penampilan diri yang baik agar siswa kita juga baik.
Dari dua kutipan di atas terdapat
persamaan terhadap penampilan seorang
guru ketika Ketika berada didalam kelas yaitu penampilan guru yang menarik
mampu memotivasi siswaa untuk serius belajar, penampilan guru yang menarik
dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan tekun sehingga prestasinya pun
semakin meningkat.
5. 5. Guru Suka Pilih Kasih
Salah
satu sifat yang harus dimiliki seorang guru adalah mampu berlaku adil terhadap
semua peserta didik yang ada didalam kelas yang diampunya. Setiap peserta didik
memiliki hak yang sama untuk mendapatkan perhatian dari gurunya tanpa melihat
latar belakang ekonomi, pintar bodohnya, cantik jeleknya atau tingkah laku
siswa sehari-hari. Tapi yang ditemui di sekolah banyak guru yang suka pilih
kasih terhadap anak didiknya.
Guru
yang suka pilih kasih akan membuat anak didiknya malas berinteraksi
dengannya dan akibatnya guru tersebut tidak disukai oleh sebagian besar anak didiknya.
Hal tersebut juga dapat mengakibatkan motivasi belajar anak didiknya akan
menurun.
·
Sebenarnya
guru tidak pernah berniat untuk pilih kasih terhadap siswanya dan walaupun
sudah melakukan tindakan pilih kasih belum tentu guru tersebut menyadarinya. Hal
tersebut dibuktikan dengan memberikan perhatian lebih kepada siswa tertentu dengan
cara sering menyuruh siswa tertentu ke papan tulis. Dengan bahasa lain guru sering
datang ke meja siswa tertentu yang dianggap pintar dan mengabaikan siswa lain.
Tindakan
guru seperti itu akan mengakibatkan siswa
bersikap illfeel (kecewa) terhadap guru tersebut. Terkadang seorang guru
juga berlaku tidak adil dengan hanya memberi perhatian terhadap siswa yang duduk dibangku depan saja, sedangkan yang duduk
di bangku belakang terabaikan. Akhirnya
siswa yang merasa terabaikan memilih tidak peduli terhadap pelajaran tersebut dan guru yang
mengajar serta memilih keluar masuk kelas.
Dikutip
dari https://www.kompasiana.com/venusgazer/5535af066ea8349b20da42cf/ketika-guru-diskriminatif-dan-pilih-kasih
diakses tanggal 19 Oktober 2024. Ada beberapa fkctor yang
membuat seorang guru bersikap Diskriminatif dan pilih kasih antara lain:
Diskriminasi karena Faktor SARA. Ada cerita yang berkembang mengapa orang tua
dari etnis Tionghoa enggan menyekolahkan anaknya di sekolah negeri yang bermutu
sekalipun. Mereka rela memasukkan anaknya ke sekolah swasta yang mahal karena
tidak rela anaknya dibully atau mendapat diskriminasi. Ada oknum guru yang
melakukan diskriminasi atas dasar Perbedaan agama. Menjadi kelompok minoritas
dari agama apapun disekolah, harus siap mental karena ada guru-guru yang
fanatik.
Faktor
Status sosial, status sosial orang tua dianggap melekat pada murid sehingga jangan
heran jika anak seorang pejabat tinggi daerah mendapat perlakuan dan perhatian
lebih dari guru atau pihak sekolah.
Dari
kutipan di atas dapat kita simpulkan bahwa Selain karena ada guru yang tidak
sadar dalam melakukan Pilih kasin terhadap siswa ternyata ada guru yg memang dengan
sengaja melakukan kegiatan pilih kasih tersebut, atau pilih kasih karena faktor-faktor
yang di sebutkan dalam kutipan diatas yaitu karena faktor Sara, faktor perbedaan
agama dan faktor status sosial.
Bahkan
ada juga ditemui guru yang pilih kasih terhadap siswa karena orang tua siswa tertentu
suka memberi hadiah saat bepergian ke luar kota dan ada juga orang tua yang
suka memberi hadiah kepada guru saat pembagian raport.
Guru
yang tidak bijaksana atau suka pilih kasih akan memperlakukan siswanya secara
berbeda karena faktor memberi ada orang tua siswa yang memberi hadiah tersebut.
Guru yang suka pilih kasih akan membuat siswanya malas mengikuti pelajaran dan
membuat motivasi belajar siswa terjun bebas ke level terendah.
Guru
yang baik tidak akan melakukan tindakan pilih kasih terhadap siswanya. Guru harus memiliki empati kepada seluruh siswa yang
ada di kelasnya. Dengan memiliki empati terhadap seluruh siswa yang ada
dikelasnya maka guru akan dapat melihat karakter siswa yang berbeda-beda antara
satu siswa dengan siswa lainnya.
Dengan
mengetahui perbedaan karakter yang di miliki siswa maka guru akan mengenal
perilaku semua siswanya dan mengetahui bagaimana menyelesaikan masalah yang
dimiliki oleh siswanya. Pada intinya apabila seorang kasih guru ingin disayang dan
dekat dengan semua siswa maka jangan melakukan tindakan pilih kasih terhadap
siswa-siswanya.
Setelah
mengetahui penyebab siswa suka
pilah-pilih guru, maka sebagai seorang guru harus bisa berubah agar bisa menjadi guru yang
di pilih oleh siswa. Pertama tentunya guru harus mengevaluasi dirinya atau
menilai kemampuan yang dimiliki agar
disenangi oleh siswa.
Guru harus mempersiapkan diri Saat masuk kelas
dengan menyiapkan bahan ajar yang menyenangkan karena dengan guru mampu
menyiapkan bahan ajar yang menyenangkan menunjukkan bahwa guru telah siap untuk
mengajar seningga dalam kelas guru
tersebut tidak membosankan saat menyampaikan marteri kepada siswa.
Guru
yang harus menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, karena dengan suasana
kelas yang menyenangkan Siswa tidak akan bosan dan tidak akan di temui siswa
yang meninggalkan kelas sant jam pelajara sedang berlangsung.
Agar
disenangi oleh siswa seorang guru juga harus bisa menghargai siswa dikelasnya,
jangan pernah membeda-bedakan Siswa yang pandai atas sisiwa yang kurang
kemampuan belajarnya. Setiap siswa harus di perlakukan sama.
Sering
di temui di lapangan ada guru di kelas hanya fokus pada siswa yang pintar saja
dan mengabaikan siswa yang kemampuannya kurang, hal tersebut membuat Siswaa
yang merasa di abaikan akan malas mengikuti Pelajaran dan memilih keluar kelas
karena merasa tidak di harapkan kehadirannya.
Dari
contoh di atas dapat disimpulkan
bahwa guru tidak di senangi Siswa karena
ulah dari guru itu sendiri, tapi guru tersebut tidak menyadarinya. guru hanya mampu menilai siswa tapi
tidak mampu menilai dirinya sendiri.
Agar
menjadi guru yang disenangi olen siswa guru juga harus menggunakan
metode pembelajaran yang tidak membosankan siswa di kelas, karena penyebab siswa suka pilah -pilih guru salah
satunya karena metode pembelajaran yang digunakan guru tertentu membosankan
menurut siswa.
Guru harus bisa menggunakan metode pembelajaran
yang bervariasi. Jangan lagi menggunakan
metode CBSA (Catat Buku sampai Habis). Tapi guru harus pandai membuat selingan
dalam mengajar, membuat game-game yang menarik minat siswa tapi masih
berhubungan dangan bahan ajar.
Untuk Pelajaran-pelajaran yang
membutuhkan praktek di laboratorium atau bengkel, guru harus membuaat metode
praktik yang menarik sehingga siswa antusias Saat melakukan kegiatan praktik
tersebut dan tidak bermain-main.
Selanjutnya
walaupun di lapangan ditemui bahwa guru
muda lebih disenangi oleh siswa karena memiliki pola pikir yang sama dengan
siswa. Akan tteapi bukan berarti guru
yang berusia tua harus minder atau merasa tidak terpakai lagi. Untuk guru-guru
yang berusia lebih tua harus berusaha memasuki dunia kaum muda dengan cara
mencari di dunia maya hal-hal apa saja yang sedang digandrungi kaum muda dan
disaat mengajar di kelas hal-hal yang sedang digandrungi kaum muda tersebut
dimasukkan disela-sela mengajar.
Seorang guru yang
tegas memegang teguh aturan yang telah disepakati dengan semua warga kelas.
Guru yang tegas memberikan penjelasan yang jelas dan tegas terhadap aturan yang
telah ditetapkan dan bertindak dengan konsisten Ketika aturan dilanggar.
Agar guru tidak
dianggap pilih kasih terhadap siswa, seorang guru harus memiliki empati kepada
seluruh siswa. Dengan memiliki empati akan membuat seorang guru mengetahui
karakter serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa di kelas. Seorang guru
harus bersikap adil terhadap seluruh siswa dengan memperhatikan seluruh
siswanya dengan tidak membeda-bedakan siswa yang pintar atau bodoh atau siswa
yang miskin dan kaya, dengan berlaku adil guru tidak akan dianggap pilih kasih
kepada siswa tertentu saja.
Simpulan
Faktor-faktor yang
menyebabkan siswa suka pilah-pilah guru tidak dapat diabaikan atau dianggap
sepele. Apabila di suatu sekolah ditemui kasus siswa suka pilah-pilih guru,
pihak yang berkompeten dalam hal ini kepala sekolah harus berusaha
menyelesaikan permasalahan tersebut.
Dari
faktor-faktor yang menyebabkan siswa suka pilah-pilih guru, hal yang paling
penting yang harus ditangani adalah masalah ketidaksiapan guru dalam
menggunakan metode pembelajaran yang cocok. Apabila
masalah ini tidak terselesaikan maka,
faktor-faktor lain seperti faktor usia dan penampilan guru tidak akan jadi
masalah karena dengan metode pembelajaran yang menarik, siswa sudah tertarik
untuk belajar.
Supaya guru dapat
membuat metode pembelajaran yang menyenangkan guru harus banyak belajar. Kepala
sekolah dapat membuat pelatihan-pelatihan yang harus diikuti guru dengan
memanggil pemateri-pemateri yang kompeten dibidangnya.
Dengan mengikuti
pelatihan-pelatihan, guru dapat menilai kekurangan dan kemampuan yang
dimilikinya sehingga kekurangan tersebut dapat ditingkatkan. Guru juga harus
meningkatkan kemampuan menggunakan teknologi karena di zaman serba digital
sekarang ini penggunaan teknologi di sekolah sangat dianjurkan, guru-guru yang
gaptek akan semakin tertinggal. Guru juga harus mengevaluasi kemampuan yang dimilikinya
dan jangan malu untuk belajar dari kekurangan diri tersebut. Guru juga harus
memotivasi dirinya agar menjadi guru terbaik untuk siswa-siswinya. Be the
best Teacher!
Penulis adalah Kepala SMK Negeri 1 Dewantara, Kabupaten Aceh Utara
0 Komentar