Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
Laporan adalah dokumen tertulis yang digunakan untuk menyampaikan informasi, analisis, atau
rekomendasi terkait suatu topik atau kegiatan. Laporan dibuat untuk memberikan gambaran sistematis
dan terstruktur kepada pihak yang berkepentingan. untuk lebih jelas tentang jenis dan bentuk laporan
yang digunakan dalam kehidupan akademik.
Laporan Penelitian
Laporan penelitian merupakan laporan yang sering dapati dalam penulisan karya ilmiah. Laporan penelitian juga bagian dari karangan ilmiah yang ditulis setelah peneliti mengadakan suatu penelitian.
Di universitas laporan penelitian tidak asing lagi bagi mahasiswa dan dosen, bahkan setiap dosen dan mahasiswa diwajibkan mengadakan suatu penelitian menurut disiplin ilmunya, kemudian hasil dari penelitian tersebut ditulis dalam laporan penelitian.
Lebih lanjut, Dwiloka dan Ratih Riana (2005 :105) mengatakan tentang laporan penelitian adalah bahwa format laporan adalah bentuk susunan atau organisasi suatu laporan yaitu bagaimana bagian-bagian itu di urutkan dan disusun.
Biasanya format laporan penelitian ditentukan oleh lembaga pemberi dana. Peneliti harus menggunakan format penulisan laporan sesuai dengan lembaga pemberi dana atau sesuai dengan jenis penelitian untuk didanai.
Uraian di atas, menunjukkan bahwa laporan penelitian ditulis secara sistematika, efesien, dan berdaya guna bagi penelitian itu sendiri.
Di samping itu, dalam penulisan laporan penelitian, seorang peneliti harus memahami dengan benar bagian-bagian dan cara penyusunan laporan penelitian secara mendetail tentang laporan penelitian.
Hal
ini agar apa yang diteliti dapat dilaporkan secara objektif kepada pihak atau
lembaga yang telah mendanai penelitian tersebut. Selanjutnya, Kusumah,
(2007:421) mengemukakan tentang laporan penelitian adalah sebagai berikut.
Laporan yang dibuat berdasarkan hasil penelitian tertentu, yang keluasan dan kedalaman hasil pengkajiannya relatif membutuhkan waktu dari sekedar mengkaji sebuah buku untuk dilaporkan isinya.
Baca juga: Kata dan Bentuk Kata dalam Bahasa Indonesia
Meskipun sebuah laporan buku pada hakikatnya merupakan sebuah
laporan yang dihasilkan dari sebuah kajian terhadap buku tertentu, namun
kajian di sini tidak sama dengan penelitian. Oleh karena itu, bentuk laporannya
tidak dikatakan bentuk laporan penelitian buku, melainkan laporan buku.
Dari pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan penlitian mempunyai cakupan yang luas terhadap masalah yang diteliti.
Waktu yang dibutuhkna dalam menulis laporan ini relatif lama mengingat laporan ini ditulis setelah semua hasil penelitian dilaksanakan yang dilapangan.
Di samping itu, laporan ini juga mengemukan tentang gambaran atau gejala-gejala yang diteliti dan berhubunagan deengan masalah perkembangan ilmu pengetahuan.
Bentuk laporan penelitian berbeda denagan
laporan biasa yang sering kita jumpai dalam bentuk laporan lain. Laporan
ini mempunyai sistematika atau bagian-bagian yang tepat. Setaiap bagian
bagian dari laporan ini dirinci dengan elas sehinggga pembaca
mengetahui tentang hal-hal yang akan diteliti oleh peneliti.
Laporan Perjalanan
Laporan perjalananan ditulis setelah melakukan perjalanan, misalnya melakukan rekreasi dan melakukan perjalanan berupa studi banding ke tempat lain.
Yang dilaporkan
dalam laporan ini adalah situasi, tempat, dan keadaan yang dilihat ketika
melakukan perjalanan. Dalam laporan ini tentunya tidak semua tempat dan keadaan
harus ditulis, tetapi yang ditulis adalah kesan bagi yang melakukan perjalanan
dengan pertimbangan bahwa hasil laporan ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan
dan orang lain.
Selanjutnya, Kosasih (2004
:136) memberi batasan tentang bentuk laporan perjalanan adalah sebagai berikut:
Laporan perjalanan termasuk ke dalam bentuk karangan nonfiksi. Isi yang dikemukakan bukanlah sesuatu yang imajinatif tetapi sesuatu hal yang faktual. Objek dan peristiwa itu benar-benar ada selama dalam perjalanan.
Untuk meyakinkan pembaca dan memperkuat validitas
isinya, maka laporan perjalanan perlu ditunjang oleh data- data dan fakta yang
akurat.
Pada hakikatnya laporan perjalanan hanya mengemukakan tentang tempat, keadaan, atau
objek, yang dilihat ketika melakukan suatu perjalanan, namun laporan ini memiliki tingkat
keilmuan yang tinggi. Ini dapat dilihat pada bahan dasar yang dibutuhkan dalam penulisan,
yaitu berupa bukti-bukti yang akurat dan berupa fakta (bukan sebuah rekayasa).
Apabila
penulis laporan ingin laporannya mudah diterima pembaca, penulis dapat
menggunakan media lain sebagai pendukung, misalnya foto, rekaman, atau peta
dari objek yang laporkan.
Laporan Hasil Percobaan
Laporan hasil percobaan termasuk dalam karangan ilmiah. Sama halnya, dengan karangan ilmiah lainnya kalimat yang digunakan dalam jenis laporan ini bersifat lugas dan baku.
Lugas artinya bahasa yang digunakan tidak menimbulkan interprestasi yang berbeda dengan maksud penulis laporan.
Makna yang muncul adalah makna denotasi (makna sebenarnya) bukan makna konotasi (makna kiasan) dan berorientasi kepada permasalahan yang dituju.
Format yang digunakan dalam laporan hasil percobaan
disusun dalam bentuk baku. Lebih lanjut, Kosasih ( 2004 :137)
mengemukakan tentang format laporan hasil percoabaan adalah sebagai berikut.
(1) Latar belakang masalah,
tujuan percobaan hipotesis dan pembatasan masalah
(2) Kajian kepustakaan berisikan
teori-teori yang berhubungan dengan masalah percobaan
(3) Deskripsi langkah-langkah
percobaan dan pembahsan hasil
(4) Kesimpulan dan saran
(5) Daftar pustaka dan lampiran
Baca juga: Hakikat Dialog dalam Drama
Perbedaan laporan hasil percobaan dengan jenis laporan lainnya adalah kelengkapan data yang diungkapkan.
Data
yang diungkapkan harus betul-betul data yang aktual dan masih hangat
ditengah kehidupan. Kelengkapan data didapat dari hasil percobaan yang tepat
dengan merujuk kepada langkah-langkah sebuah percobaan yang dilakukan.
Laporan Usulan Kegiatan
Laporan usulan kegiatan sering disebut dengan proposal kegiatan. Proposal merupakan suatu bentuk laporan yang memuat segala jenis kegiatan dan personil yang terlibat di dalamnya.
Menulis
proposal termasuk suatu kebutuhan utama yang sangat diperlukan dalam berbagai
instansi pemerintahan, organisasi, indivdu, dan lembaga lainya yang mempunyai
kedudukan yang resmi. Setiap kegiatan yang akan dilakukan oleh suatu instansi
ataupun individu harus melalui proposal.
Dewasa ini, orang sering mengartikan proposal sebagai usulan dari suatu kegiatan yang akan
dilaksanakan. Hal ini dipengaruhi oleh bentuk dan tujuan dari proposal itu sendiri. Bentuk proposal
yang dimaksud adalah sistematika yang menguraikan tentang berbagai kegiatan yang akan
dilaksanakan. Sedangkan tuj menguraikan tentang berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan.
Sedangkan tujuan dari proposal adalah hal yang ingin dicapai oleh si penulis proposal. Untuk lebih
jelas tentang sistematika proposal secara umum adalah sebagai berikut.
(1) Judul proposal
(2) Nama kegiatan
(3) Tema kegiatan
(4) Tujuan dan manfaat
(5) Waktu pelaksanaan kegiatan
(6) Kepanitiaan
(7) Anggaran Biaya
(8) Kesimpulan
Sistematika proposal (usulan kegiatan)
di atas, adalah bentuk sederhana yang sering dijumpai dalam suatu
organisasi atau dunia usaha. Dalam organisasi laporan ini bertujuan membuat
permohonan tentang suatu kegiatan yang akan dilaksanakan terhadap suatu pihak
yang bersedia memberikan dukungan dan bantuan dana agar kegiatan tersebut dapat
terlaksana. Sedangkan dalam dunia usaha laporan semacam ini diajukan kepada
pihak-pihak atau badan yang berkepentingan terhadap peningkatan ekonomi
masyarakat. Laporan ini disusun oleh kelompok atau individu dnan tuuan
permohonan modal usaha dalam menggerakkan suatu bidang usaha yang berhubungan
dengan ekonomi.
Bahasa yang Digunakan dalam Penulisan
Laporan
Laporan termasuk bagian dari karangan yang
bersifat ilmiah dan mengemukakan suatu masalah yang disajikan secara aktual dan
membutuhkan fakta dan data-data yang sebagai pendukung. Karena laporan
termasuk karya ilmiah, maka yang digunakan dalam laporan adalah bahasa yang
sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah.
Baca juga: Kalimat Fakta dan Opini dalam Teks Editorial
Hal ini sesuai dengan pendapat Dwiloka dan
Ratih Diana (2005:3) mengemukakan tentang syarat-syarat
sebuah karya tulis adalah sebagai berikut:
(1) Lugas dan tidak emosional
Maksudnya adalah karya ilmiah hanya mempunyai satu arti tidak memakai makna kiasan, sehingga pembaca tidak membuat tafsiran (interprestasi sendiri-sendiri) karena itu perlu ada batasan definisi oprasional pengertian suatu istilah atau variabel.
(2) Kalimat-kalimat alinia, subbab, subsubbab disusun berdasarkan suatu urutan yang konsisten.
(3) Efesien maksudnya hanya mempergunakan kata-kata atau kalimat yang penting atau mudah di pahami
(4) Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku
Berdasarkan pendapat di atas, dapat
dilihat makna yang digunakan dalam karya tulis bermakna denotasi
dalam hal ini karya tulis yang berbentuk laporan. Di samping makna tersebut
laporan juga dituntut harus menggunakan bahasa yang logis. Kemudian dalam
penyajiannya harus mempertimbangkan aspek-aspek yang tidak bertentangan dengan
bahasa Indonesia yang baku. Hal ini sangat diperlukan dalam penyajiannya
laporan karena mengingat bentuk dan isi yang disampaikan dalam laporan biasanya
berhubungan dengan masalah-masalah yang krusial
Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA N 1 Lhokseumawe
0 Komentar