Akhlak sebagai Pilar Utama Manusia Beradab

Akhlak sebagai Pilar Utama Manusia Beradab

 

                                      Sumber:Dokumen Pribadi 

Oleh: Ainal Mardhiah S.Pd

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Tak lupa shalawat beriring salam kita limpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw, dan para sahabatnya yang telah membawa kita ke jalan-Nya yang benar dan lurus. Pada artikel ini, saya akan membahas manusia dengan akhlaknya berdasarkan ajaran Agama Islam.

Akhlak berasal dari Bahasa Arab yang berarti tabiat, tingkah laku, atau watak. Dalam semua ajaran Islam, akhlak menempati posisi khusus dan sangat penting. Ajaran Akhlak sejalan dengan fitrah manusia. Manusia akan mendapatkan kebahagia yang hakiki.

Akhlak dalam islam benar-benar menjaga eksitensi manusia sebagai makhluk yang terhormat, sesuai dengan fitrahnya.Islam pada hakikatnya mengajak manusia untuk beriman kepada Allah dan mengakui bahwa Dia adalah pencipta, pemilik, pemelihara, pelindung, pengasih, penyanyang bagi seluruh makhluk-Nya

Baca Juga:Pembelajaran Berbasis Haigher Older Thinking (HOT) pada Era Sekarang, Masih Perlukah?

Segala sesuatu yang ada di dunia ini, dari berbagai fenomena dan semua makhluk yang berbeda warna, dari benih dan hewan yang merayap di bumi hingga ke langit yang berlapis-lapis, semuanya milik tuhan, dan diatur oleh-Nya.

Akhlak sebagai salah satu doktrin inti dalam Islam telah mendapat banyak perhatian. Akhlak adalah sisi yang mempengaruhi penilaian seseorang di mata Allah. Masyarakat Islam tidak boleh dirugikan dalam tatanannya, sebagaimana halnya dengan bangsa-bangsa sebelumnya, Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia, sebagai ajaran dalam Islam yang dimaksudkan untuk meningkatkan kepribadian manusia. Akhlak yang mulia selalu melengkapi hubungan agama untuk menuju kesempurnaan kepribadian manusia.

Akhlak berasal dari bahasa Arab yang berarti perilaku atau tingkah laku. dalam konteks ini akhlak mencakup nilai-nilai moral yang mendasari tindakan seseorang dalam banyak isi tradisi dan akhlak di anggap sebagai suara hati yang membimbing individu untuk membedakan antara kabaikan dan keburukan dan bertujun untuk mengekplorasi bagaimana akhlak berfungsi sebagai naluri atau intuisi yang cenderung mendekatkan seseorang pada kebenaran.

1.      Akhlak Itu Dibawa Manusia Sejak Lahir  dan Bersifat  Fitrah  

Akhlak merupakan aspek fundamental dalam kehidupan manusia yang mencakup nilai-nilai moral dan etika.  Sejak zaman dahulu, banyak pemikir dan filsuf mempertanyakan apakah akhlak itu merupakan bawaan sejak lahir?  

Ataukah merupakan hasil dari pembelajaran dan pengaruh lingkungan? Dalam tulisan ini, penulis akan membahas pandangan mengenai akhlak sebagai fitrah yang ada diri manusia dan  faktor eksternal  yang membentuk akhlak tersebut.

a)      Akhlak sebagai Fitrah

Fitrah manusia dapat dipahami sebagai suatu  keadaan asal yang bersih.  Sebagai  keadaan asal yang bersih dan suci,  manusia dilahirkan dengan potensi untuk mengenal kebaikan dan kejahatan. Dalam konteks akhlak, fitrah ini menggambarkan bahwa setiap individu memiliki naluri untuk berbuat baik dan mengenali nilai-nilai yang benar.  

Manusia  dilahirkan dengan dengan potensi untuk mengenal kebaikan dan kejahatan.  Berkaitan  konteks akhlak, fitrah menggambarkan,  bahwa setiap individu memiliki naluri untuk berbuat baik dan mengenali nilai-nilai moral yang benar.

b)     Dasar Filosofis

Pandangan ini didukung oleh berbagai ajaran agama dan pemikiran filsafat, misalnya dalam Islam terdapat kosnsep “Fitrah” yang menunjukkan  setiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci dan dalam  berpotensi untuk menjadi baik, konsep ini sejalan dengan pemikiran Al-Ghazali yang menyatakan bahwa setiap individu mengenali kebaikan.

Pandangan ini didukung oleh berbagai ajaran agama dan pemikiran filsafat. Misalnya, dalam Islam, terdapat konsep "Fitrah" yang menunjukkan bahwa setiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci dan berpotensi untuk menjadi baik.  

c)    Pengaruh Lingkungan

Meskipun akhlak sebagai fitrah ada dalam diri manusia, faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap pembentukan akhlak seseorang. Keluarga, pendidikan, dan masyarakat memainkan peran penting dalam mengembangkan atau merusak akhlak yang ada. Lingkungan yang positif dapat menumbuhkan nilai-nilai kebaikan, sementara lingkungan yang negatif dapat mengikis potensi tersebut.

Contoh nyata bisa dilihat dari dua individu yang lahir dari lingkungan yang berbeda.Individu A dibesarkan dalam keluarga yang menghargai nilai-nilai kebaikan dan memiliki pendidikan yang baik, cenderung tumbuh dengan akhlak yang positif.

Sementara itu, Individu B  lahir di lingkungan penuh konflik dan kekerasan mungkin akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan akhlak yang baik, meskipun dalam dirinya terdapat potensi tersebut.

d)     Akhlak dan Pendidikan

Pendidikan menjadi salah satu kunci dalam mengembangkan akhlak. Dengan memberikan pendidikan moral dan etika yang baik, individu dapat mempelajari nilai-nilai yang benar dan memperkuat fitrah baik yang ada dalam dirinya. Pendidikan bukan hanya di sekolah, tetapi juga dalam keluarga dan masyarakat. Pembelajaran melalui pengalaman langsung juga sangat efektif dalam membentuk akhlak

Akhlak memang merupakan fitrah yang ada dalam diri manusia sejak lahir, namun sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal.

Penting bagi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan akhlak yang baik. Dengan begitu, setiap individu dapat memaksimalkan potensi fitrah baik yang ada dalam dirinya dan berkontribusi pada masyarakat dengan cara yang positif.

Upaya bersama dalam mendidik dan membina akhlak menjadi tanggung jawab  semua, agar akhlak yang baik dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, pembinaaan akhlak sangat diutamakan dalam kehidupan sehari-hari.  Seseorang  tanpa akhlak kehidupannya tidak akan terarah dan tidak berkembang dimanapun Dia berada.

2.Akhlak Sebagai Kata Hati dan Insting Menuju Kebenaran

Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering sekali dihadapkan pada pilihan yang melibatkan moral dan etika akhlak sebagai konsep yang erat kaitannya dengan etika dan prilaku dan juga budi pekerti seseorang untuk dipahami, disini saya seorang penulismembahas peran akhlak sebagai kata hati atau insting yang cenderungmengarahkan individu pada kebenaran. 

Baca Juga:Mengulik Sisi Gelap Bahasa Indonesia, Ketika Menjadi Bahasa Dunia

Melalui pendekatan filosofis dan psikologis, saya akan mengkaji bagaimana akhlak dapat berfungsi sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan yang etis.

Konsep Akhlak

Akhlak sering sekali dihubungkan dengan norma-norma sosial dan agama. dalam pandangan islam akhlak yang baik diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang harmonis dan adil. Sebaliknya akhlak yang buruk dapat mengakitkan kerusakan moral dan sosial. Diluar konteks agama, filsafat etik juga membahas tentang pentingnya tindakan moral yang didasarkan pada prinsipnya kebaikan dan tanggung jawab

Akhlak sebagai Kata Hati

Akhlak sebagai kata hati atau intuisi sering terjadi melalui pengalaman subjektif seseorang dalam banyak situasi, ketika dihadapkan pada pilihan yang sulit, seseorang mungkin merasakan “suara didalam diri seseorang yang memberi pandangan petunjuk tentang apa yang benar untuk dilakukan. 

Suara hati ini sering kita sebut juga dengan akhlak, dapat muncul dari nilai-nilai yang telah tertanam dalam diri seseorang sejak usia dini, baik melalui pendidikan, lingkungan, maupun pengalaman hidup.

Akhlak dapat menanamkan kebenaran yang sebenarnya, karena akhlak kemampuan seseorang untuk merasakan apa yang benar dan salah, banyak psikolog yang menyakini bahwa manusia memiliki kemampuan bawaan untuk mengenali kebaikan, yang dapat dilihat dari bagaimana anak-anak secara alami menunjukkan empati dan keadilan akhlak sebagai insting ini muncul dalam bentuk respon emosional terhadap situasi yang melibatkan orang lain, mendorong kita untuk bertindak dengan cara yang lebih baik.

3.Akhlak akan Tumbuh dengan Sendiri

Akhlak merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia yang mencakup sikap, perilaku, dan tata cara berinteraksi dengan orang lain. 

Dalam konteks ini, ada pandangan bahwa akhlak itu akan tumbuh dengan sendiri, tergantung pada lingkungan, pendidikan, dan pengalaman hidup seseorang. Jurnal ini akan membahas konsep tersebut, bagaimana akhlak terbentuk, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Konsep Akhlak

Akhlak berasal dari bahasa Arab yang berarti perilaku atau karakter. Dalam banyak tradisi, akhlak dianggap sebagai cerminan dari nilai-nilai moral yang dianut oleh individu. 

Pembentukan akhlak terjadi melalui proses belajar dan pengamatan, di mana seseorang meniru perilaku orang lain dan menyesuaikannya dengan norma-norma yang ada di sekitarnya.

Akhlak akan tumbuh dengan sendirinya dikarenakan fitrah atau cenderung bawaan pada diri manusia sendiri sejak lahir sudah mulai tumbuh sejak dia lahir. Fitrah ini cenderung berupa intuisi atau kata hati manusia itu sendiri yang selalu di bawa sejak lahir yang membentuk suatu kebenaran pada diri dia sendiri.

Pembentukan akhlak ini melalui berbagai macam tahapan, pengajaran, pembiasaan, pelatihan, mujahadah yang dimulai sedini mungkin. Banyak jalur yang dapat di gunakan untuk mendidik akhlak di antara jalur itu adalah lewat pendidikan agama islam.

Akhlak tak ubahnya karakter manusia juga di pengaruhi berbagai aspek dan faktor seperti adat atau kebiasaan, insting, (naluri), lingkungan, pendidikan dan media informasi menurut semua pihak untuk berperan aktif dalam kehidupan.

Cara membentuk Akhlak yang Benar

Mendengar Nasehat, Bergaul dengan orang yang berakhlak baik, Rasa Takut Kepada Allah, Selalu Teladan, Selalu berbuat baik.

Nah disini menjauhi segala perbuatan –perbuatan jahat dan melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik (akhlakul karimah) orang yang bertakwa berarti orang berakhlak mulia, berbuat dan berbudi luhur. Dalam pendekatan diri kepada allah manusia selalu diingatkan kepada hal-hal yang bersih dan suci.

Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menjaga akhlak kita dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah selalu berusaha untuk berpikir positif, berbicara dengan sopan, dan melakukan tindakan yang baik dan benar.

Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya di dorong oleh motivasi dari dalam diri dan lingkungan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering di ulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterangan paksaan untuk berbuat

Proses Pertumbuhan Akhlak

1. Lingkungan Sosial: Lingkungan keluarga, teman, dan masyarakat berperan besar dalam membentuk akhlak seseorang. Nilai-nilai yang ditanamkan sejak dini akan memengaruhi perilaku di kemudian hari. https://www.scribd.com/document/499781984/Sejarah-dan-pertumbuhan-ilmu-akhlak, di akses 18 Oktober 2024

2. Pendidikan: Pendidikan formal dan non-formal memberikan pemahaman tentang etika dan moral. Melalui pendidikan, individu diajarkan untuk membedakan yang benar dan salah serta pentingnya berbuat baik. https://pijarsekolah.id/blog/pendidikan-3-jalur-pendidikan-formal-non-formal-dan-informal/#, di akses tanggal 18 Oktober 2024

3. Pengalaman Hidup: Pengalaman pribadi, baik positif maupun negatif, dapat membentuk akhlak. Pengalaman berinteraksi dengan berbagai individu dan situasi mengajarkan pelajaran berharga yang memperkaya karakter seseorang.https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7031415/7-contoh-cerpen-pengalaman-pribadi-dan-cara-membuatnya, di akses tanggal 28 Oktober 2024.

Banyak ahli berpendapat bahwa akhlak tidak hanya di tentukan oleh faktor internal, akan tetapi oleh faktor eksternal. Menurut Imam Al-Ghazali, akhlak baik dapat diperoleh melalui usaha dan ketekunan, bisa juga tumbuh secara alami dalam diri seseorang, apabila ia hidup di lingkungan orang yang baik.

4.Akhlak Seseorang Bisa Berubah Akibat dari Berjalannya Waktu 

Penulis ingin bertanya kepada pembaca menurut kalian akhlak itu bisa terbentuk dengan sendirinya apa tidak…? Jika bisa bagaimana caranya…? Jika tidak apa alasannya dan bagaimana selanjutnya.?

Bukankah akhlak itu datang sejak lahir yang sudah ada sejak dia lahir atau bisa juga berupa kata hati seseorang yang cenderung akan kebenaran walaupun tanpa dibentuk sehingga akhlak akan tumbuh. 

Dengan sendirinya ada juga yang menyatakan akhlak adalah hasil dari pendidikan dan pembinaan dan perjuangan atau proses yang dilakukan dalam membentuk akhlak yang memfokuskan pada pendekatan diri kepada Allah S.W.T melalui ilmu pendidikan.

Akhlak akan diartikan sebagai pembawaan diri manusia sendiri yaitu cenderung kepada kebaikan dan kebenaran atau fitrah yang ada dalam diri manusia dan dapat juga berupa kata dan dapat juga berupa kata hati atau intuisi yang selalu cenderung ke dalam kebaikan dan kebenaran kita akan tumbuh dengan sendirinya dalam pribadi kita, oleh karena itu potensi rohaniah yang ada dalam diri manusia termasuk di dalamnya akal, nafsu amarah, nafsu syahwat, fitrah, kata hati, hati nurani dan instuisi. 

Akhlak terpuji atau akhlakul karimah yaitu golongan akhlak seharusnya dimiliki oleh setiap muslim akhlak mahmudah meliputi sifat sabar, jujur dan rendah hati, dermawan, sopan, gigih, rela berkorban, adil, bijaksana, lembut dan santun, tawakkal dan masih banyak lagih https://ppmalislam.sch.id/pembentukan-akhlakhttps://ppmalislam.sch.id/pembentukan-akhlak//12 Oktober 2024.

Akhlak dapat juga ditempuh dengan cara senantiasa menggangap dirinya  sebagai orang yang banyak kekurangan dari pada kelebihan. Cara lain untuk melihat akhlak seseorang dengan melihat kebiasaan yang dilakukan di saat dia berbuat sesuatu atau bisa di lihat sejak kecil dan berlangsung secara kontiyu atau terus menerus dianjurkan agar akhlak diajarkan yaitu dengan cara melatih tingkah laku yang mulia. 

Jika seseorang menghendaki menjadi orang pemurah maka ia harus membiasakan dirinya untuk melakukan pekerjaan yang sifatnya pemurah, sehingga dapat menjadi orang yang murah hati dan murah tangan serta murah segalanya.

Berbicara masalah pembentukan akhlak sama dengan berbicara dengan tujuan pendidikan. Usaha-usaha pembentukan akhlak melalui berbagai lembaga pendidikan dan melalui berbagai macam program dan metode yang terus dikembangkan. Hal ini menunjukan bahwa akhlak  memang perlu di bina, dan pembinaan ini ternyata membawa hasil berupa terbentuknya pribadi-pribadi yang berakhlak   mulia, taat kepada Allah dan RasulNya, hormat kepada orang tua dan guru, sayang kepada sesama makhluk ciptaanNya dll. 

Baca Juga: Mengujungi Kapal Apung, Mengenang Ulang Dahsyatnya Tsunami Aceh

Pembinaan akhlak   merupakan perhatian pertama dalam islam. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad SAW yaitu menyempurnakan akhlak yang mulia. Dalam salah satu hadits beliau menegaskan innama buitstu li utammima makarim al-akhlak yang artinya “hanya saja aku diutus untuk meyempurnakan akhlak yang mulia (HR Ahmad)  https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/trihayu/article/view/2119  di akses tanggal 12 oktober 2024

Dari uraian tersebut diatas kita dapat mengatakan bahwa akhlak merupakan hasil usaha dalam membina, mendidik dan melatih dengan sungguh-sungguh potensi rohaniah yang terdapat dalam diri manusia. Jika program pendidikan dan pembinaan akhlak itu dirancang dengan baik, sistematik dan diimplementasikan dengan sungguh-sungguh, maka akan menghasilkan anak-anak atau orang-orang yang benar- benar berakhlak. dari sinilah letak peran dan fungsi lembaga pendidikan.

5.Faktor Lingkungan yang Mendorong Adaptasi Diri dalam Berakhlak 

Adaptasi diri adalah Proses yang penting untuk kelangsungan hidup   yang penting untuk hidup individu dalam menghadapi perubahan lingkungan. Artikel ini membahas faktor-faktor lingkungan yang mendorong individu untuk melakukan adaptasi diri dalam berakhlak, serta dampak dari faktor-faktor tersebut terhadap kesejahteraan psikologis dan sosial.

Faktor Lingkungan

Lingkungan Keluarga dan Sosial

Lingkungan yang baik akan membentuk pribadi yang baik, sementara lingkungan yang buruk akan membentuk sifat dan prilaku yang buruk pula.

Interaksi dengan keluarga, teman, dan komunitas dapat mempengaruhi dalam berakhlak karena kemampuan individu untuk beradaptasi di butuhkan dukungan sosial yang kuat sering kali membantu individu menghadapi stres dalam mengembangkan keterampilan.

Lingkungan Ekonomi

Islam telah lama membahas dunia ekonomi. Terlihat dari orang Arab yang melakukan kegiatan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya, islam mengarahkan mekanisme berbasis moral dan spiritual dalam menjaga keadilan sosial dalam kegiatan ekonomi. 

Ekonomi sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, semakin banyak materi yang dimiliki maka manusia akan hidup bahagia namun disisi lain akhlak Islam menunjuk pada kenyataan bahwa hak milik harus berfungsi sebagai pembebas manusia dari sifat materialistis. Dalam Islam keabsahan hak milik akan sangat bergantung dan sangat erat dengan pesan moral untuk menjamin keseimbangan hidup, konsep moralitas sangat erat kaitannya dengan hukum Allah SWT terkait halal dan haram. 

Tuhan menciptakan kekayaan untuk umatnya, tetapi tidak untuk disalahgunakan, manusia adalah perantara untuk penggunaan kekayaan yang diberikan oleh Tuhan dan penggunaannya harus mengutamakan kepentingan umat dan agama.

Moralitas ekonomi juga merupakan tindakan ekonomi yang memadukan bidang ekonomi dan hukum agama, yaitu penetapan kebijakan ekonomi yang ditujukan kepada umat Islam yang melekat pada fitrah manusia. 

Moralitas ekonomi sumber daya yang dimanfaatkan secara rasional sesuai kebutuhan tidak boleh berlebihan dalam kegiatan sehari-hari tanpa disadari bahwa kita sebenarnya telah melakukan kegiatan ekonomi. 

Moralitas ekonomi dalam Islam digunakan untuk mencegah hal-hal yang dilarang dalam Islam. Dalam melakukan kegiatan ekonomi kita perlu mengetahui aturan-aturan apa saja yang diperbolehkan.

Kondisi ekonomi, seperti tingkat pengangguran dan akses terhadap sumber daya, berperan besar dalam proses adaptasi. Individu di lingkungan yang tidak stabil mungkin harus beradaptasi lebih cepat dan kreatif untuk bertahan.

Lingkungan Alam

Perubahan iklim dan bencana alam memaksa individu untuk beradaptasi dengan cara baru. Resiliensi terhadap faktor-faktor alam dapat meningkatkan kemampuan individu untuk menghadapi kesulitan.

Budaya dan nilai

Nilai-Nilai budaya yang di anut suatu masyarakat dapat mempengaruhi cara individu beradaptasi. Masyarakat lebih terbuka terhadap perubahan cenderung memiliki individu yang lebih adaptif

Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam dan surve terhadap berbagai kelompok orang dalam masyarakat, semua bahan untuk mengindentifikasi pola dan tema yang uncul terkait dengan adaptasi seseorang

Hasil dan Pembahasan

Individu yang memiliki dukungan sosial yang baik dan akses terhadap sumber daya ekonomi cenderung lebih berhasil dalam melakukan adapatsi, selain itu, individu yang memiliki kesadaran yang tinggi juga lebih fleksibel

e) Akhlak seseorang bisa berubah akibat dari seiring berjalannya waktu

Keinginan terbesar seorang penulis dalam hidup adalah meraih sukses. Namun pada kenyataannya meraih kesuksesan tidaklah mudah. Ada banyak liku-liku yang harus dihadapi sebelum sukses menghampiri diri sendiri seseorang.

Dalam Perjalan mencapai sukses, setiap orang pasti akan menemukan berbagai jenis tantangan dengan tingkat kerumitan yang berbeda-beda, namun, tantangan bukan sesuatu hal yang harus dihindari melainkan harus dihadapi, dijalani dan di pecahkan.

Kesuksesan seseorang tidaklah bisa di ukur dari waktu yang pasti, meskipun sudah berjuang, berkorban, namun sukses tidak datang untuk itu, bersedia untuk bersabar dalam menanti sebuah kesuksesan. Cepat atau lambat, kesabaran yang di curahkan selama ini akan terbayarkan di akhir.

Jadi catatan penting bagi semua pejuang mimpi, tekuni satu bidang yang benar-benar di sukai dan pastinya yakin bisa mengerjakan di bidang tersebutagar proses pengerjaannya dapat di lakukan dengan setulus hati meskipun harus menghapi banyak tantangan.

Akhlak atau kepribadian bisa berubah-ubah seiring berjalannya waktu lebih baik ataupun lebih buruk itu menjadi kepribadian seseorang di sepanjang hidup, dari usia bayi hingga dewasa.

Memang perubahan itu muncul sendiriny sejak dia duduk dibangku sekolah dasar hingga dia duduk di bangku kuliah akan tetapi akhlak itu apabila tidak ditata dengan rapi akan ambur radul sepertiyang kita lihat di saat ini akan tetapi di butuhkan pembinaan dan pendidikan yang memadai sampai dia dewasa hingga bisa memilah yang baik dan mana buruk.

Untuk di tempatkan di tempat di tempat yang sesuai menurut penempatan dalam kehidupan sehari baik di lingkungan pribadi maupun di lingkungan yang lain.memang perubahan ini memang dapat di picu dari lingkungan maupun keinginan diri untuk berubah untuk menambahkan seiring berjalannya waktu.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering sekali dihadapkan pada pilihan yang melibatkan moral dan etika akhlak sebagai konsep yang erat kaitannya dengan etika dan prilaku dan juga budi pekerti seseorang untuk dipahami, disini saya seorang penulis membahas peran akhlak sebagai kata hati atau insting yang cenderung mengarahkan individu pada kebenaran. 

Melalui pendekatan filosofis dan psikologis, saya akan mengkaji bagaimana akhlak dapat berfungsi sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan yang etis.dan akhlak akan berubah lebih dalam kehidupan sehari hari apabila di pupuk dalam kehidupan sehari-hari bisa dibina dan didik oleh keluarga dengan lebih baik karena mengingat waktu di ruamah lebih banyak ketimbang waktu di luar.

Untuk itu dibutuhkan pembinaan yang hakiki mulai dari dalam rumah hingga seseorang bisa terbentuk dengan lebih baik lagi baik dalam situasi mandiri yang baik di depan dirinya dan keluarganya maupun di masyarakat.

Moral individu di saat membuat keputusan, suara hati yang merujuk pada nilai-nilai pribadinnya tetap menjadi acuan utama, hal ini menunjukkan bahwa akhlak berfungsi sebagai kompas internal dalam kehidupan manusia sehari-hari baik itu dalam lingkungan keluarga maupun linkungan masyarakat. Untuk itu di butuhkan pendalam akhlak yang kokoh dalam kehidupan sehari-hari

Sebuah Studi pada individu yang terlibat dalam kasus ini situasi krisis menunjukkan bahwa mereka sering sekali mengacu pada moralitas mereka saat membuat keputusan. Dalam kasus ini, responden melaporkan bahwa meskipun tekanan luar dapat mempengaruhi pilihan, suara hati yang merujuk pada nilai-nilai pribadinya tetap menjadi acuan utama.hal ini menunjukkan bahwa akhlak berfungsi sebagai kompas internal yang dapat mengarahkan individu menuju kebenaran.

Kita harus adil dalam memperlakukan diri kita dan jangan pernah memaksa diri kita sendiri memelihara akhlak terhadap diri sendiri dengan sabar percaya, tawakkal, amanah, syukur, istigamah, pemaaf dan lain-lain.

Simpulan

Akhlak berperan penting dalam membimbing individu kejalan kebenaran melalui kata hati dan isnting, dengan memahami dan mengembangkan akhlak kita dapat meningkatkan kualitas keputusan yang di ambil dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian akhlak bukan sekedar norma, tetapi juga bagian integral dari siapa kita sebagai manusia yang beradab.

 

 Penulis adalah Guru SMK Negeri 1 Dewantara, Kabuapten Aceh Utara

 

 

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar