Sumber: Dokumen Pribadi
Oleh: Riza Mutia, S.Pd.
Era Gen Z, bisa di kategorikan sebagai siswa yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, yang menawarkan peluang besar bagi kreativitas dan inovasi. Generasi ini tumbuh dalam lingkungan digital yang memungkinkan mereka mengakses informasi dan berbagi ide dengan mudah. Nah kreativitas sendiri adalah salah satu kemampuan penting yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan global.
Serta mereka juga sangat mudah dalam berdaptasi siswa Gen Z dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi dan tren. Di era sekarang Ada juga lho faktor yang sangat mempengaruhi kreativitas siswa Gen Z yaitu Pertama Lingkungan Pendidikan tidak bis di pungkiri sekolah adalah tempat yang sangat mendukung kreativitas dan inovasi siswa dan dapat meningkatkan kemampuan siswa.
Kedua Teknologi ini juga sangat berpengaruh karena teknik adalah puncak akses yang paling utama karena teknologi ini dapat memfasilitasi kreativitas siswa. Selanjutnya tiga Dukungan Sosial ini adalah faktor yang sangat penting karena ini faktor dukungan dari guru, orang tua, dan teman serta masyarakat supaya dapat memotivasi siswa untuk mengembangkan kreativitas mereka.
Selanjutnya, contoh prestasi yang di raih oleh siswa gen Z seperti siswa SMA kota tangsel kembali torehkan prestasi gemilang dibidang akademik dan teknologi mereka kembali sukses diraih pelajar Kota Tangsel. Hal ini dibuktikan dengan berhasilnya tim dari SMA Dharma Karya UT, Kecamatan Ciputat, Kota Tangsel dengan meraih dua medali sekaligus dibidang Teknologi Tepat Guna (TTG), tingkat Provinsi Banten.
Prestasi tersebut ialah, juara satu kompetisi TTG Science Expo dan juara tim terfavorite, dalam ajang yang digelar Provinsi Banten, di STKIP Surya, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. Dalam ajang ini SMA Dharma Karya UT mengirim tiga tim, dengan masing-masing tim dua siswa.
Dari ratusan tim yang mengirim proposal pada ajang ini, ketiga tim SMA Dharma Karya UT berhasil masuk ke 10 besar. Selanjutnya berhasil meraih dua medali dengan karya “Smart Anti Hijack Vehicle System” dan “Smart and Portable Baby Incubator from Auto Recycle Component”https://smadharmakaryaut.sch.id/prestasi/prestasi-bidang-teknologi-di-ajang-ttg-tekonolgi-tepat-guna-science-expo.diakses tanggal 18 Desember 2024.
Prestasi yang diraih Gen Z di bidang teknologi memang sangat pesat di era sekarang maksudnya secara singkat adalah sebuah pencapaian dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkaitan dengan teknologi.
Beberapa contoh prestasi di bidang teknologi seperti; Pertama membuat pembangkit listrik tenaga air atau tenaga matahari, Kedua membuat alat perontok gabah, Tiga mengolah kotoran sapi menjadi biogas, Empat embuat alat-alat transportasi seperti mobil, motor, kapal laut, dan pesawat udara dan Lima menjadi juara dunia dalam perlombaan bidang IPTEK.
Sebenarnya ketika kita mencoba melakukan hal baru di era sekarang ini adalah salah satu kunci kita mendapatkan keberhasilan karena kita mau mencoba hal baru yang akan menghasilkan sebuah prestasi. Teknologi digital merupakan sarana penyampaian yang efektif dari perspektif komunikasi; komunikasi menjadi lebih dinamis tanpa dibatasi oleh waktu dan geografi.
Komunikasi yang dilakukan melalui perantara internet adalah contoh yang baik tentang bagaimana teknologi digital telah meningkatkan interaksi sosial. Berbagai program online menawarkan video percakapan dan alat komunikasi dua arah lainnya.
Namun pada hakikatnya,komunikasi berbasis teknologi digital menghasilkan kualitas analog atau hasil yang diterima. Perlu disebutkan bahwa meskipun teknologi digital berfungsi sebagai saluran untuk mentransmisikan informasi tertulis dan visual melalui sinyal gelombang, hasil yang akhirnya diterima oleh penerima adalah analog karena dapat dirasakan oleh panca indera kita.
Manfaat tehnologi digital yaitu untuk mengubah perilaku manusia, termasuk perilaku siswa dan pendidik, dan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, merekam, memproses, dan mendistribusikan ulang bahan-bahan ajar yang diperlukan.
Ketika bahan terbuka dipadukan dengan teknologi digital, proses pembelajaran dapat menjadi lebih menarik dan memotivasi. Hal ini disebabkan oleh kombinasi bahan ajar dapat lebih artistik dan menarik karena menggabungkan gambar, audio, video, dan animasi, yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku belajar dan membantu anak belajar lebih efektif.
Mulai Tahun 1980-an, menjadi jelas bahwa siswa di abad ke-21—juga dikenal sebagai abad teknologi modern_sangat canggih berkat semua kemampuan yang mereka miliki. “Sebut saja apa saja dari penggunaan komputer hingga penggunaan teknologi komunikasi seperti telepon seluler, dan sekarang telah menyebar ke lokasi-lokasi terpencil di mana kita menggunakannya.
Di satu sisi, kemajuan teknologi ini membuat pekerjaan manusia menjadi lebih mudah, lebih cepat, lebih efektif, dan efisien; di sisi lain, bagi sumber daya manusia yang tidak mampu menangani teknologi digital secara tepat dan benar, mengubah hidup menjadi ganjil dan tidak menyenangkan.https://ppg.kemdikbud.go.id/news/manfaat-tekhnologi-digital-terhadap-motivasi-belajar-peserta-didik. Diakses pada tanggal 18 Desember 2024.
Selanjutnya kita akan membahas strategi dalam meningkatkan kreativitas siswa Gen Z Menurut saya era ini kita harus membangun Lingkungan Kreatif seperti penelitian yang pernah kita baca dan dengar Di SMA Harapan, Jakarta, guru seni, Pak Rudi, menciptakan ruang kreativitas yang dinamakan "Kreativitas Zone".
Ruangan ini dipenuhi dengan berbagai bahan seni, seperti cat, dan alat musik. Siswa bebas berekspresi dan mengekspresikan ide-ide kreatif mereka tanpa takut salah. Strategi ini bisa kita lakukan di sekolah kita pada era Gen Z ini karena akan menghasilkan sebuah karya maupun prestasi dan juga akan mendapatkan hasilnya siswa menjadi lebih berani mengembangkan kreativitas dan berpikir out-of-the-box.
Bisa juga dengan cara Mengintegrasikan Teknologi seperti Di kelas XII IPA, SMA Budi Luhur, Bandung, guru fisika, Ibu Sri, menggunakan aplikasi simulasi untuk mempelajari konsep fisika. Siswa diminta membuat video eksperimen dan membagikannya di platform YouTube. Itu juga merupakan strategi yang tepat karena dapat menghasilkan kegiatan yang meningkatkan kreativitas siswa dalam memvisualisasikan konsep kompleks dan berbagi pengetahuan. Bisa juga dengan Kolaborasi dan Kompetisi seperti yang dilakukan oleh SMA Cahaya, Surabaya, mengadakan kompetisi desain grafis dan seni digital antar-kelas. Siswa bekerja sama dalam tim untuk menciptakan karya-karya kreatif.
Kompetisi ini memicu kreativitas dan inovasi siswa, serta mengembangkan kemampuan kolaborasi dan komunikasi ini juga strategi yang tepat karena bisa memicu keaktifan siswa dan yang terakhir Pembelajaran Berbasis Proyek dimana SMA Mandala, Yogyakarta, guru matematika, Pak Imam, memberikan tugas proyek untuk membuat model matematika menggunakan bahan-bahan sehari-hari. Siswa harus mencari solusi kreatif untuk memvisualisasikan konsep matematika.
Hasilnya, siswa menjadi lebih memahami konsep matematika dan mengembangkan kreativitas dalam menyelesaikan masalah. Dari strategi di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa apabila kita ingin memulai sesuatu harus di dasari dengan kegiatan dan kegigihan apabila kita ingin membuahkan hasil yang memuaskan.
Memperkuat analisis data di atas Menurut data yang lansir generasi Z atau gen Z ini berkisar tahun 1997 hingga 2012, mendominasi dengan jumlah sekitar 74,93 juta jiwa atau 27,94% dari total populasi. Generasi ini masih berada dalam rentang usia muda hingga remaja awal, menimbulkan harapan akan potensi kemajuan dan perubahan di masa yang akan datang.
Milenial, yang merupakan kelompok yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996, berada di posisi kedua dengan jumlah sekitar 69,38 juta jiwa, atau 25,87% dari populasi. Generasi X, yang meliputi individu yang lahir antara tahun 1965 Hingga 1980, mengikuti dengan jumlah sekitar 58,65 juta jiwa.
Di era digital saat ini, generasi Z, yang lahir antara pertengahan tahun 1990-an hingga awal tahun 2010-an (Dolot, 2018), menghadapi tantangan unik dalam pembelajaran bahasa Arab. Lahir dan dibesarkan dalam lingkungan yang serba cepat dan terkoneksi internet, generasi Z memiliki karakteristik dan preferensi belajar yang berbeda dari generasi sebelumnya.
Hal ini menuntut adanya strategi pembelajaran yang inovatif dan adaptif untuk memenuhi kebutuhan serta tantangan yang mereka hadapi. Penelitian terdahulu telah mengungkap berbagai dimensi yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku Generasi Z, baik dalam konteks konsumsi, pendidikan, maupun adaptasi teknologi.
Bisa dikatakan strategi adalah rencana jangka panjang yang disusun untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Strategi juga dapat diartikan sebagai sekumpulan cara yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.
Tujuan strategi adalah untuk memungkinkan organisasi bersaing, bekerja secara efektif, dan efisien. Dalam konteks bisnis, taktik merupakan langkah dan tindakan individu yang akan membawa ke tujuan, sedangkan strategi adalah rencana tindakan yang mengarahkan. Supaya menciptakan produk-produk baru dan menghasilkan sebuah prestasi maupun karya baru. (https://japendi.publikasiindonesia.id/index.php/japendi/article/view/2749/1252. Di akses Pada Tanggal 18 Desember 2024.
Era Gen Z (lahir 1997-2012) menawarkan peluang besar bagi kreativitas dan inovasi. Generasi ini tumbuh dalam lingkungan digital yang memungkinkan mereka mengakses informasi dan berbagi ide dengan mudah.
Namun, kreativitas siswa Gen Z masih perlu dikembangkan dan didukung. Karakteristik Kreativitas Siswa Gen Z bisa melalui Pemikiran inovatif dan adaptif, Kemampuan berkolaborasi dan berbagi ide, Kemampuan menggunakan teknologi untuk mengembangkan kreativitas dan Kemampuan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah.
Pastinya juga memiliki kendala maupun tantangan seperti 1) Kurangnya dukungan dari sekolah dan orang tua, 2) Keterbatasan sumber daya dan fasilitas. 3) Tekanan akademis dan kurikulum yang ketat dan 4) Ketergantungan pada teknologi yang berlebihan.
Kemudian kita harus mempersiapkan solusinya yaitu bisa dengan, pertama Mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran, kedua Mengembangkan kurikulum yang mendukung kreativitas, ketiga membuat kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung kreativitas.
Keempat, memberikan dukungan sosial dan motivasi dan yang terakhir mengadakan kompetisi dan pameran kreativitas. Dapat kita buat Contoh dari sebuah Kreativitas Siswa Gen Z yaitu, 1) Pengembangan aplikasi pendidikan seperti Edu Learn. 2) Pembuatan film pendek dan animasi. 3) Desain grafis dan seni digital dan 4) Pengembangan proyek sosial seperti "Harapan" untuk membantu masyarakat. Selain itu, sekolah juga menyediakan fasilitas seperti ruang kreativitas dan peralatan digital untuk mendukung pengembangan kreativitas siswa.
Ruang kreativitas ini menjadi tempat favorit siswa untuk berkreasi dan berbagi ide. Kreativitas tidak hanya membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, tetapi juga membuka peluang karir dan kesempatan bisnis. "Kreativitas adalah kunci untuk mencapai kesuksesan di era digital ini, Namun, kreativitas siswa Gen Z juga menghadapi tantangan seperti keterbatasan sumber daya dan tekanan akademis. Untuk mengatasi hal ini, sekolah dan orang tua perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kreativitas siswa.
Contoh yang paling tepat ialah orang tua dapat mendukung minat siswa dengan menyediakan fasilitas dan sumber daya yang dibutuhkan. Sekolah juga dapat menyediakan program ekstrakurikuler yang mendukung kreativitas siswa. Dengan dukungan yang tepat, siswa Gen Z dapat menjadi generasi yang inovatif dan kreatif, siap menghadapi tantangan masa depan. Mereka dapat menciptakan perubahan positif dan membawa dampak besar bagi masyarakat.
Simpulan:
Kreativitas siswa Gen Z merupakan aset berharga yang perlu dikembangkan. Dengan strategi yang tepat dan dukungan yang memadai, siswa Gen Z dapat menjadi generasi yang inovatif dan kreatif. Oleh karena itu, penting bagi sekolah, orang tua, dan masyarakat untuk mendukung pengembangan kreativitas siswa Gen Z.
Nah Kreativitas siswa Gen Z merupakan aset berharga yang perlu dikembangkan melalui strategi tepat, seperti pembelajaran berbasis proyek, kolaborasi, pengembangan keterampilan digital dan dukungan lingkungan yang mendukung. Dengan demikian, siswa Gen Z dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kemandirian, kepercayaan diri dan kemampuan menyelesaikan masalah, serta siap menghadapi tantangan masa depan dan membuka peluang karir dan kesempatan bisnis yang lebih luas.
Penulis adalah Guru SMK Negeri 3 Lhokseumawe
1 Komentar
Informasi yang disampaikan bagus dan dapat menjadi referensi kedepannya
BalasHapus