Sumber: Dreamina.capcut.com
Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
Teks esai selama ini sering dianggap sebagai tulisan yang berhubungan dengan karya sastra semata. Padahal kalau ditinjau lebih mendalam esai tidak hanya digunakan untuk masalah sastra, akan tetapi esai juga digunakan untuk pokok bahasan lainnya.
Hal ini seperti dikemukakan Asrom, dkk (2023:101) "Esai ialah tulisan yang membicarakan pokok masalah tunggal yang biasanya berangkat dari pribadi penulisnya. Jika kita menulis esai kita menyampaikan gagasan kita itu setelah kita informasikan. Akan tetapi, melalui esai pembaca juga kita buat mengerti dan mempelajari gagasan itu sepenuhnya seperti halnya kita sebagai seorang penulis memikirkan pokok masalahnya."
Baca Juga: Pembiasaan Membaca Al-Qur’an di Awal Pembelajaran, adalah Solusi Pembentukan Karakter Siswa
Pendapat di atas mengemukakan ternyata esai membicarakan masalah tunggal yang biasanya berangkat dari pribadi penulisnya. Dengan kata lain, esai menyampaikan gagasan penulis setelah diinformasikan terlebih dahulu kepada pembaca. Pembaca esai juga dituntut harus memikirkan pokok masalah seperti yang dipikirkan penulis.
Dalam teks esai penulis harus memberikan keleluasaan dalam memahami gagasannya. Selain itu, teks esai juga menggunakan ragam bahasa santai atau mudah dipahami oleh semua pembaca. Dengan demikian esai yang ada dalam berbagai media cetak dan media sosial termasuk dalam karangan populer yang mudah dipahami oleh semua pembaca menurut tingkat pengetahuannya.
Jika dikaji secara detail tulisan esai menyamakan persepsi tentang suatu masalah yang dipahami oleh penulis dan pembaca. Informasi yang diberikan penulis esai diharapkan dapat dipahami oleh pembaca. Oleh karena itu penulis esai harus dapat merumuskan gagasan-gagasan yang tepat dalam kalimat utama kemudian pembaca harus dapat menghubungkan gagasan tersebut sehngga dapat diterima oleh pembaca.
Setiap penyajiannya tulisan esai harus bersifat argumentatif , artinya penulis harus mampu menyajikan alasan-alasan untuk meyakinkan pembaca tentang gagasan atau masalah tunggal yang akan disampaikan. Alasan-alasan tersebut hendaknya mudah dipahami pembaca karena tujuan utama penulis esai adalah mempengaruhi pola pikir pembaca secara tidak langsung.
Dalam meyakinkan pembaca, penulis esai biasanya gagasan tunggal diperluas melalui rincian, contoh dan ilustrasi yang tepat, sehingga masalah yang dibahas lebih kompleks. Semakin kompleks masalah yang disajikan, maka semakin banyak gagasan yang diperlukan untuk meyakinkan pembaca.
Ciri-Ciri Teks Esai
Tulisan esai juga layaknya tulisan-tulisan lain yang memiliki ciri-ciri tersendiri. Secara umum tulisan esai memiki tiga ciri. Adapun ketiga ciri-ciri tersebut adalah (a) bentuk esai (b) bahasa yang digunakan (c) masalah yang disajikan.
Ciri-Ciri Teks Esai
Apabila dilihat sekilas bentuk tulisan esai sama dengan tulisan lain. Tetapi setelah dibaca baru akan tampak perbedaannya. Bentuk tulisan esai adalah padat, singkat, jelas, dan tidak mengandung kritikan. Berdasarkan bentuk tersebut itulah yang membedakan tulisan esai dengan yang lain.
Tulisan esai yang berbentuk padat, singkat dan jelas adalah suatu bentuk tulisan yang tidak membahas suatu masalah secara
berulang-ulang. Hal ini sesuai dengan pengertiannya yaitu membahas suatu masalah tunggal.
Dalam setiap pembahasan esai selalu mengacu pada suatu masalah dan tidak dikaitkan dengan hal lain yang tidak relevan dengan masalah pokok atau masalah tunggal. Masalah yang dibahas dalam tulisan esai kompleks dan lengkap dengan solusi dari permasalahan tersebut.
Setiap masalah yang dibahas selulu dicarikan alternatif yang terbaik dari masalah tersebut. Kompleks berarti meliputi seluruh pemasalahan dalam kehidupan manusia. Tulisan esai tidak mengupas suatu permasalahan yang bersifat kritik, walaupun ada esai yang mengupas masalah sastra, tetapi tidak dalam bentuk kritik sastra. Hal ini disebabkan tulisan esai hanya bersifat mengajak, mengimbau, mempengaruhi dan menghibur pembaca.
Bahasa yang Digunakan
Pada dasarnya tulisan esai juga termasuk dalam karya tulis ilmiah yang sering dibaca oleh setiap lapisan masyarakat, maka tulisan esai dituntut harus mengunakan bahasa yang obyektif, lugas, dan santai.
Obyektif
Seorang penulis esai tidak boleh melanggar setiap kode etik menulis, yaitu setiap bahasa yang digunakan harus bersifat objektif atau sesuai dengan bahasa masyarakat umum, tetapi kebakuan bahasa harus dipertahankan. Selain itu keobyektifan bahasa dalam menulis akan mempengaruhi mutu dari isi esai tersebut. Kata-kata yang dipilih harus mengandung makna yang sesuai dengan konteks pembahasan. Hal ini, dianjurkan agar pembaca esai tidak mengalami kesulitan dalam memahami gagasan yang ada dalam masalah yang sedang dibahas.
Lugas
Selain objektif dalam penggunaan bahasa, penulis esai juga harus menggunakan bahasa yang lugas layaknya sebuah karya ilmiah lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Dwiloka dan Riana (2005:3) mengemukakan tentang syarat-syarat sebuah karya tulis adalah sebagai berikut:
(1) Lugas dan tidak emosional
Maksudnya adalah karya ilmiah hanya mempunyai satu arti tidak memakai makna kiasan, sehingga pembaca tidak membuat tafsiran (interprestasi sendiri-sendiri) karena itu perlu ada batasan definisi oprasional pengertian suatu istilah atau variabel.
(2) Kalimat-kalimat alinia, subbab, subsubbab disusun berdasarkan suatu urutan yang konsisten.
(3) Efesien maksudnya hanya mempergunakan kata-kata atau kalimat yang penting atau mudah di pahami, dan
(4) Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku
Pembahasan dalam esai harus secara langsung, dengan menggunakan makna denotatif (makna kata yang sebenarnya). Setiap kata atau istilah yang digunakan harus memperhatikan makna dan dituntut konsisten dalam penggunaanya dalam esai. Semua persyaratan yang ada dalam yang ada dalam karya tulis harus diperhatikan baik dari segi bahasa, maupun dari sistematika penulisannya.
Santai
Sesuai dengan bentuk dan tujuan teks esai adalah untuk menghibur, menghimbau, mengajak, dan meyakinkan pembaca dengan menggunakan cara-cara tersendiri, maka sudah selayaknya ragam bahasa yang digunakan penulis adalah ragam santai sehingga tulisan esai mudah dikonsumsi oleh pembaca. Selain itu tulisan esai dikonsumsi oleh semua khayalak ramai dengan tingkat pendidikan yang berbeda. Dengan demikian dilihat dari ragam santai yang digunakan esai juga termasuk dalam tulisan atau karangan popular.
Masalah yang Disajikan Berupa Fakta
Tulisan esai dalam penyajiannya berupa suatu keadaan, peristiwa atau suatu konsep yang bersifat fakta. Setiap hal yang disajikan dalam tulisan esai merupakan hal-hal yang betul-betul ada dalam kehidupan sehari-hari-hari. Masalah tersebut berupa suatu konsep budaya, masalah politik atau keadan ekonomi suatu bangsa dan keadaan sosial suatu tempat. Dari hal-hal tersebut penulis esai mengolah secara sistematik sehingga permasalahan yang dimunculkan benar-benar ada dan faktual.
Baca Juga: Melihat Ulang Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi
Pengembangan Teks Esai
Teks dalam pengembangannya menggunakan dua cara yaitu secara deduksi dan induksi. Secara deduksi penulis bergerak dari suatu permasalahan yang bersfat umum ke permasalahan khusus yang merupakan akhir dari satu kesimpulan terhadap masalah yang dibahas. Dalam pengembangan ini penulis membawa pembaca kepada masalah yang mudah dipahami secara keseluruhan kemudian sedidikit demi sedikit pola pikir pembaca digiring ke permasalahn khusus sesuai dengan kemauan penulis.
Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe
0 Komentar