Sumber: Dreamina.capcut.co
Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
Satu tahun lalu tepatnya akhir Tahun 2023 adalah momen yang membanggakan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apa yang menyebabkan negara kepulauan ini menjadi bangga dan bahagia pada momen tersebut?
Jawabannya, pada akhir Bulan November Tahun 2023 Bahasa Indonesia yang digunakan sebagai bahasa persatuan dan bahasa nasional Indonesia resmi diangkat menjadi bahasa resmi ke-10 dunia.
Pemberian anugerah kebanggaan ini dilakukan oleh Unicef. Badan PBB ini yang berhubungan langsung dengan bidang tersebut.
Baca Juga: Membaca Jejak Kepenyairan Muklis Puna dalam Antologi Puisi " Lukisan Retak"
Dengan diakui dan diterimanya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pada saat sidang di Perserikatan Bangsa -Bangsa (PBB). Peristiwa ini memberikan angin baru bagi negeri ini dalam menata politik luar negeri di tingkat internasional.
Naiknya nilai tawar Bahasa Indonesia pada lembaga terbesar dunia dan berada pada posisi sejajar dengan bangsa lain di dunia adalah sebuah sejarah terbesar di negeri ini. Adapun bahasa lain yang sudah diakui sebelumnya seperti Inggris, Prancis, Rusia, China dan Arab. Persoalan ini tentu tidak terjadi dengan sendirinya.
Sebagai lembaga yang membidangi pendidikan dan memiliki reputasi hebat, Unicef telah melakukan riset panjang terhadap keberadaan Bahasa Indonesia ketika diusulkan menjadi bahasa dunia.
Namun, di sini penulis ingin menguraikan beberapa kelebihan yang dimiliki oleh Bahasa Indonesia dan tidak dimiliki oleh bahasa lain di dunia disamping keunikannya tersendiri. Kemudian apa sih yamg menyebabkan Bahasa Indonesia bisa mendunia?
Bahasa Indonesia Diangkat dari Bahasa Melayu
Bahasa Melayu merupakan rumpun terbesar dalam segala rumpun bahasa. Adapun Bahasa Melayu termasuk rumpun Austronesia. Rumpun Ini menguasai wilayah- wilayah seperti Brunai, Timur Leste, Indonesia, Madagaskar, Malaysia, Philipina Mikronesia dan Polinesia.
Negara -negara tersebut merupakan negara yang berada di Asia Tenggara. Rumpun ini diturunkan menjadi rumpun Melayu dengan nama Bahasa Melayu.
Baca Juga: Mengujungi Kapal Apung, Mengenang Ulang Dahsyatnya Tsunami Aceh
Selanjutnya, Bahasa Melayu sudah melahirkan beberapa bahasa nasional seperti Bahasa Indonesia di Indonesia, Bahasa Nasional di Malaysia, Bahasa Nasional di Brunai Darussalam, dan Bahasa Nasional di Singapura setelah Bahasa Inggris.
Walaupun sudah digunakan oleh beberapa negara di Asia Tenggara sebagai bahasa nasional. Namun populasi yang paling banyak menggunakan dan memakai bahasa tersebut baik sebagai bahasa persatuan, maupun sebagai alat komunikasi sehari-hari adalah Bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia di negeri ini telah digunakan oleh 280 juta populasi lebih. Jika merujuk pada populasi dunia, karena Indonesia berada tingkat penduduk terbanyak nomor 4 dunia, maka pada tataran dunia Bahasa Indonesia sudah digunakan oleh 3,5 % penduduk dunia hari ini.
Secara etimologi linggua franca adalah bahasa sebagai pengantar atau bahasa pergaulan di wilayah tutur yang terdapat bahasa tutur berbeda beda. Jika melihat kembali sejarah perkembangan bahasa Melayu hingga diangkat menjadi bahasa Indonesia baik sebelum tahun 1928 pada hari sumpah pemuda maupun sebelum ikrar tersebut ditabuhkan oleh para pemuda zaman dulu.
Kerajaan -Kerajaan besar di sepanjang kepulauan nusantara, seperti Kerajaan Samudera Pasai di Aceh, Sriwijaya, Majapahit dan kerajaan- kerajaan lain sudah menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar dan komunikasi dalam berbagai kepentingan. Pernyataan -pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan manuskrip- manuskrip dengan menggunakan lambang bunyi Bahasa Melayu..
Walupun masih ditulis dalam lambang bunyi Melayu, akan tetapi makna yang dimunculkan tetap seperti makna sekarang. Bahkan ketika pertama sekali diangkat menjadi Bahasa Indonesia, Bahasa Melayu masih menggunakan ejaan Van Ophuijsen.
Selanjutnya seiring perkembangan zaman, ejaan tersebut diubah dalam beberapa kali . Dalam perubahan tersebut ada yang tidak sempat digunakan. Akhirnya, pada Tahun 1962 Bahasa Indonesia menemukan wujud aslinya seperti sekarang ini dengan menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD)
Berkaitan dengan bahasa Indonesia ditinjau dari segi fonologis, Bahasa Indonesia mudah dan bisa dipelajari oleh siapa saja dan dimana saja.
Hampir semua bangsa di dunia, jika diminta untuk belajar bahasa Indonesia mereka tidak merasa kewalahan..Hal ini dipengaruhi oleh lambang- lambang bunyi bahasa Indonesia ditinjau dari ilmu fonologis lebih mudah digunakan.
Kenapa tidak Bahasa Aceh, Bahasa Jawa atau bahasa lain di negeri ini yang memiliki banyak populasi penggunanya. Dalam sejarah telah disebukan bahwa,waktu itu ada rasa ingin meraih kemerdekaan dan solidaritas yang tinggi untuk sama- sama keluar dari penjajahan.
Penulis menduga dengan diangkatnya Bahasa Indonesia menjadi bahasa dunia akan banyak orang asing yang mempelajari Bahasa Indonesia seperti Bahasa Inggris dalam tataran global.
0 Komentar