Oleh : Erliawati, S.Pd
Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu satuan pendidikan formal kejuruan
yang mempersiapkan peserta didik yang mampu bekerja dan ahli di bidang
tertentu, masa Studi SMK dilaksanakan selama 3 tahun.
Pembelajaran
di SMK lebih mengutamakan praktik dari pada pembelajaran teori, hal tersebut
karena siswa SMK memiliki pelajaran tambahan di bidang keahlian.
Hal
lain yang dirasakan oleh pelajar SMK di wajibkan melaksanakan Praktek Kerja
Industri (Prakerin). Prakerin wajib dilaksanakan karena ini merupakan bagian
dari kurikulum SMK yang terintegrasi pada mata pelajaran Bidang Kejuruan.
Prakerin dapat dilaksanakan oleh pelajar SMK yang duduk dinagku kelas XI maupun
Kelas XII.
1. Apa itu Jurnal Prakerin
Prakerin
atau Praktek Kerja Industri merupakan kegiatan pendidikan, pelatihan, dan
pembelajaran bagi siswa SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang dilakukan di dunia
usaha atau dunia industri yang berkaitan dengan kompetensi siswa sesuai bidang
yang digelutinya. Pada umumnya, sekolah akan mengupayakan terlaksananya program
Prakerin SMK ini demi meningkatkan keterampilan siswa di bidangnya.https://siva.kemenperin.go.id/front/news/pentingnya-mengetahui-pengertian-prakerin-smk-dan-manfaatnya diakses (18 Desember 2024)
Lulusan SMK harus mampu menghadapi dunia kerja yang semangkin berkembang mengikuti perkembangan zaman dan teknologi, siswa SMK untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan secara langsung dapat diperoleh dengan melakukan prakerin di industri dan dapat mempraktekkan ilmu pengetahuan yang di dapatkan di sekolah sesuai dengan dunia kerya nyata.
Baca Juga: Generasi Strawberry Kelabu
Dengan
adanya kerjasama yang terjalin antara sekolah dan industri/DUDI memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pendindikan secara langsung,
Siswa
SMK bisa mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan dengan
mempraktekkan serta mengaplikasikan pengatahuan yang didapatkan di sekolah pada
dunia industri yang di dukung dengan peralatan praktek yang lengkap dan
lingkungan kerja yang rill.
Pelaksanaan
Praktek Kerja Industri (Prakerin) sangat penting bagi sekolah SMK pada
penerapan Kurikulum Vokasi untuk dapat menyiapkan siswa yang memiliki
ketrampilan sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Terutama pada Jurusan Bisnis
Daring dan pemasaran SMK Negeri 3 Lhokseumawe.
Tempat
pelaksanaan Prakerin dapat dilakukan pada Industri/DUDI yang terlah melakukan
kerjasana (MoU) yang sesuai dengan bidang keahliah terutama yang ssesuai dengan
jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran.
Pelaksanakan
Praktek Kerja Industri terdapat beberapa indikator yang dinilai yaitu
kedisiplinan, kerjasama, inisiatif dan tanggung Jawab, etika dan sopan santun,
pembimbingan serta kelengkapan dokumen.
Penilaian kinerjanya dilakukan dalam buku jurnal harian oleh pembimbing industri. Pembimbingan oleh guru pembimbing dari sekolah dilaksanakan pada awal masuk, tiap bulan sekali dan pada pada akhir pelaksanaan.
Pembimbingan oleh pembimbing
industri dilaksanakan setiap berpindah kelompok pekerjaan yaitu memberi
pengarahan bagaimana cara melakukan pekerjaan tersebut sehingga tidak mengalami
kesalahan. Pembimbing industri juga mengecek jurnal harian siswa dan
menandatanganinya. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jvce diakses (22/12/2024)
Penilaian
kinerja siswa saat melakukan prakerin sangat diperlukan untuk bisa tercapainya
tujuan prakerin yang telah ditentukan dan capaian siswa dalam melaksanakan
prakerin. Adapun penilaian yang diperlukan oleh pembimbing baik pembimbing
sekolah maupum pembimbing industri diantaranya adalah kedisiplinan, kerjasama,
inisiatif dan tanggung Jawab, etika dan sopan santun.
Penilain
siswa dapat dilihat pada buku jurnal harian siswa yang dinilai oleh pembimbing industri
sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan pada masing-masing difisi
dan kelompok kerja yang telah ditentukan oleh pembimbing industri.
Pembimbing
sekolah dapat melihat perkembangan siswa dalam pelaksanaan prakerin dengan
melakukan monitoring satu minggu sekali kunjungan di tempat prakerin atau industri.
2. Faktor yang Mempengruhi Partisipasi siswa dalam Pembuatan Jurnal Prakerin
Terdapat
dua faktor dalam kesiapan kerja yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
internal yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri yaitu kematangan fisik dan
mental, tekanan, dorongan, kreativitas, minat, bakat, intelegensi, kemandirian,
penguasaan, ilmu pengetahuan dan motivasi.
Faktor
eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar seperti informasi dunia kerja dan
pengalaman Praktik Kerja Industri. Faktor yang mempengaruhi kesiapan mental
kerja adalah prestasi belajar, keadaan ekonomi orang tua, bimbingan sosial,
bimbingan karier, dan pengalaman kerja siswa. Dari faktor-faktor tersebut, yang
paling mempengaruhi adalah Motivasi dan Pengalaman Praktik Kerja
Industri. https://doi.org/10.30998/herodotus.v4i1.881 diakses (18/12/2024)
Motivasi
merupakan dorongan dan semangat yang dimiliki oleh seseorang yang berasal dari
dalam diri dan dari luar yang dapat mendukung seseorang dalam melaksanakan
aktivitas.
Baca Juga: Mengembalikan Gairah Non Gadget di Sekolah, Bolehkah?
Dengan
adanya motivasi diri dari peserta didik pengalaman kerja yang di dapatkan dari industri
lebih banyak karena di dorog dan rasa ingin tau dan semangat belajar yang
tinggi pada kesempatan yang di dapatkan saat prakerin secara langsung.
3. Kendala dan Hambatan dalam Membuat jurnal
Prakerin
Namun pada pelaksanaannya prakerin masih mengalami berbagai kendala, baik itu kendala dari sekolah, industri tempat pelaksanaan prakerin dan dari siswa itu sendiri. Berdasarkan observasi dan wawancara pada beberapa pihak Institusi pasangan/industri yang bekerja sama dengan SMK Negeri I Padang, masih ada yang menganggap prakerin sebagai beban mereka yang disebabkan kebanyakan siswa tidak disiplin dalam melaksanakan tugas. Ketidakpercayaan pihak konsumen terhadap siswa prakerin, dengan kata lain kejadian dilapangan bertolak belakang dengan artian prakerin yang sebenarnya.Selain itu, SMK Negeri 1 Padang juga telah melaksanakan prakerin berulang kali, namun masih banyak kendala dalam pelaksanaan prakerin tersebut. file:///C:/Users/lenovo/Downloads/980-2090-1-PB%20(1).pdf (18/12/2024)
Begitu
juga yang terjadi pada siswa SMK Negeri 3 Lhokseumawe pada Jurusan Bisnis
Daring dan Pemasaran mendapatkan hambatan dan kendala dalam pelaksanaan praktek
kerja industri (prakerin).
Dengan
adanya hambatan dan kendala tersebut maka perlu adanya penyelesaian yang bisa
melibatkan beberapa pihak diantaranya siswa yang bersangkutan, pembimbing
prakerin dari sekolah dan pembimbing dari industri.
Dalam
pelaksanaan prakerin diharapkan keseriusan siwa dalam pelaksanaan prakerin di industri,
sehingga tantangan yang ada pada tempat prakerin bisa diatas dengan baik.
Contoh
dan kendala yang sering terjadi di tempat prakerin diantaranya adalah kurangnya
disiplin, kurangnya tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, kurang bisa
beradaptasi dengan lingkungan kerja, merasa rendah diri karena tidak selevel
dengan karyawan di industri, kurangnya komunikasi dengan dengan karyawan
industri.
Berdasarkan
penjelasan diatas dapat kita simpulkan kendala jurnal prakerin tidak sesesai
tepat waktu dikarenakan banyakknya masalah yang didapatkan oleh siswa di tempat
prakerin, sehingga membutuhkan banyak waktu digunakan untuk melakukan
penyelesaian saat prakerin, dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
jurnal berkurang dan menjadi hambatan dalam menyelesaikan jurnal prakerin tepat
waktu.
4. Pengaruh Bimbingan Guru terhadap Kualitas
Jurnal Prakerin
Guru
sebagai pembimbing siswa di sekolah menempati kedudukan yang sangat penting dan
tanpa mengabaikan faktor penunjang yang lain. Bimbingan Guru membantu siswa
untuk lebih dapat mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri,
memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang
lebih baik.
Bimbingan
di sekolah berarti pula memberikan pelayanan belajar bagi setiap siswa. Adapun
tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu siswa agar mendapat
penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap siswa dapat
belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan mencapai
perkembangan yang optimal. https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/879/1/ARUM%20FAUZIAH.pdf (18/12/2024)
Peran
guru pembimbing sangat dibutuhkan oleh siswa saat pelaksanaan prakerin, guru
pembimbing merupakan tempat atau sarana tempat siswa bertanya segala hal dan
informasi yang dibutuhkan.
Pembimbing
industri mempunyai peran sebagai pengarah dalam semua hal dan kegiatan yang
dapat dilakukan oleh siswa selama berada di tempat prakerin, tempat siswa
bertanya, sebagai melapor semua kegiatan di tempat prakerin.
Penetuan
defisi dan lokasi kerja siswa prakerin, yang memantau perkembangan siswa selama
di tempat prakerin, yang memberikan penilaian siswa selama praktek kerja
Industri (Prakerin)
Peran
guru pembimbing sekolah diantaranya sebagai pemantau/monitoring perkembangan
siswa selama prakerin, mengingatkan siswa untuk melaksanakan tugas sesuai
dengan yang telah di tentukan di tempat prakerin, memotivasi siswa untuk dapat
melaksanakan tugas prakerin.
Sebagai
sarana penghubung antara industri dengan siswa prakerin, membimbing siswa untuk
dalam mempersiapkan dokumen selama pelaksanaan prakerin, membimbing siswa dalam
membuat jurnal dan laporan prakerin serta dapat membimbing siswa dalam
mempersiapkan presentasi laporan akhir prakerin.
Contoh dari peran guru pembimbing yang telah dilakukan pada siswa jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran SMK Negeri 3 Lhokseumawe denga industri DUDI pada Suzuya Lhokseumawe.
Pada tahun pelajaran 2024-2025 untuk prakerin tahap I siswa yang praktek di Suzuya Lhokseumawe sebanya 12 orang dengan 2 orang pembimbing dari sekolah dan 1 pembombing dari industri.Pelaksanaan prakerin di Suzuya Lhokseumawe sangat berbeda dari tempat prakerin lainnya, dimana prakerin di Suzuya Lhokseumawe.
Siswa
tidak dibedakan dari karyawan yang ada di Suzuya, siswa prakerin di tuntut
harus bisa seperti karyawan Suzuya pada umumnya, siswa prakerin diwajibkan
memakai badged dan datang tepat waktu dengan melakukan absen pingger print,
briping bagi bersama karyawan.
Memakai
seragam dan berpenampilan seprti karyawan Suzuya, penempatan siswa dibagi
beberapa difisi dan dilakukan roling difisi 1 bulan sekali, mendapatkan hari
off dan mematuhi semua tata tertib yang ada di Suzuya, wajib melakukan
dokumentasi pada setiap pekerjaan harian yang dilakukan siswa prakerin.
Baca Juga: Pembelajaran Berbasis Haigher Older Thinking (HOT) pada Era Sekarang, Masih Perlukah?
Dengan
adanya bimbingan dari guru sekolah dengan melakukan monitoring semingu sekali
di tempat prakerin. Guru pembimbing dapat melihat perkembangan
siswa secara langsung dan pembimbing sekolah juga melakukan bimbingan melalui
WA grup. Guru dapat memberi bimbingan
dan arahan terhadap pekerjaan dang tanggung jawab yang harus dilakukan selama
di tempat prakerin.
Bimbingan
yang diberikan oleh pembimbingi di industri secara berkala serta peraturan dan
perlakukan yang diterapkan di tempat prakerin Suzuya Lhokseumawe. Siswa
prakerin di Suzuya lebih bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing,
sehingga siswa prakerin di Suzuya dapat menyelesaikan jurnal prakerin tepat
waktu langsung dari tempat prakerin dengan memanfaatkan fasilitassarana dan
prasarana yang ada di tempat prakerin.
Kesimpulan
dari penjelasan diatas dengan adanya bimbingan dan control dari pembimbing yang
tidak lepas dari siswa prakerin dan pembiasaan disiplin, perlakuan
yang sama serta pemberian tanggung jawab selama di tempat prakerin memberi
dampak yang sangat baik. Dimana siswa dapat bekerja dengan penuh tanggung jawab
sehingga siswa merasa semua pekerjaan menjadi mudah dikerjakan termasuk dalam
menyiapkan jurnal prakerin tepat waktu, Hal ini terbukti dibandingkan dengan
siswa yang prakerin di tempat lain selain Suzuya.
Simpulan
Rendahnya minat siswa dalam membuat jurnal Prakerin merupakan masalah yang kompleks dan memerlukan penanganan yang komprehensif. Jurnal Prakerin memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk dunia kerja.
Namun, berbagai faktor internal dan eksternal seperti kurangnya
motivasi, beban tugas yang berat, serta kurangnya bimbingan yang efektif,
seringkali menjadi penghalang bagi siswa untuk membuat jurnal secara konsisten.
Peran
guru sebagai pembimbing sangat krusial dalam
meningkatkan minat dan kualitas jurnal Prakerin. Guru tidak hanya perlu
memberikan pengetahuan tentang cara membuat jurnal yang baik, tetapi juga harus
mampu memotivasi siswa, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, dan
memberikan umpan balik yang konstruktif.
Kerjasama
yang baik antara sekolah, guru, siswa, dan dunia usaha juga sangat penting untuk
menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan jurnal Prakerin. Dengan
demikian, jurnal Prakerin tidak hanya menjadi tugas yang memberatkan, tetapi
juga menjadi pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.
Evaluasi
yang berkelanjutan terhadap program pembuatan jurnal sangat penting untuk
mengidentifikasi kendala yang dihadapi dan mencari solusi yang tepat. Dengan melibatkan siswa, guru, dan pembimbing
lapangan dalam proses evaluasi, diharapkan dapat ditemukan langkah-langkah
perbaikan yang lebih efektif.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk guru, siswa, sekolah, dan dunia usaha. Peningkatan kualitas bimbingan guru, fleksibilitas dalam format jurnal, serta integrasi teknologi dapat menjadi langkah awal yang efektif.
Selain itu, membangun
motivasi siswa melalui sistem penghargaan dan menghubungkan pembuatan jurnal
dengan penilaian akhir juga dapat meningkatkan minat siswa. Dengan
demikian, jurnal Prakerin dapat menjadi alat yang berharga bagi siswa untuk
merefleksikan pengalaman belajar mereka dan mempersiapkan diri untuk masa
depan.
Penulis adalah Guru SMK Negeri 3 Lhokseumawe
0 Komentar