Puisi: Harum Ramadhan di Balik Rembulan

Puisi: Harum Ramadhan di Balik Rembulan

 Y

Foto: Getty Images/sarath maroli

Oleh: Muklis Puna

Harum dirimu tersembunyi di balik rembulan,
Para pemuja menanti di bawah derasnya hujan.
Kehadiranmu ditunggu oleh seluruh jagad,
Luka hitam menyelami jiwa, 
lalu menghilang tanpa jejak.

Tangan-tangan  tercemar dosa
 bergema mengetuk pintu langit,
Harummu membahana  di angkasa

Lawan abadi  menangis di persimpangan waktu
Selama setahun menumpuk dosa,
Istana hancur dalam sekejap.
Bisikan nafsu menghilang dari hati
Gelang merah terbakar, melingkar di tangan

Harummu kini menjadi bagian dari jiwa,
Para pemujamu menyambut penuh haru.

Mulut-mulut meludah kasturi yang menenangkan,
Melawan keinginan  terkulai lemas,
Menyisihkan diri dari gosip dan keburukan

Baca Juga; Baitku Terluka

Harummu melembutkan hati yang keras
Pahala berlipat ganda Kau tawarkan,
Malammu adalah keberkahan,
Siangmu  adalah ujian iman

Ketika harummu meresap,
Tidur pun dianggap amal,
Malam tidak lagi kelam.

Harummu menyebar ke seluruh  alam 
Para pemuja berlomba meraih kenikmatan-Mu
Ayat-ayat suci bergema di setiap sudut.

Oh, Ramadhan...
Harummu memikat hati dahaga akan pengampunan 

Baca Juga: Wanita dalam Pasu Rindu

Wahai Pemilik jiwa,
Teguhkan kami dalam bulan-Mu,
Wahai Pemilik rahmat,
Biarkan kami membersihkan jiwa yang ternoda 
Semoga jiwa ini suci saat kami dipanggil pulang.

Lhokseumawe, 28  Februari 2025

Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar