Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
Sastra memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan bahasa, terutama dalam pembakuannya. Pembakuan bahasa bukan berarti membekukan atau menghambat perkembangan bahasa, melainkan untuk menjaga agar bahasa tetap efektif sebagai alat komunikasi, tanpa mengurangi fleksibilitasnya.
Dalam konteks ini, sastra berfungsi sebagai model penggunaan bahasa yang baik dan benar. Para sastrawan dengan kemampuannya tidak hanya menciptakan karya seni, tetapi juga memberikan kontribusi besar dalam memajukan bahasa.
Baca Juga: Menumbuhkan Kecintaan dan Apresiasi Sastra di Sekolah Menengah Atas
Mereka menciptakan bahasa yang estetik, yang tidak hanya indah, tetapi juga memiliki kedalaman makna dan dapat diterima dalam komunikasi sehari-hari sebagai bahasa yang baku.
Fungsi Sastra dalam Pengembangan Bahasa
Selain sebagai alat komunikasi, sastra juga berfungsi sebagai media ekspresi yang memperluas pemahaman kita terhadap bahasa. Melalui karya sastra, penyair atau pengarang menggunakan bahasa untuk mengungkapkan ide, perasaan, dan pengalaman manusia secara mendalam dan simbolis.
Pemilihan kata yang kaya akan konotasi menjadikan sastra sebagai wadah yang menggali potensi bahasa lebih dalam, menciptakan makna yang tidak hanya literal, tetapi juga penuh dengan simbolisme.
Baca Juga: Mengungkap Pesan Dalam Pantun: Sastra yang Menghubungkan Generasi
Gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang pun menjadi penentu kualitas karya sastra, yang juga dapat dijadikan acuan dalam pembakuan bahasa, menciptakan bahasa yang lebih efisien, bermakna, dan komunikatif.
Peran Sastra dalam Proses Pembakuan Bahasa
Sastra berperan dalam proses ini karena karya sastra seringkali berfungsi sebagai model dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar. Para sastrawan atau pengarang, dengan kemampuan mereka, tidak hanya menciptakan karya yang artistik, tetapi juga memberi sumbangan besar terhadap pengembangan bahasa.
Seorang penyair atau pengarang mampu merancang bahasa yang estetik dan memiliki daya ungkap yang lebih dalam, yang bisa diterima sebagai bahasa yang baku dalam komunikasi sehari-hari.
Pembakuan bahasa memerlukan perencana-perencana yang memahami dan mengarahkan penggunaan bahasa dalam konteks yang lebih luas, mencakup berbagai lembaga, individu, dan bahkan para sastrawan.
Sastra memiliki peran yang sangat penting dalam pembakuan bahasa karena bahasa dalam karya sastra tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai media ekspresi yang mengandung makna yang lebih mendalam.
Sebagai perencana bahasa, seorang sastrawan bertanggung jawab dalam merancang dan membangun bahasa yang baik dan berkualitas.
Sastra dan Pembakuan Bahasa dalam Konteks Budaya
Proses kreatif seorang penyair atau pengarang dalam membangun bahasa sangatlah kompleks, karena mereka harus menanggulangi berbagai persoalan kebahasaan dengan cara yang orisinal dan penuh kepekaan terhadap konteks budaya dan situasi sosial yang ada.
Baca Juga: Keindahan Sastra Al-Quran: Menyelami Kedalaman Bahasa dalam Ayat-Ayat Hari Akhir
Pembakuan bahasa yang dilakukan oleh para sastrawan dalam karya-karya mereka seringkali dapat menjadi referensi dalam menentukan penggunaan bahasa yang standar dan efektif.
Harimurti Kridalaksana (2000) menjelaskan bahwa pembakuan bahasa bertujuan untuk menstabilkan bahasa agar dapat digunakan sebagai alat komunikasi yang efisien dan lincah.
Pembakuan ini tidak membekukan bahasa, tetapi memberikan fleksibilitas agar bahasa tetap relevan dan tidak terpecah.
Dalam sastra, bahasa digunakan untuk menyampaikan ide-ide yang bersifat simbolik, dengan pengucapan yang memiliki nilai estetik dan emosional. Oleh karena itu, para pengarang atau penyair yang memiliki gaya bahasa yang personal dan khas dapat berkontribusi besar terhadap pembakuan bahasa, dengan memperkenalkan variasi baru dalam penggunaan bahasa yang sebelumnya belum banyak dikenal.
Simpulan
Sastra memiliki peran yang sangat penting dalam pembakuan bahasa, baik melalui pengembangan gaya bahasa yang baru maupun dalam membangun bahasa yang kaya makna dan ekspresif.
Walaupun sastra dan pembakuan bahasa memiliki tujuan yang berbeda, keduanya saling mendukung dalam meningkatkan kualitas penggunaan bahasa dalam masyarakat.
Para sastrawan, melalui karya-karya mereka, tidak hanya memperkaya kosa kata dan struktur bahasa, tetapi juga membuka ruang bagi pemanfaatan bahasa yang lebih kreatif, fleksibel, dan bermakna.
0 Komentar