Puisi: Aku dan Kau: Terpenjara Dalam Raga"

Puisi: Aku dan Kau: Terpenjara Dalam Raga"

                  Sumber; dreamina.capcut.com
Oleh: Muklis Puna
 
Seikat kata meledak ledak di dada.
Ingin keluar tapi kemarau kerongkongan menghadangnya.
Kadang ia bersetubuh dengan darah lalu mengalir ke saraf memporak porandakan sesisi tubuh.

Untaian huruf itu berontak, mohon kebebasan dari berbagai makna yang ditabalkan padanya.
Sekali dalam semasa ia menjerit seperti petir, hingga seisi tubuh terjaga.


Keluarkan..... Aku!!
Keluarkan...... Aku dari dada yang pengap ini...!
Aku ingin bebas...
Jangan libatkan Aku dalam gejolak mu.

Silakan saja Kau memaki!
Silakan saja Kau menghardik!
Silakan saja Kau mencaci sepuas hatimu.


Tapi ingat! 
Aku bukan  budakmu.
Sudah cukup beban dosa yang kupikul akibat kecerobohan mu.
Aku bukan cerobong dosa mu.

Aku adalah aku..!
Kau adalah kau...!

Tak ada ikatan apapun antara kau dan aku.
Jika jiwaku masih terpenjara dalam jiwamu.
Akan kuludahi mukamu dengan semburan panas di jembatan keadilan.

Banda Aceh,  4 Maret 2025

Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar