Sumber; Dokumen Pribafi
Pada era globalisasi dan revolusi industri, daya saing suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh sumber daya alam yang melimpah, tetapi juga oleh tingkat literasi ekonomi masyarakatnya.
Literasi ekonomi menjadi fondasi penting dalam menciptakan individu yang mampu mengambil keputusan finansial yang cerdas, memahami dinamika pasar, serta berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Ketika Guru Bicara Lewat Tulisan
Indonesia, sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, memiliki potensi besar untuk bersaing di kancah global. Namun, rendahnya tingkat literasi ekonomi masih menjadi tantangan utama yang menghambat optimalisasi potensi tersebut.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024 yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia mencapai 65,43%.
Sementara itu, tingkat inklusi keuangan sudah mencapai 75,02%. Data ini menunjukkan bahwa meskipun akses ke layanan keuangan semakin luas, banyak masyarakat yang belum memiliki pemahaman mendalam tentang pengelolaan keuangan yang bijak.
Padahal, literasi ekonomi yang baik sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing individu dan bangsa dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
Esai ini akan membahas peran literasi ekonomi dalam meningkatkan daya saing global Indonesia dengan menyoroti bagaimana peningkatan pemahaman ekonomi dapat memperkuat sektor usaha, mendorong inovasi, serta menciptakan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan.
Peran Literasi dalam Ekonomi Cerdas
Ekonomi cerdas (smart economy) didefinisikan sebagai sistem ekonomi yang mengoptimalkan komunikasi dan teknologi untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing. Literasi ekonomi memainkan peran sentral dalam mewujudkan ekonomi cerdas melalui tiga pilar utama:
Literasi Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat
Literasi ekonomi bukan hanya tentang memahami konsep dasar keuangan seperti menabung dan berinvestasi, tetapi juga mencakup pemahaman tentang kebijakan ekonomi, dinamika pasar, serta pengelolaan risiko keuangan.
Masyarakat dengan literasi ekonomi tinggi cenderung lebih bijak dalam mengambil keputusan finansial, menghindari jebakan utang, serta memanfaatkan peluang investasi yang ada.
Berdasarkan data BPS tahun 2023, sekitar 64% masyarakat Indonesia masih mengandalkan pinjaman informal dengan bunga tinggi akibat rendahnya pemahaman tentang layanan keuangan formal.
Pada tahun 2024, angka pinjaman tersebut mencapai Rp75,60 triliun, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 27,32%. Ketergantungan pada pinjaman informal meningkatkan risiko gagal bayar dan melemahkan daya beli masyarakat.
Dengan meningkatkan literasi ekonomi, masyarakat dapat mengelola keuangan secara bijak, mengurangi ketergantungan pada utang konsumtif, dan meningkatkan kesejahteraan jangka panjang.
Literasi Ekonomi dalam Mendorong Pertumbuhan UMKM
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, menyumbang 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) serta menyerap lebih dari 97% tenaga kerja nasional (Kementerian Koperasi dan UKM, 2023). Namun, banyak pelaku UMKM masih mengalami kesulitan dalam mengakses pembiayaan, mengelola keuangan usaha, serta memahami strategi pemasaran digital.
Studi yang dilakukan oleh Bank Indonesia tahun 2023 menunjukkan bahwa hanya 27% UMKM yang memiliki pemahaman memadai tentang manajemen keuangan dan digitalisasi bisnis. Akibatnya, banyak UMKM tidak mampu bertahan dalam persaingan global.
Jika literasi ekonomi di kalangan pelaku UMKM ditingkatkan, mereka akan lebih mudah mengakses permodalan formal, mengelola risiko usaha, serta memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing produk mereka di pasar internasional.
Sebagai contoh, program UMKM Go Digital yang digagas oleh pemerintah telah membantu lebih dari 20 juta UMKM beralih ke ekosistem digital. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang ekonomi digital, pelaku usaha dapat memperluas pasar mereka ke luar negeri dan meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.
Literasi Ekonomi dan Stabilitas Finansial Nasional
Stabilitas ekonomi suatu negara sangat dipengaruhi oleh pemahaman masyarakat tentang sistem keuangan dan investasi. Kurangnya literasi ekonomi sering kali menyebabkan kepanikan di pasar, spekulasi berlebihan, serta meningkatnya kasus investasi bodong.
Data OJK mencatat bahwa sepanjang tahun 2022, total kerugian masyarakat akibat investasi ilegal mencapai lebih dari Rp109 triliun. Hingga tahun 2023, angka ini meningkat menjadi Rp139,67 triliun (Kabar Bursa, 2023).
Rendahnya pemahaman tentang investasi yang aman membuat banyak orang tergiur dengan skema money game atau investasi berkedok keuntungan tinggi dalam waktu singkat. Dengan meningkatkan literasi ekonomi, masyarakat dapat lebih kritis dalam menilai risiko investasi serta memahami pentingnya diversifikasi aset untuk menjaga stabilitas keuangan mereka.
Selain itu, pemahaman yang baik tentang ekonomi makro memungkinkan masyarakat lebih siap menghadapi gejolak ekonomi global, seperti inflasi, fluktuasi nilai tukar, atau krisis finansial. Negara dengan masyarakat yang memiliki literasi ekonomi tinggi cenderung lebih tangguh dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Upaya Meningkatkan Literasi Ekonomi dan Daya Saing Global
Tantangan literasi ekonomi dan daya saing global di Indonesia cukup kompleks dan saling berkaitan, sehingga membutuhkan dukungan pendidikan serta kebijakan yang memadai.
Peningkatan literasi ekonomi tidak bisa terjadi tanpa dukungan sistem pendidikan yang komprehensif. Saat ini, kurikulum pendidikan di Indonesia masih kurang memberikan penekanan pada pendidikan ekonomi dan keuangan sejak dini.
Beberapa negara seperti Finlandia dan Singapura telah berhasil meningkatkan daya saing ekonomi mereka dengan memasukkan literasi ekonomi ke dalam kurikulum sekolah.
Di Finlandia, anak-anak sejak usia 10 tahun sudah diajarkan tentang pengelolaan uang, investasi, dan konsep dasar ekonomi. Hasilnya, Finlandia menjadi salah satu negara dengan tingkat kesejahteraan dan daya saing ekonomi tertinggi di dunia.
Indonesia dapat meniru pendekatan ini dengan memasukkan materi literasi ekonomi dalam kurikulum pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Program pelatihan keuangan bagi guru, workshop ekonomi untuk siswa, serta kampanye edukasi keuangan berbasis digital dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan pemahaman ekonomi di kalangan generasi muda.
Selain pendidikan, daya saing ekonomi dapat didukung dengan penguatan sumber daya manusia melalui pelatihan keterampilan digital, bahasa asing, dan inovasi teknologi. Reformasi regulasi untuk menciptakan iklim bisnis yang lebih kondusif serta percepatan digitalisasi bagi UMKM juga menjadi faktor kunci dalam meningkatkan daya saing global.
Simpulan
Literasi ekonomi merupakan fondasi utama dalam meningkatkan daya saing global Indonesia. Dengan pemahaman ekonomi yang baik, masyarakat dapat mengelola keuangan secara bijak, mendukung pertumbuhan UMKM, serta menjaga stabilitas finansial nasional.
Selain itu, sistem pendidikan yang menekankan literasi ekonomi sejak dini dapat menciptakan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan global.
Untuk mewujudkan ekonomi yang lebih cerdas dan bangsa yang lebih kuat, diperlukan sinergi antara pemerintah, lembaga keuangan, akademisi, serta sektor swasta dalam meningkatkan literasi ekonomi masyarakat.
Dengan demikian, Indonesia dapat mempercepat pertumbuhan ekonominya dan memperkuat posisinya sebagai salah satu kekuatan ekonomi global di masa depan.
Penulis adallah Siswa SMA Negeri 1 Kota Lhokseumawe
0 Komentar