Pendidikan Unggul dan Anti-Perundungan, Langkah Baru SMAN 1 Lhokseumawe

Pendidikan Unggul dan Anti-Perundungan, Langkah Baru SMAN 1 Lhokseumawe

 

Sumber: Dokumen Pribadi

Lhokseumawe, 14 April 2025 Aula SMAN 1 Lhokseumawe dipenuhi semangat pada Senin pagi, saat sekitar 190 siswa, guru, dan tamu undangan berkumpul dalam acara sosialisasi anti-bullying sekaligus kelanjutan pembentukan Tim Pendidikan dan Pelatihan Vokasi. 

Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting,  seperti  Kasubbag Pendidikan Biro Keistimewaan Aceh dan Kesra Setda Aceh, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Lhokseumawe, Kepala Sekolah SMAN 1 Lhokseumawe, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana,   seluruh anggota OSIS dan siswa kelas X.

Acara ini bukan sekadar pertemuan biasa. Dengan tema besar menciptakan pendidikan unggul, kegiatan ini bertujuan memotivasi siswa untuk giat belajar, menghargai keberagaman, dan memperkuat pembiasaan pagi berupa pembacaan Al-Qur’an yang telah menjadi ciri khas SMAN 1 Lhokseumawe. Lebih dari itu, sosialisasi ini mengusung misi mulia: menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari perundungan (bullying).

         Sumber: Dokumen Pribadi

Dalam sambutannya, Plt.  Kepala   SMAN 1 Lhokseumawe, Haslina, S.Pd.   menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselenggaranya acara ini. “Semoga kegiatan ini membawa berkah dan menjadi langkah awal menuju pendidikan yang lebih baik,” ujarnya penuh harap.

Sementara itu, Bapak Supriariadi, S.Pd., M.Pd.  Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Lhokseumawe menegaskan pentingnya menghargai perbedaan sebagai kekuatan. “Keberagaman adalah harapan bagi kita. Dengan saling menghormati, kita bisa menciptakan sekolah yang aman dan nyaman, bebas dari pelecehan dan perundungan,” katanya. Ia juga berpesan agar siswa SMAN 1 Lhokseumawe menjadi teladan dalam menjaga harmoni sosial tanpa membedakan agama atau budaya.

Puncak inspirasi datang dari Kasubbag Pendidikan Biro Keistimewaan Aceh dan Kesra Setda Aceh Bapak Marzuki, SAg., M.H. Dengan gaya penuh makna, ia mengibaratkan hidup seperti air yang mengalir. “Air yang tergenang akan keruh dan kotor.  Begitu pula pikiran kita.  Jika kita tidak berpikir positif dan melihat keindahan, hati kita akan tercemar,” ujarnya. 

Dalam kesempatan  itu  Ia  mengajak siswa untuk menghapus budaya perundungan di Aceh dan menjadi generasi muda yang bersinar. “Saya ingin melihat remaja Aceh menjadi anak-anak hebat yang menghargai perbedaan tanpa celaan atau ejekan,” tambahnya dengan penuh semangat.

Acara ini ditutup dengan harapan besar bahwa siswa SMAN 1 Lhokseumawe akan menjadi pelopor pendidikan inklusif dan bermartabat. Dengan pembentukan Tim Pendidikan dan Pelatihan Vokasi, sekolah ini berkomitmen untuk terus melahirkan generasi unggul yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia.


Konstributor: Rizqia Asyifa Kandi.  Tim Jurnalistik SMAN 1 Lhokseumawe

Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar